Bab 17: Saya Pandai Menjilat, Mr. Xenon

2.8K 315 25
                                    

Yeva kambeeeekkk...

Semoga kalian masih suka, nambah suka dan makin gemes sama mereka. Wkwkwk...


🎀🎀🎀





Yeva berdiri di depan pintu dengan kedua tangan menahan tangan Xenon yang sedang membekapnya agar diam. Dia mendongak menatap pria itu dari bawah, tapi Xenon hanya balas menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang hanya terhalang oleh pintu diantara mereka.

"Xenon meninggalkan Sophia lagi." Itu suara Nyonya Maverick.

"Mereka bukan anak-anak, Ibu tak perlu menuruti keinginan Alexa yang menginginkan orang tuanya rujuk." Suara Xierro menimpali.

Xenon menatap pintu di belakang Yeva, mendengarkan obrolan adik dan ibunya di lorong, sedangkan Yeva masih dibekap di depannya. Yeva merasakan dagu dan bibirnya basah karena berkeringat, dia juga merasa agak pusing mencium aroma kolonye yang sangat memabukkan yang menguar dari tubuh Xenon.

Apa dia mandi kolonye? Pikir Yeva. Tidak, ini aroma orang kaya. Xenon benar-benar beraroma kemewahan.

"Alexa cucuku satu-satunya, dan kemungkinan jika Xenon dan Sophia rujuk, mereka akan memberiku cucu laki-laki."

Xierro tertawa. "Xenon bisa memberikannya tanpa menikahi Sophia lagi."

"Kenapa tidak kau saja? Kapan kau akan menikah dan memberiku cucu?"

"Oh tidak, pertanyaan ini lagi."

Nyonya Maverick dan Xierro sedikit berdebat di depan pintu kamar Xenon, dan Yeva masih dibekap oleh pria itu. Diam-diam dia membuka mulutnya sedikit, lalu menjulurkan lidahnya hingga menyentuh telapak tangan Xenon. Rasa panas, sesuatu yang lembut dan juga keringat di wajahnya memberikan sensasi aneh dan mengejutkan pada Xenon.

Xenon hanya menundukkan kepalanya memandang Yeva, menarik tangannya yang terasa terbakar dan basah, kemudian memicingkan mata memandang Yeva agar tidak berbuat macam-macam. Di sisi lain, Yeva masih menjulurkan lidahnya dengan wajah tak bersalah.

"Kau benar-benar tak terduga," komentar Xenon.

"Saya pandai menjilat, Mr. Xenon," balas Yeva sambil menarik senyum.

Xenon menggeram pelan dengan suara yang dalam, menaruh lengannya di pintu kemudian merundukkan wajahnya hingga tepat berada di wajah Yeva.

"Apa kau kucing?" bisik Xenon.

Yeva balas menatap Xenon dengan ekspresi menggoda. "Saya bisa menjadi kucing, anjing, patuh, keras kepala, seksi dan nakal. Tergantung situasi apa yang Anda inginkan, Mr. Maverick."

"Damn!" Xenon menggeram rendah seraya merundukkan kepalanya kian rendah. Dia meraih pinggul Yeva dengan satu tangan, menariknya untuk merapat ke tubuhnya sedangkan satu tangan menekan pintu.

Ketika bibir keduanya nyaris bertemu, pintu kamar itu diketuk dari luar dan Nyonya Maverick berbicara, "Xenon, apa kau di dalam?"

Xenon dan Yeva diam, dengan bibir nyaris bersentuhan. Napas mereka saling beradu dengan bibir Yeva yang terbuka sedikit.

"Bu, sudahlah. Mungkin dia sudah tidur." Xierro masih terdengar di luar.

"Aku harus berbicara dengannya mengenai Alexa. Pelayan rumah mereka bilang, akhir-akhir ini Alexa tidak ada di rumahnya pada tengah malam, dan Xenon membiarkannya."

Dua orang itu masih berbicara, dan Xenon masih bertatapan dengan Yeva. Bibir mereka nyaris bersentuhan, tapi Xenon menghentikannya. Suara Nyonya Maverick masih terdengar dan sedikit lebih kesal untuk memarahi Xierro.

Sebuah gagasan nakal melintas di benak Yeva. Dia mengulurkan kedua tangannya ke wajah Xenon, kemudian menariknya dan menciumnya. Bibir keduanya bertemu, dan Yeva dengan sengaja menggodanya, dia menjilat bibir Xenon dengan sensual. Dia pikir Xenon akan terkejut, tapi pria itu justru memperdalam ciumannya. Dia memegang kepala belakang Yeva, memagut bibirnya dan menyesapnya dengan dalam, hingga membuat Yeva mengerang.

Xenon mundur sambil menarik tubuh Yeva, mengangkat bokongnya dengan kedua tangan. Yeva tahu maksud Xenon, dan dia tidak menarik diri sama sekali. Dengan gerakan yang halus, tubuh Yeva diangkat oleh Xenon dengan kedua kaki Yeva yang melingkari pinggangnya.

Suara Nyonya Maverick berpindah ke kamar di samping kamar itu, diikuti oleh suara Xierro yang tak berdaya dimarahi oleh ibunya. Keduanya masih berbicara, tak menyadari bahwa di kamar sebelah mereka ada dua orang yang terlibat dalam ciuman panas yang tak terencana.

Yeva tidak menduga jika Xenon akan melangkah dengan cepat, menariknya dalam sebuah hubungan yang membingungkan. Bagi seseorang seperti Xenon, mungkin mendapatkan wanita mana pun sangatlah mudah. Namun bagi Yeva, mengejar pria seperti Xenon jelas tidak akan pernah mudah, karena status sosial dan lingkungan mereka sangatlah berbeda.

Selama pria itu mau menciumnya, itu menandakan bahwa dia tertarik. Selama Xenon mau memandangnya, dia bahkan akan menggunakan kesempatan ini untuk memikatnya. Mungkin ketertarikan Xenon hanya sebatas seksualitas, tapi kemungkinan sekecil apa pun akan Yeva gunakan untuk membalas dendam pada Alexa.

Dengan dilatari obrolan ibu dan anak di kamar sebelah yang hanya dibatasi oleh dinding kayu, Xenon menggendong tubuh Yeva dengan bibir yang saling menyesap satu sama lain. Xenon menjatuhkan tubuh Yeva di ranjang dengan tubuhnya di atas. Mereka masih berciuman selama beberapa saat, sampai Xenon meninggalkan bibir Yeva dan beralih ke lehernya. Tangan-tangannya berada di dada Yeva dan bersiap membuka kancing seragam kokinya, tapi tiba-tiba berhenti.

"Kau bau asap," celetuk Xenon tiba-tiba.

"Saya bau asap, daging sapi, keringat, bahkan bau saos," balas Yeva, untuk menegaskan bahwa dia adalah koki dan baru selesai bekerja.

Xenon menekan kedua tangannya di ranjang dengan kepala menunduk memandang Yeva, hingga rambut-rambut bagian depannya berjatuhan di wajahnya. Dia terlihat sangat seksi sekaligus mengintimidasi dengan wajahnya yang menggelap karena membelakangi lampu. Sedetik kemudian Xenon mengangkat tubuhnya dan berjalan ke arah pintu, membukanya lebar-lebar.

Dengan tanpa perasaan Xenon berkata, "Kalau begitu, kau pergi mandi lebih dulu. Aku tidak menyukai baumu."

Yeva memandang Xenon dengan wajah penuh senyum sambil berpikir, Dia pasti mau mengatakan bahwa aku bau orang miskin.

Yeva bangun, mengangkat tangannya kemudian menghirup aroma pakaiannya yang bau asap, daging dan berbagai macam bumbu. Sambil menggerutu dalam hatinya, Yeva turun dari ranjang dan berjalan menuju ke pintu. Sebelum keluar, Yeva menolehkan kepalanya pada Xenon sambil memasang senyum menggoda ketika pria itu menahan tangannya.

"Datang lagi pada pukul empat pagi," bisik Xenon.

Yeva tidak membalas apa pun, dia hanya melenggang pergi dengan senyum penuh arti. Datang atau tidak, tergantung mood-ku, itulah yang ada di wajah Yeva, dan Xenon hanya menggeram pelan.

Yeva berjalan di lorong tanpa menoleh lagi sampai dia mencapai tangga, dan berpapasan dengan Sophia Isla yang baru saja naik. Keduanya tak berbicara, dan berlalu di jalan masing-masing. Sophia Isla nampak anggun dan angkuh, sedangkan Yeva hanya berusaha menundukkan kepalanya untuk memberikan sikap sopan agar tidak dicurigai.


🎀🎀🎀


Aku tuh lagi ngetik 2 cerita sekaligus...

Kaia dan Aysar di Emir Want to Marry Me, dan Yeva-Xenon.

Kaia itu sangat pendiem, sangat kalem dan bener-bener penyendiri, jarang ngomong dan sangat sopan. Pas ngetik Yeva jomplang bangeeeett... 🤣

Vote dan komennya jangan lupa, see you next chapter, Muach! 😘

Who's the Cheater?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang