Dirgantara

1.2K 105 12
                                        

Yoo.....
Afandra comeback.....

Enjoy.....


"Assalamualaikum warahmatullah."

Afandra baru saja menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, menunaikan sholat isya dan juga meng qodho sholat Maghribnya yang tadi terlewat.

Afandra menyempatkan diri untuk berdoa dan membaca Al-Qur'an,ya walaupun ia harus membaca Al-Qur'an melalui aplikasi Al-Qur'an yang ada di handphone nya,karena afandra lupa untuk meminjam Al-Qur'an,dan juga afandra sebelumnya telah mencari ke rak serta laci tapi juga tidak ada juga.

Mau meminta tolong lagi meminjam juga afandra tau diri itu akan sangat merepotkan.

Afandra kemudian bangkit,melipat sajadah yang baru saja dipakainya, menyimpannya pada nakas yang ada di samping tempat tidur.

" Alhamdulillah ya Allah,engkau masih memberi hamba kenikmatan dan juga kesehatan untuk hari ini "
Afandra tersenyum sangat tulus, karena nyatanya afandra sangat bersyukur karena hari ini dia masih di beri kesehatan.

Tangan afandra terulur untuk mengambil baju ganti yang tadi tuan dirgantara antarkan padanya.

Setelahnya ia melangkah menuju kamar mandi dan mengganti bajunya.

Ceklek..

Pintu kamar tersebut di buka memperlihatkan wanita dewasa yang terlihat sangat anggun dan ayu padahal pakaian yang digunakan wanita tersebut tergolong sederhana.

Wanita tersebut adalah fania wanita yang ditolong afandra sekaligus juga sang nyonya besar dirgantara.

" Rafa... Adek,sayang kamu dimana nak ? Rafa nggak ninggalin mama lagi kan ? Rafa,sayang ?"

Suara itu terdengar cemas, khawatir dan juga ketakutan,takut jika afandra kabur dan meninggalkan dirinya.

Pandangan wanita tersebut meliar menatap sekeliling, walaupun raganya ditempat tapi pikiran nya sungguh penuh sesak dan berlarian kemana mana.

Fania sungguh takut anaknya kembali hilang untuk kedua kalinya,dirinya bener bener takut.

Mata dengan warna kecoklatan itu sudah berkaca kaca dan dalam satu kali kedipan mata cantik itu mengeluarkan air asinnya,mengalir ke pipi mulus sang nyonya.

Fania menangis, nyonya dirgantara menangis untuk afandra remaja laki laki yang baru ditemuinya beberapa jam lalu.

Afandra baru saja keluar kamar mandi bingung kenapa sang nyonya menangis,afandra memberanikan diri kakinya bergerak mendekati tubuh yang bergetar tersebut,tubuh itu luruh begitu saja sesaat setelah afandra memeluknya.

Mereka saling memeluk erat dan entah kenapa afandra juga menangis.

***

Dilain sisi,di meja makan keluarga dirgantara sang tuan besar,Saddam dirgantara pengusaha elektronik dan tambang, pemilik yayasan dirgantara yang sangat disegani sedang gelisah karena istrinya tak kunjung datang ke ruang makan.

Wajahnya menunjukkan kekhawatiran tapi ia tetap tenang dan tak beranjak sedikitpun dari meja makan,ia berfikir bahwa semenjak duabelas tahun lalu Memeng meja makan hampir selalu tak pernah diisi lengkap oleh keluarga.

Dirinya sibuk dengan pekerjaan dan juga sibuk mencari keberadaan anaknya yang diculik dua belas tahun lalu.

Sang istri sejak kejadian penculikan sang anak dua belas tahun lalu,sering sekali menyalahkan dirinya sendiri,selalu menangis dan hingga nyaris nekat melukai dirinya sendiri,sang nyonya sempat depresi dan mengharuskan dirinya berada di rumah sakit jiwa selama 3 bulan untuk rehabilitasi.

Setelah keluar dari rumah sakit sang nyonya kembali seperti semula walaupun kadang kala masih menangis ketika mengingat bungsunya.

Sedangkan putra sulung keluarga dirgantara,Arjuna rayyan dirgantara setelah kejadian dua belas tahun yang lalu tersebut menjadi pribadi yang tertutup karena keadaan,dirinya yang sehari hari selalu bermain dengan sang adik merasa sangat kehilangan.

Sampai akhirnya dirinya memutuskan untuk tinggal bersama kakek neneknya dari pihak ibu di London.

Kembali pada sang tuan besar, Saddam merasa kalau sang istri terlalu lama,ia memutuskan untuk menyusul sang istri ke kamar yang di tempati afandra.

Dengan langkah tegas terkesan buru buru sang tuan besar segera menyusul sang istri,saat membuka pintu masuk kamar tersebut Saddam malah melihat sang istri dan remaja tanggung itu berpelukan sangat erat di depannya.

Tuan Saddam langsung menghampiri kedua orang tersebut menepuk pundak sang istri.
Fania yang merasa tepukan di pundak nya beralih menatap sang suami,pelaku penepukan pada pundaknya.

Sang tuan besar terlihat sangat khawatir karena melihat sang istri tercinta bercucuran air mata.

" Sayang... Kamu nggak papa kan ? Jangan buat aku khawatir,hemm "

Tangan sang tuan besar terulur untuk menghapus air mata sang istri yang mengalir di pipi lembutnya.

" Mas... Aku nggak papa,aku cuma takut kalau Rafa hilang lagi,aku nangis karena nggak liat Rafa dikamar ini,aku cuma takut tadi mas, aku nggak papa."

Tangan sang nyonya terulur menggenggam tangan besar suaminya,meyakinkan tuan Saddam bahwa dirinya sudah baik baik saja,dirinya hanya khawatir akan kembali kehilangan Rafa.

' perasaan dari tadi gue disuguhi drama Mulu dah,bodo amat lah '

Afandra yang sedari tadi masih terduduk disamping sang nyonya memilih untuk sedikit menyingkir,tapi sang nyonya dengan cepat menarik tangan afandra untuk tetap berada disisinya.

Suasana canggung bagi afandra,karena lagi lagi dia harus merasakan ada tekanan tak kasat mata dari sebelahnya,dirinya hanya bisa pasrah.

" Fania.. ayo kita makan dulu ya,nanti keburu dingin nggak enak,tadi saya sudah meminta bi ani membuat ayam bakar kesukaan kamu "

Fania hanya mengangguk,kemudian ia memandang afandra tangannya menarik afandra untuk berdiri.

" Adek ikut makan ya.. sayang tadi mama udah pesen buat di masakin ayam goreng buat kamu,kamu suka banget kan sama ayam goreng,ayok kita makan yuk dek"

Tangan sang nyonya masih memegang erat tangannya langkah sang nyonya dirgantara tersebut terlihat cepat,buru buru karena tadi sempat menunda waktu makan malam.

Makan malam keluarga dirgantara selalu pada jam tujuh malam,dan ini sudah satu jam berlalu dari jam biasanya makan malam di keluarga dirgantara lakukan.

Saat sudah sampai di ruang makan,sang tuan besar langsung mendudukkan diri pada kursi paling ujung,sedangkan sang nyonya menyuruh afandra untuk duduk di sebelah kanan tuan Saddam.

Sedangkan fania sendiri nyonya rumah itu masih berdiri di antara tuan Saddam dan afandra,tangan nya dengan cekatan mengambil nasi serta lauk pauk untuk kedua orang tersebut.

' berasa kek raja gue, dilayani, diambilin makan juga, kalo di kontrakan mana ada yang ngelayanin kek begini. Hehehe....'

Tuan Saddam hanya diam,saat istri nya mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk afandra,selagi sang istri bahagia mengapa tidak.


Yoo....
Maaf untuk ketelatan update,karena kemarin bener bener sibuk karena ada acara dirumah dan belum sempet ngetik.

Semoga suka ya sama ceritanya
Jangan lupa vote dan komen 😉

Bye bye..... Have a nice day semua

Afandra Rafa .D.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang