Afandra Rafa Dirgantara

1K 88 18
                                        

Yoooo......

Afandra balik lagiii...

Oh.. iya sebelumnya Jan mengucapkan banyak banyak terima kasih karena udah banyak yang menunggu kelanjutan kisah afandra,semoga di manapun pembaca afandra selalu sehat dan dalam lindungan Allah SWT. Aamiin 🤲😊

Enjoy.....

***

BRAK....

BUNGH.....

PRAANG.....

" Arkh... "

Suara itu berasal dari jalan yang ada di depan,sontak Saddam segera melepas pelukannya pada fania,sang nyonya juga langsung terjingkat kaget dengan suara itu.

Terjadi kecelakaan didepan sana yang entah mengapa membuat dua orang dewasa yang masih berada didalam mobil tersebut merasakan perasaan yang tidak bisa mereka jelaskan.

Perasaan panik,sesak, khawatir juga sedih bercampur jadi satu dan itu sungguh mengganggu.

Fania menoleh pada Saddam yang kini terdiam sembari menghadap kedepan tepatnya pada kerumunan yang terjadi akibat kecelakaan sebelumnya.

" Mas... Perasaan aku nggak enak" fania benar benar merasakan perasaan itu perasaan khawatir dan juga panik entah mengapa.

Fania mengalihkan pandangan pada tempat dimana tadi afandra berada,disana ia tidak melihat lagi eksistensi afandra, seketika dirinya panik, benar benar panik, pikirannya kalut.

" Mas... Mas Rafa mas Rafa nggak ada,tadi Rafa disitu mas Rafa nggak ada gimana ini mas ...Rafa... Rafa... Rafa...anakku "

Fania berujar panik dirinya mulai menggigiti kuku jarinya sesekali memukul kepalanya sendiri.

Sedangkan Saddam netra pria dewasa tersebut menatap kerumunan didepan,tanpa mengindahkan racauan istrinya dirinya segera membuka pintu mobil dan segera menghampiri kerumunan tersebut.

Sadam tidak mengerti kenapa seakan tubuhnya bergerak sendiri menghampiri kerumunan tersebut,tapi ada rasa sakit khawatir dan panik yang entah kenapa sangat menggangu dirinya sejak saat dirinya mendengar suara tabrakan tadi.

Saat sampai dikerumunan tangannya aktif menghalau bibirnya berucap permisi karena ingin melihat bagaimana kondisi dari korban tabrakan tersebut.

Sampai akhirnya saat Saddam berhasil membelah kerumunan tersebut dirinya mematung,air matanya turun begitu saja melihat afandra tengah tergelatak di tengah jalan dengan keadaan kepalanya yang terluka dan mengeluarkan darah,mata afandra tertutup menandakan bahwa ia pingsan.

Sontak setelahnya Saddam berlari menuju tubuh afandra yang tergeletak tersebut dirinya menggotong tubuh lemas afandra masuk kedalam mobil.

Sontak fania benar benar syok dirinya membukakan pintu belakang mobil dan memposisikan dirinya untuk memangku kepala afandra.

Setelahnya Saddam berlari menuju kursi kemudi,dan langsung membawanya ke rumah sakit terdekat dirinya sungguh sungguh tidak ingin terjadi apapun pada sang buah hati,jagoannya,anak bungsunya.

Mobil tersebut melaju dengan kecepatan penuh sehingga mengakibatkan beberapa pengendara lain mengumpat karena mobil tersebut yang terkesan ugal ugalan.

Sadam tidak peduli dengan umpatan umpatan yang dilayangkan untuknya,sungguh sekarang Saddam hanya peduli tentang keadaan anak bungsunya,dirinya benar benar khawatir,ditambah tangisan fania yang kian keras karena keadaan afandra.

Sepuluh menit kemudian mobil sedan hitam tersebut terlihat memasuki area rumah sakit Husada.

Saddam dengan sembarang memarkir mobilnya dengan segera keluar dan membopong tubuh lemas afandra,fania dengan segera keluar dan berlari memanggil dokter dan suster agar afandra bisa segera di tangani.

Afandra Rafa .D.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang