Afandra 2

577 59 16
                                    

Yoo......
Maafkan daku atas keterlambatan ini,abis ada acara ke Jogja dan aku tipe orang yang mabukan kalo dikendaraan apalagi perjalanan jauh.... 😭😭

Lupakan yang diatas....

Enjoy............

Saat ini afandra tengah mengendarai motor Supra kesayangannya dengan santai,padahal ini sudah termasuk tengah malam,afandra keluar dari rumah besar keluarga dirgantara saat sudah pukul sebelas malam.

Saat selesai makan malam tadi tiba tiba afandra ditarik oleh tuan dirgantara menjauh dari sang nyonya.

" Saya harus mengatakan ini,saya nggak mau kamu bermalam disini,tapi saya juga nggak mungkin ngusir kamu,jadi saat istri saya sudah tidur kamu boleh pulang."

Afandra hanya melongo,tidak bisa mengindikasikan wajahnya saat ini,dirinya terkejut.

' orang gila mana yang nyuruh anak dibawah umur buat pulang malam malem,nggak dikasih tumpangan buat bermalam,nggak tau jalan juga gue anjirrr gimana pulangnya,mana udah jam sembilan lagi,asli kejam banget nih orang,cuma bapak dirgantara keknya yang speknya begini.'

" Lho Kalian kok berdiri aja ? Nggak pegel ? "
Saddam langsung melepaskan cengkraman nya pada pergelangan tangan afandra,terlihat tangan itu sedikit memerah.

' ni bapak bapak kenceng banget anjirr megangnya,dikira gue ayam apa ya,sakit Cok '

Lain dengan isi hatinya afandra tetap tersenyum manis walau kentara sekali kalau dipaksakan.

" Mas, kenapa nggak duduk aja sih ? "
Fania jelas kesal dengan suaminya setelah melihat afandra yang sedari tadi kakinya bergerak kekanan dan kekiri seperti orang yang sedang kecapean ketika berdiri saat upacara.

Tidak bukan itu sih sebenernya alasannya,memang dasarnya saja afandra tidak betah jika disuruh berdiri terlalu lama, kebiasaan saat dia berdiri kakinya Tidak bisa diam bahkan saat duduk pun kakinya masih saja bergerak.

Fania, nyonya besar itu membawa tangan nya merangkul pundak afandra,membawa tubuh itu untuk di dudukan ke sofa terdekat.

Fania masih setia duduk disamping afandra tanpa sadar bahwa perlakuan nya pada afandra menimbulkan hawa yang tidak enak terkhusus untuk Sadam suaminya.

Tangan sang nyonya yang tadinya berada pada pundak kini beralih melingkar pada lengan afandra dengan tangan yang bertautan,tangan afandra sedang digenggam oleh sang nyonya dirgantara.

' bangs*t asli lha mbok Yo udah tau kalo suaminya galak jangan pegang pegang gue... Sumpah merinding banget,itu mata apa leser sih tajam banget .... Pengen pulang..... '

Ya afandra gelisah karena sedari tadi dirinya benar benar ditatap tajam,dia kan tidak tau kalau suaminya orang yang ditolongnya itu galak.

Sadam mengalihkan pandanganya ke arah sang istri,sorot mata yang tadinya penuh amarah itu terganti dengan sorot mata teduh saat melihat istrinya.

" Sayang... Fania obatmu sudah diminum ?"
Fania yang mendengar itu tentu tidak senang,dirinya tidak mau meminum obat itu lagi,buah hatinya,anak bungsunya sudah disini.

Fania meminum obat itu sebelumnya karena dia tidak bisa tidur,kerena disaat ia tertidur mimpi itu kembali hadir,mimpi saat dia dengan lalai menjaga anaknya,mimpi dimana dia harus kehilangan anaknya saat pertama kali mereka liburan bersama.

" Mas apa apaan sih,aku udah nggak butuh obatnya,anakku sudah disini,lagi pula kalau aku minum obatnya nanti aku ninggalin Rafa,anak kita nanti sendirian mas "

" Tapi itu demi kesehatan kamu lho sayang,nggak baik menunda nunda minum obat "

" Nggak dibilang nggak mau juga,kenapa sih suka banget maksa " fania berujar penuh kesal saat lagi lagi sang suami menyuruhnya minum obat.

' ya Allah.... Berasa nonton drama secara langsung ini mah dari tadi lho.... Ya Gusti selamatkan hamba mu ini '

Afandra tertekan sungguh,melihat dua orang itu berdebat membuat tubuhnya yang memang lelah semakin lelah.

Untungnya seorang pelayan mendekat kearah mereka bertiga membawa tiga jenis minuman,kopi susu untuk sang tuan besar, Teh madu untuk sang nyonya besar dan satu gelas susu coklat hangat, afandra yakin kalau susu itu untuknya.

" Maaf tuan nyonya ini minumannya" ucapan pelayan itu sedikit gugup,karena mungkin ia merasa takut karena menyela perdebatan atasannya.

Tapi lain dengan afandra dia sangat sangat berterima kasih kepada pelayan tersebut karena menghentikan perdebatan kedua orang yang itu.

Lain halnya dengan sang tuan dan nyonya yang merasa di intrupsi saat itu,sang tuan yang langsung diam dengan wajah yang datar, sedangkan nyonya yang langsung tersenyum dengan paksa tanda terima kasih,karena bagaimanapun juga ia yang sudah meminta pelayan untuk membuat dan mengantarkan minuman untuk mereka.

Setelah pelayan tersebut meletakkan minuman untuk tuannya dan satu remaja asing itu,sang pelayan langsung undur diri,masih dengan tubuh yang kaku dan merinding karena aura yang dihasilkan dari tuan besarnya.

" Sayang, Rafa kamu masih suka kan sama susu coklat ? Dari kecil kamu tuh suka... Banget susu coklat sampe perut nya sakit kebanyakan minum susu " fania bercerita sembari terkekeh senang mengingat dulu anaknya yang suka sekali susu coklat,tangannya terulur mengambil gelas berisi susu coklat tersebut, di sodorkan di depan afandra.

Afandra hanya senyum tertekan sembari tangannya mengambil susu coklat tersebut.

" Makasih ya Bu.. " afandra memang manis bahkan dengan senyum canggung nya,pipi kirinya terdapat cekungan indah cacat pipi yang membuatnya tambah manis.

Tangan fania kemudian terulur mengelus rambut hitam milik afandra,bener bener halus.

Sedang tuan Saddam sendiri meminum kopinya dengan tenang,tapi sorot matanya bener bener tajam saat menatap afandra.

" Fania... Tehnya diminum ya,masa kamu nggak minum sendiri" Saddam berujar dengan senyum manis tapi membuat afandra merinding dibuatnya.

' Mak... Senyumnya kek boneka Mampang seremm.... '

" Ah.... Iya mas, sampai lupa keasikan ngeliat Rafa gemes banget " fania bener bener suka dengan afandra menganggap afandra adalah anak bungsunya yang hilang dua belas tahun lalu.

Setelah beberapa menit dengan keterdiaman tuan Sadam,dan celotehan cerita fania tentang masa kecil Rafa anak bungsunya,sedangkan afandra bener bener sudah tidak tahan berlama lama seruangan dengan tuan dirgantara.

Akhirnya fania mengeluh pusing dan mengantuk tapi tetap kekeh untuk mengantar afandra ke dalam kamar yang tadi ditempatinya.

***

" Akhirnya ya Allah hiks nangis banget gue... Tuh bapak bapak Facebook ngapain sih kurang kerjaan banget anjirrr .... Natap gue segitunya "

Afandra menggerutu menumpahkan segala keluh kesahnya karena sedari tadi menahan untuk tidak misuh misuh didepan bapak bapak Facebook katanya.

" Dikiranya kek novel, drama Korea kali ya,dari tadi disuguhi sama yang romantis,tiba tiba berubah jadi serem merinding buat gue tiba tiba debat apa nggak stres gue disini ? Belum ada sehari udah berasa jadi aktor gue kudu diem aja,yang biasanya kek toa tereak sana sini,mana gue kalem banget lagi tadi,patut diapresiasi sih,asli keren banget Lo afandra...... Bagus bagus tingkatkan prestasi mu ya,siapa tau bakalan jadi orang terkenal,bisa tuh bisa yuk bisa... "

Ya begitulah ya setelah afandra diantar ke kamar oleh fania dan Saddam,yang tadinya kalem sekali didepan dua orang tadi setelahnya dia cerewet sekali menggerutu dan juga menghayal,tak lupa membanggakan dirinya sendiri,maklum dia butuh dihibur kawan.

Maaf untuk keterlambatan update

Mau double update ?

Jangan lupa vote dan komen

See you 😉

Bye bye........

Afandra Rafa .D.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang