Ini chapter keduanyaaaa...
Semoga kalian akan suka nanti yaaa..
🦋🦋🦋
Beberapa hari kemudian.
"Kapan kau pulang?" Suara Liam terdengar di ujung telepon.
"Aku tidak akan pulang malam ini," jawab Yeva. Dia menghindari sesuatu di trotoar sambil berbicara di telepon. Langkahnya berhenti di depan toko kue.
"Tidak pulang? Apa ada tamu penting lagi yang dikhawatirkan akan memesan makanan di tengah malam?"
Sambil menahan senyumannya, Yeva menjawab, "Benar. Ini tamu yang sangat penting, dan koki lain sudah pulang. Jadi aku dikorbankan untuk bekerja sampai besok pagi."
"Oke, kalau begitu kau harus memperhatikan kesehatanmu."
"Oke!"
Yeva bergegas memasuki toko kue yang cukup terkenal di daerah itu, dia berencana membeli kue kesukaan Liam untuk memberinya kejutan karena pria itu berulang tahun. Dia sengaja berbohong tidak akan pulang sampai pagi, untuk memberi Liam kejutan. Saat itu pukul sebelas malam, jadi pengunjung sudah mulai sepi dan toko akan tutup beberapa menit lagi. Dia memasuki toko bersama seseorang di belakangnya.
Yeva tiba di depan etalase dengan hanya beberapa kue yang tersisa. Pandangan Yeva tertuju pada cheesecake khas Jepang berbentuk bulat yang terlihat sangat menggugah selera dengan kelembutannya.
Dia menunjuk cheesecake bersamaan dengan satu tangan milik orang lain yang juga menunjuk kue yang sama dengan perkataan serempak.
"Saya pesan yang ini," kata Yeva dan orang di sampingnya.
Pelayan toko agak kebingungan, menatap Yeva kemudian orang di sampingnya. Karena cheesecake itu hanya tersisa satu dan mereka tidak akan membuatnya lagi sampai besok. itu adalah kue kesukaan Liam, dan Yeva bertekad harus mendapatkannya.
"Jadi, siapa yang lebih dulu? Cheesecake hanya tersisa satu," kata pelayan toko.
"Saya lebih dulu," kata yeva.
"Kita tiba secara bersamaan." Orang itu berbicara.
Suaranya rendah dan dalam, terdengar cukup angkuh. Samar-samar Yeva masih mengingatnya, nada yang terdengar angkuh ini mengingatkannya pada pria yang mengenakan jam tangan Patek Philippe di klinik Liam.
Sambil memasang senyuman, Yeva berbalik sambil mendongak. Pandangannya bertemu dengan tatapan dingin dari mata tajam. Itu benar-benar pria jam Patek Philippe bernama Xenon Maverick yang ditemuinya tempo hari.
"Saya memasuki toko lebih dulu, jadi saya berdiri lebih dulu di sini, Tuan," kata Yeva.
"Kau melihat ke arah lain selama beberapa detik dan aku sudah ada di sini untuk memesan kue itu." Pria itu tidak mau kalah, meski wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun, tapi tatapannya jelas dipenuhi oleh arogansi yang tak terkalahkan.
Yeva tertawa sumbang. "Haha! Hanya beberapa detik, kan? Saya lebih dulu tiba."
"Silakan pesan kue lain," kata pria itu lagi, kemudian berbicara pada pelayan toko, "aku ambil ini."
"Tidak, tidak. Saya lebih dulu tiba dan memesan ini."
Pelayan toko jelas dalam dilema, siapa yang akan dia dahulukan? Pria yang berdiri di depannya jelas seperti orang yang tidak boleh disinggung, dan gadis yang ada di depannya juga lebih dulu beberapa detik darinya. Namun, mereka memesan dalam waktu bersamaan, tidak ada yang tertinggal sedetik pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's the Cheater?
Romance(Steamy Romance 20+ 🌶) Yeva Stavros tak pernah menduga bahwa suatu hari dia akan memergoki Liam tunangannya berselingkuh dengan Alexa Maverick. Tanpa rasa bersalah, Liam memutuskan pertunangan mereka. Xenon Maverick merupakan CEO MV group, bercerai...