part 8

2.3K 198 0
                                    

Sudah satu bulan berlalu. Haechan masih terlihat murung. Sekarang sudah tidak ada lagi yang menyayanginya. Bahkan sang ibu menganggapnya tidak ada. Hanya Jaemin dan bibi Kim lah yang selalu ada untuknya.

Pagi ini Haechan merasa mual. Dan juga pusing di kepalanya. Ia bolak-balik pergi ke kamar mandi untuk memuntahkan cairan yang tidak berisikan apapun, hanya bening.

Pintu kamar terbuka, menampilkan Jaemin yang setiap pagi selalu memeriksa keadaannya. Pria tampan itu langsung berjalan cepat ke arah kamar mandi saat mendengar Haechan muntah-muntah disana.

"Kau tidak apa?"
Tanyanya sambil memijat tengkuk Haechan. Haechan menggeleng pelan.

"Mau ke rumah sakit?"
Tanyanya. Haechan bisa saja merengek seperti anak kecil, dan menolak. Namun ia tidak ingin melakukan hal itu lagi. Jika ia menolak tawaran Jaemin, siapa lagi yang akan merawatnya nanti? Ia hanya bocah ingusan yang tidak mengerti cara mengurus diri.

Jaemin membawa Haechan ke dalam gendongannya. Menuruni anak tangga dengan perlahan. Youra yang melihat sang suami dan sang anak langsung memanggil Jaemin, namun pria itu menghiraukannya karena Haechan jauh lebih penting saat ini.




































Mansion mewah milik Jaemin itu sudah di penuhi oleh beberapa keluarga penting Jaemin. Mereka tengah membicarakan keberangkatan Haechan ke jepang, untuk menjauhkan anak itu dari Jaemin yang sekarang malah semakin melindunginya.

Pintu mansion itu terbuka. Menampilkan Jaemin yang masuk sambil menggendong Haechan di gendongannya. Di susul Guanlin di belakangnya.

"Jaemin!"
Youra beranjak dari duduknya. Namun Jaemin menghiraukannya.

"Jaemin, kami sudah membicarakan hal ini dengan serius. Kami akan mengirim Haechan ke jepang besok. Disana dia akan di rawat oleh paman dan bibi mu"
Ucap Junseo.

Haechan yang mendengar hal itu langsung mengeratkan pelukannya dengan sang ayah.

"Kalian tidak bisa melakukan itu"
Ucap Jaemin dengan raut wajah datarnya.

"Kenapa?"
Tanya sang ayah.



















































"Haechan tengah hamil sekarang"

























"APA!?"

Suara teriakan menggema ke seluruh ruangan itu. Semua yang ada disana menatap kaget kearah dua manusia yang ada di depan mereka.

"H-Hamil.."
Youra terlihat ingin pingsan saat mendengar kenyataan itu.

"Kalian tidak bisa membawanya pergi dari ku. Karena dia sedang mengandung anak ku. Aku tidak akan melepaskannya begitu saja"
Ucap Jaemin dengan tenang.

"Tapi kandungannya masih sangat muda. Kita bisa menggugurkannya!"
Ucap Youra.

Junseo yang mendengar itu langsung menatap tajam kearah Youra.

"Apa kau sudah gila? Kau ingin membunuh salah satu pewaris ku?"
Ucapnya yang membuat Youra langsung shock parah.

Junseo kembali menoleh kearah Jaemin.

"Baiklah, dia akan tetap berada di sini. Aku akan menganggap bayi yang ada di dalam kandungannya itu sebagai cadangan untuk pewaris ku nanti"
Ucap Junseo. Sedikit menyakiti, namun Lian terlihat tersenyum legah. Ia sangat menyayangi Haechan, bocah itu masih sangat muda. Ia sangat tidak tega jika melihat bocah malang itu yang harus di kerumuni oleh orang-orang seperti ini. Sepertinya sifat baik Jaemin merupakan turunan dari sang ibu. Dan bukan dari sang ayah tentunya.

































VannoWilliamsSuldarta

My Stepfather (NaHyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang