Yeva dan si hot daddy kambeeekkk...
Semoga kalian akan suka chapter ini yaaa...
🍕🍕🍕
Keesokannya Yeva bekerja sift pagi dan pulang lebih awal pada pukul empat sore. Dia sudah berjanji dengan pemilik unit apartemen yang akan disewakan, jadi koki yang lain mengizinkannya untuk pulang lebih awal.
Yeva hanya membawa satu koper yang dia seret begitu turun dari bis. Dia bertemu dengan pemilik apartemen yang merupakan seorang wanita karir dan muda, yang sudah membeli apartemen itu untuk disewakan.
Sebelumnya Yeva sudah melihat lokasi apartemennya, melihat-lihat tiap ruangan yang hanya ada ruang tengah dan satu kamar tidur, juga dapur yang menyatu dengan ruang makan. Di unit itu pun hanya ada satu kamar mandi. Apartemen itu sama dengan milik Roxa, hanya bisa ditinggali maksimal oleh dua orang yang merupakan pasangan. Lebih bagus lagi jika sendiri, karena akan terasa lebih sempit untuk memuat dua orang.
Seluruh ruangan kosong, hanya ada tempat tidur yang disediakan oleh landlady. Bahkan dapur pun kosong, dan si penyewa yang bisa mengisi sendiri seluruh ruangan dengan perabotannya.
Ketika melihat seisi ruang tengah yang cukup kecil dan kosong, Yeva bertanya pada landlady, "Apa saya bisa meminjam permadani?"
"Oh, bisa. Besok saya akan membawanya." Dia melihat koper Yeva kemudian meneruskan, "Apa Anda tidak membawa barang lain?"
"Saya tidak memiliki apa pun untuk dibawa," jawabnya yang sangat jujur, membuat Landlady tersenyum maklum. "Terima kasih, saya sangat senang bisa mendapat biaya sewa yang cukup murah."
"Hm, jika butuh sesuatu, kabari saya," balas si pemilik unit.
Yeva mengantar Landlady ke pintu, lalu kembali memeriksa seluruh ruangan. Dia sudah melihat apartemen ini sebelumnya, tapi belum memeriksanya secara menyeluruh. Pertama dia pergi ke dapur, tidak ada apa pun di sana––bahkan satu sendok pun tak ada.
Semua kran menyala dan air hangat pun tersedia. Dia memeriksa kamarnya yang memiliki satu ranjang single. Ada balkon berukuran dua kali satu meter dengan tangga darurat yang tersedia sampai ke bawah. Kamar Yeva berada di lantai empat tanpa lift, dan dia harus selalu menggunakan tenaganya untuk naik dan turun ke kamarnya.
"Tidak masalah, lagipula biaya sewanya murah," bisiknya untuk menyenangkan dirinya sendiri.
Yeva mengambil kopernya, membawanya ke atas ranjang dan membukanya. Dia mengambil sebuah teropong yang sering digunakan untuk mengawasi Xenon Maverick. Kemudian pergi ke balkon sambil membawa teropongnya. Angin sore di awal musim semi mulai terasa dingin, berembus menerpa wajah Yeva.
Gedung apartemen itu berada dekat dengan gedung sekolah yang tempo hari dikunjunginya. Namun gedung apartemen terletak agak lebih dekat ke area mansion keluarga Maverick, tanpa ada gedung lainnya yang lebih tinggi dan menghalangi. Pandangan Yeva segera terarah ke mansion keluarga Maverick dengan tanah luas yang dijadikan taman dengan deretan pepohonan yang seolah mengisolasi kediaman besar itu.
Yeva menggunakan teropongnya untuk melihat ke arah balkon kamar Xenon Maverick yang terlihat jauh lebih jelas dari sudut ini dibandingkan dengan di atap sekolah. Saat dia akan memperbesar pandangan, sebuah mobil muncul di depan gerbang mansion.
Debaran di jantung Yeva tiba-tiba meningkat ketika dia mengenali mobil itu. Tentu saja, dia sering mengendarai mobil itu ketika masih bersama Liam, karena itu memang mobil Liam. Kedua tangannya mencengkeram teropong dengan erat seolah bisa meremukkannya. Yeva ingin berhenti, tapi dia juga ingin melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's the Cheater?
Romance(Steamy Romance 20+ 🌶) Yeva Stavros tak pernah menduga bahwa suatu hari dia akan memergoki Liam tunangannya berselingkuh dengan Alexa Maverick. Tanpa rasa bersalah, Liam memutuskan pertunangan mereka. Xenon Maverick merupakan CEO MV group, bercerai...