ARD 2

1K 93 13
                                        

Yuhu.......

Enjoy.......

Hari sudah mulai gelap,sang matahari sudah digantikan dengan bulan,dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul enam sore.

Afandra sudah di pindahkan ke ruang rawat,sekarang afandra sudah berganti baju pasien dengan keadaan yang masih sama,luka di kepalanya dililit dengan kain kasa,beberapa luka akibat goresan aspal masih terlihat jelas dan juga luka yang ada pada pipinya dibiarkan terbuka karena memang hanya luka goresan luar dan tidak begitu dalam dan tidak mengharuskan untuk dipakaikan perban.

Fania,wanita itu masih setia duduk diam sesekali mengelus tangan afandra,sedari awal dirinya belum beranjak sedikitpun dari posisinya saat ini.

Sedangkan Saddam,pria dewasa tersebut sedang pulang mengambil kebutuhan untuk afandra dan juga fania di rumah sakit.

" Adek,Rafa, jagoannya mama,mama senang sekali sayang, akhirnya kamu bisa kembali ke pelukan mama,maaf ya sayang selama dua belas tahun ini mama tidak bisa menjaga kamu"

" Mama bener bener hancur saat kamu diculik saat itu sayang,mama benar benar nggak bisa melakukan apapun pada saat itu,maafin mama ya boy "

Ceklek

Pintu ruang rawat afandra dibuka dari luar, pelakunya adalah Saddam,pria tersebut kembali ke rumah sakit, ditangan sebelah kanan terdapat satu tas cukup besar berisi keperluan mereka di rumah sakit.

Sedangkan tangan kirinya terdapat plastik berlogo sebuah restoran cukup terkenal di Jakarta berisi makanan untuknya dan juga sang istri.

Sedari awal saat memutuskan untuk memantau anaknya dari jauh tadi pagi,dirinya dan fania belum makan sampai sekarang hari sudah malam. Saddam yakin istrinya belum makan apapun,dan mungkin istrinya tersebut tidak beranjak sedikitpun dari samping putra bungsunya.

Fania masih setia menatap anak bungsunya sehingga kehadiran sang suami tidak ia sadari,tangan putih itu terus mengelus tangan afandra, memberikan kenyamanan untuk putranya.

Saddam segera meletakkan tas juga plastik berisi makanan tersebut pada meja yang ada di sebelah kanan agak jauh dari ranjang pasien.

Setelahnya Saddam berjalan menghampiri sang istri dan anaknya yang masih terlelap tidur di ranjang rumah sakit tersebut.

" Mah " Saddam menepuk kecil pundak fania,menyadarkan wanita tersebut tentang keberadaannya.

" Eh... Pah sudah kembali,sejak kapan kok mama nggak sadar " Saddam hanya tersenyum untuk menanggapi ucapan fania.

Tangan Saddam masih setia bertengger di bahu kecil milik istrinya, memegang kedua bahu fania dari belakang.

" Mah makan dulu yuk.. mama belum makan dari pagi,papa udah bawain nasi goreng buat mama,ayok makan papa temani papa juga belum makan "

" Mama nggak lapar pah,mama mau disini aja,mama nggak mau jauh jauh dari Rafa "

Saddam hanya bisa menghela nafas, setelahnya tangan Saddam melingkar disekitar bahu milik istrinya membisikkan pelan kalau fania harus menjaga pola makan agar tetap sehat dan dapat menjaga anak bungsu mereka.

" Kamu makan ya,jangan sampai kamu sakit karena telat makan,nanti malah kamu yang dirawat sayang,katanya mau menemani dan merawat jagoan kecil kita,jadi mau makan ya heem "

Saddam memang berbicara sangat lembut pada istrinya semarah dan sekesal apapun kalau sudah menyangkut keluarga kecilnya dirinya adalah orang yang paling tenang dan bisa berpikir jernih.

Fania bimbang dirinya enggan untuk berjarak dengan sang bungsu walau sedikit saja juga dalam jangka waktu yang cepat.

Tapi apa yang dikatakan oleh suaminya juga benar dirinya juga tidak ingin malah dia yang jatuh sakit dan malah dirinya tidak bisa mengurus dan merawat anak bungsunya.

Setelah berpikir beberapa waktu wanita dewasa tersebut menganggukkan kepalanya pelan.

Saddam sontak tersenyum karena bujukannya itu direspon positif oleh sang istri.kemudian tangan Saddam perlahan melepaskan pelukannya pada bahu sang istri,menarik pelan tangan lembut lentik tersebut untuk membawanya ke sofa yang berada di ujung sebelah kanan,tempat yang sama Saddam meletakkan makanannya tadi.

Pasangan tersebut memakan makanan dengan diam dan bahkan terkesan cepat dan asal asalan, terlebih bagi sang nyonya dirgantara yang sejak dulu sudah diajarkan tata Krama dan juga sifat seorang wanita anggun sedari kecil,karena Memang fania dirgantara adalah putri seorang yang terkemuka.

Setelahnya keduanya menyelesaikan makan fania langsung beranjak kembali ke sisi sang anak,sedangkan Saddam membereskan sisa makan mereka, membuang Sampat bekas makan tadi.

***

Matahari sudah muncul sejak tadi,hawa sejuk pagi hari menyapa seakan mengajak mereka untuk memulai aktivitas.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi,dan disalah satu ruangan di rumah sakit sekarang terlihat seorang remaja yang masih berbaring dengan nyaman.

Mata milik remaja tersebut yang tadinya tertutup rapat kini mulai terbuka secara perlahan,mata itu mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk pada retinanya.

Menit berikutnya mata itu mengedar pada sekeliling, mencerna keadaan dan juga situasi,afandra ingat dirinya terserempet oleh pengendara motor kemarin.

Dirinya tidak tau siapa yang membawanya kerumah sakit, karena kemarin saat dirinya tiba tiba saja terserempet iya syok dan langsung pingsan setelahnya.

Sedetik kemudian afandra dengan buru buru bangkit dari ranjang pasiennya sedikit meloncat turun dari ranjang tersebut.

tanpa menghiraukan tangan kanannya yang tertancap jarum infus dirinya segera berlari menuju kamar mandi di ruangan tersebut.

BRAK..

PRANG....

tiang infus tersebut terjatuh menimbulkan suara nya yang keras dalam ruangan sepi tersebut.

Tanpa menghiraukan punggung tangannya yang berdarah akibat gerakannya yang tiba tiba dan menyebabkan tiang infus roboh,afandra malah lari terbirit-birit dengan tangan yang senantiasa memegang perutnya.

Ya .... Afandra mulas.

Perlu tau kalau afandra itu tipe orang yang selalu setor pada waktu subuh atau pagi,afandra bahkan pernah bangun jam tiga pagi hanya karena perutnya yang mulas tidak tau waktu.

Itu salahnya afandra juga sih karena  memakan mie level lima belas,sudah tau kalau dirinya jarang sarapan dan makan malah sekalinya makan afandra malah makan mi level ditambah minum es Boba dua gelas apa nggak kaget tuh perut.

Diruangan itu memang tidak ada siapapun karena tuan dirgantara yang tadi pagi pagi sekali ditelfon sekertarisnya untuk segera datang karena klien dari Australia sudah mendarat di bandara dan akan segera sampai di perusahaannya.

Sedangkan nyonya dirgantara sendiri sekarang sedang menebus obat afandra karena kemarin saat dokter meresepkan obatnya fania belum sempat untuk menebusnya,juga kemarin dirinya terlalu kalut dengan kondisi anaknya.

Sebenarnya entah kenapa Jan lagi malesssss banget ngetik, padahal udah ada ide....

Huwe ..... Gimana ini asli

Tapi apapun tetap sehat dan bahagia ya semua

Jangan lupa vote dan komen

Terimakasih sudah membaca 😚

Afandra Rafa .D.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang