part 2

4.6K 282 0
                                    

Haechan pergi ke sekolah dengan di temani oleh Jaemin. Di sana juga ada sang ibu yang juga ikut bersama mereka karena Jaemin yang akan menemaninya mengecek kondisi tubuhnya.

Setelah sampai di sekolah mewah itu, Haechan langsung mencium pipi sang ibu. Lalu menoleh kearah sang ayah.

Jaemin hanya diam saja dan membiarkan Haechan mencium pipinya. Meskipun sekali lagi Youra kembali mendengus kesal karena hal itu.

Asal kalian tau saja, jika Haechan bahkan sudah pernah mencium bibir sang ayah tiri saat di hari pertama mereka bertemu. Dan itu merupakan ciuman pertama Jaemin selama hidupnya. Anak itu tidak sengaja mencium sang ayah karena semakin senangnya memiliki ayah baru. Tapi hal itu malah menjadi kejadian yang tidak bisa Jaemin lupakan begitu saja.
















































Sesampainya di sekolah, Haechan kembali mendapat perundungan dari semua murid yang ada di sekolahnya. Tidak ada satupun teman dari anak manis itu. Semua memusuhinya. Semuanya, bahkan banyak guru yang tidak terlalu peduli dengannya.

Andaikan saja Jaemin mengetahui hal ini, mungkin ia akan menutup sekolah itu.

Siang harinya, rapat itu benar-benar di laksanakan. Haechan menunggu sang ayah di ruang tunggu dengan murid yang lain. Mereka sudah berpasangan dengan orang tua mereka, hanya Haechan saja yang tidak memiliki siapapun di sisinya. Waktu rapat sudah mulai mendekat, namun kehadiran Jaemin belum terlihat sama sekali. Haechan tidak masalah jika sang daddy tidak jadi datang. Haechan bisa memaklumi hal itu, karena sang daddy pastilah sangat sibuk di kantornya.

Ruangan sudah mulai penuh dengan banyaknya orang tua yang berdatangan. Seorang guru terlihat mendatangi Haechan.

"Tidak ada yang menemani mu lagi?"
Tanya guru itu dengan wajah malasnya. Haechan hanya mengangguk pelan.

"Sebenarnya kau ini anak kandung atau bukan? Kenapa tidak ada orang tua yang menemani mu selama ini?'
Tanyanya sekali lagi. Pertanyaan yang seharusnya tidak di lontarkan dari seorang guru sepertinya.

"Lebih baik kau keluar. Karena hanya anak yang memiliki orang tua yang boleh masuk keruangan ini"
Ucapnya sambil menatap sinis kearah Haechan. Haechan kembali mengangguk dan hendak keluar dari ruangan itu.

Namun wajah terkejut para guru yang ada disana menghentikan langkahnya. Terlihat sang ayah yang tengah berjalan kearahnya dengan pakaian formalnya.

"Maaf, daddy sedikit terlambat"
Ucapnya yang berusaha tersenyum tipis untuk sang anak.

Haechan menggeleng pelan dan segera berlari kearah sang ayah. Memeluknya dengan erat, membuat Jaemin harus siap sedia menangkap tubuh ramping sang anak.

Seluruh mata yang ada di sana terlihat kaget.

Ternyata benar, jika Haechan itu adalah anak semata wayang dari Na Jaemin.

"Apa ada yang mengganggu mu?"
Tanya Jaemin saat melihat sang anak mulai menangis di pelukannya.

Haechan menggeleng pelan.

"Haechan hanya bahagia daddy datang.."
Ucapnya sambil sesegukan. Jaemin mengelus rambutya dengan lembut.

"Apa mama tidak pernah datang ke sekolah mu?"
Tanya Jaemin dengan wajah bingungnya.

Haechan kembali menggeleng pelan. Jaemin yang mendengar hal itu terlihat cukup kaget. Bukannya selama ini yang ia tau jika Youra sering pergi ke sekolah untuk menemui sang anak atau ikut serta dalam panggilan orang tua seperti ini. Tapi ternyata wanita itu tidak pergi sama sekali. Lalu kemana ia pergi selama ini?

"Berhenti menangis, hm?"
Kecupan lembut ia berikan pada rambut Haechan, membuat Haechan mendongakkan wajahnya lalu tersenyum bahagia.

"Terimaksih daddy.."

"Sama-sama, sayang"







































VannoWilliamsSuldarta

My Stepfather (NaHyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang