part 18

1K 142 2
                                    

Jaemin keluar dari kamar bersama dengan Haechan yang tengah ia tuntun jalannya. Pemandangan pagi-pagi ini benar-benar buruk untuk hati Jaemin yang sedang bahagia.

Terlihat sang ayah dan sang ibu yang bertamu kerumahnya. Belum lagi sang kakak sepupu yang ada di depannya saat ini.

"Anak itu lumpuh?"
Tanya Hayami dengan kesal. Saat melihat Haechan di antar Jaemin bahkan sampai tempat duduknya. Jaemin tidak menjawab dan masih membantu Haechan duduk dengan nyaman.

"Cih! Istri sah mu bahkan sudah hamil 8 bulan. Tapi kau lebih memperhatikan anak itu"
Ucap sang kakak dengan sinis. Jaemin hanya menatap datar dirinya.

"Kenapa papa dan mama ada di sini?"
Tanya Jaemin to the point saat melihat kehadiran kedua orang tuanya.

"Untuk melihat perkembangan kedua calon cucu ku"
Ucap sang ayah. Sang ibu hanya tersenyum lembut saat melihat Haechan menatap lapar semua makanan itu.

"Haechan lapar, sayang?"
Tanya Lian. Haechan mengangguk lucu.

"Tapi, ma. Aku hanya memasak ini untuk kalian"
Ucap Youra yang sedari tadi hanya diam saja.

Jaemin menatap nyalang sang istri.
"Apa maksud mu hanya untuk kami? Kau tidak memikirkan anak mu?"
Tanya Jaemin dengan kesal. Youra hanya diam namun wajahnya terlihat tidak peduli.

"Tidak apa daddy, Haechan bisa minta bibi memasak untuk Haechan"
Ucap sang anak. Jaemin mengelus rambut Haechan dengan lembut. Anak ini benar-benar sangat baik. Entah kenapa ia tidak menikah dengan Haechan saja sejak dulu.

Selesai sarapan mereka memutuskan untuk pergi ke ruang tamu. Ada yang ingin Junseo bicarakan pada mereka.

"Jika nanti anak Youra lahir dengan selamat. Aku akan menjadikannya penerus untuk ku begitupun sebaliknya. Tapi jika dua-duanya yang selamat, maka hanya anak Youra saja yang akan ku terima. Sedangkan Haechan, aku memutuskan untuk membawanya pergi ke jepang"
Ucap Junseo. Haechan yang mendengar hal itu langsung menggeleng pelan.

"Nggak mau! Daddy.."
Rengeknya.

"Cih bocah sialan! Sadar dirilah! Suami siapa yang sudah kau rebut itu!"
Teriak Hayami dengan kesal.

"Hayami, jangan ikut campur!"
Peringat sang bibi. Hayami hanya bisa diam saja.

"Papa tidak bisa memisahkan ku dengan Haechan. Dia hamil anak ku, pa. Anak yang ada di dalam kandungannya itu anak ku. Aku tidak akan membiarkannya pergi"
Ucap Jaemin dengan serius.

"Tapi Jaemin, kau sudah melakukan kesalahan besar. Mau di taruh dimana muka papa nanti jika semua orang tau yang sebenarnya"

"Persetan dengan semua itu! Aku serius mengatakan untuk jangan memisahkan ku dengan Haechan. Pa, aku sudah besar, aku bukan anak kecil lagi. Aku jauh lebih dari kata dewasa untuk papa. Bahkan perusahaan ku sudah ada dimana-mana. Hanya karena masalah ini tidak akan merusak reputasi ku!"
Ucap Jaemin yakin. Sang ayah hanya berdecih pelan, terlalu lemah untuk berdebat dengan anaknya ini.

"Jika papa berusaha menjauhkan Haechan dari ku lagi. Aku akan menarik semua aset yang ku miliki di korea selatan, dan membawa Haechan pergi ke jepang bersama ku. Aku juga akan menceritakan semuanya pada paman Juno, aku yakin paman pasti akan menerima pilihan ku"
Ucap Jaemin pada akhirnya. Hayami yang mendengar nama sang ayah di sebut langsung memicingkan matanya kearah sang adik ipar. Walaupun sebenarnya ia juga tau, jika ayahnya pasti akan mendukung keponakannya ini.

Sedangkan Youra menatap sang suami dengan tidak percaya bagaimana bisa ia tega meninggalkannya sendirian.

"Tapi Jaemin aku mengandung anak mu!"
Teriak Youra.

"Kalau begitu bersikaplah adil! Aku menyayangi anak ini. Dia tanggung jawab ku sekarang!"
Lalu setelahnya pria tampan itu pergi begitu saja sambil membawa Haechan bersamanya, meninggalkan seluruh keluarganya yang hanya bisa saling tatap di ruang tamu itu.








































VannoWilliamsSuldarta

My Stepfather (NaHyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang