part 9

2.1K 195 0
                                    

Tubuh Haechan di turunkan di atas tempat tidurnya. Jaemin mendudukkan dirinya di samping Haechan sambil mengelus rambutnya dengan lembut.

"Masih mual?"
Tanyanya pada Haechan.

Haechan menggeleng pelan. Jaemin tersenyum lalu mencium kening itu.

"Maaf melakukan hal ini pada mu"
Ucapnya yang masih saja merasa bersalah. Haechan kembali tersenyum lalu menggenggam tangan sang ayah.

"Daddy, apa nanti Haechan akan punya adik lagi?"
Tanya anak polos itu. Jaemin terdiam. Kembali teringat betapa polosnya anak yang ada di depannya ini. Ia bahkan tidak tau jika ia sedang hamil saat ini.

"Bukan adik, tapi anak"
Ucap Jaemin yang kembali mengelus rambut Haechan.

"Anak?"
Haechan memiringkan kepalanya.

"Kamu sedang mengandung anak kita, sayang.."
Suara Jaemin begitu lembut membuat hati kecil Haechan menghangat.

"Berarti nanti Haechan punya anak dengan daddy?"
Tanyanya sekali lagi.

"Iya sayang, jadi kamu harus bisa menjaga diri agar tidak melukai bayi kita"
Ucap Jaemin. Rasanya ia begitu bahagia saat bersama Haechan. Bukannya memiliki cucu dari sang anak, pria itu malah mendapatkan anak kandung dari sang anak tiri. Sungguh aneh sekali kehidupannya ini.

Haechan yang mendengar perkataan sang ayah hanya bisa mengangguk saja. Meski ia tidak terlalu paham dengan apa yang Jaemin coba sampaikan padanya.





























Siangnya Jaemin pulang dari kantor dengan membawa salad buah untuk Youra yang tengah mengidam. Ciuman lembut ia berikan pada pipi sang istri yang menyambutnya pulang dengan wajah bahagianya. Ia langsung menerima salad buah dari sang suami dengan bahagia. Sebenarnya para pelayan di mansion ini bisa membuatnya. Namun Youra menginginkan Jaemin yang membelikannya untuknya.

Haechan yang baru saja turun dari lantai atas karena ingin makan siang. Di kejutkan dengan kahadiran Jaemin yang sudah pulang dari kantor di jam segini.

Jaemin yang memandangi wajah bahagia sang istri, langsung teralihkan dengan Haechan yang tengah berjalan perlahan di tangga. Kandungan bocah itu sudah menginjak 4 bulan. Dan Youra 5 bulan.

Jaemin langsung membantu Haechan untuk berjalan dengan perlahan. Membuat Youra yang melihatnya hanya menatap kesal sang suami.

Jaemin membawa Haechan menuju meja makan yang sudah berisikan Youra disana dengan salad buahnya.

Haechan menatap sang ibu sambil meneguk ludahnya. Sepertinya bocah itu menginginkan apa yang ibunya makan saat ini. Jaemin yang melihat tatapan Haechan, langsung mengelus rambut anak itu dengan lembut.

"Kamu mau juga?"
Tanyanya pada sang anak. Haechan mengangguk pelan.

"Aku akan membelinya"
Ucap Jaemin.

"Kamu mau kemana!?"
Pertanyaan Youra menghentikan Jaemin.

"Membeli salad buah"
Jawab Jaemin seadanya.

"Kenapa!? Apa untuk dia!"
Ucap Youra sambil menunjuk kearah Haechan, membuat Haechan langsung menunduk takut.

Jaemin berdehem pelan.
"Jangan berteriak, kau menakuti anak ku"
Ucap Jaemin.

"Anak mu? Kau masih menganggap dia anak mu?"

"Bukan hanya Haechan. Tapi anak yang ada di dalam kandungannya juga"
Ucap Jaemin dengan wajah tegasnya.

Youra yang mendengar hal itu kembali memanas. Ia langsung berdiri dari duduknya dan meninggalkan keduanya. Jaemin tidak terlalu peduli. Ia kembali menoleh kearah Haechan.

"Tunggu sebentar, ya"
Ucapnya sambil mengelus rambut Haechan. Haechan kembali mengangguk pelan.


























VannoWilliamsSuldarta

My Stepfather (NaHyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang