Bab 21: Sugar Daddy

1.4K 224 24
                                    

Yeva and her sugar daddy kambeeeekkk ...


🍕🍕🍕


Pria itu segera menarik wajahnya, meraih pakaian depan Yeva dan mulai mengancingkannya satu persatu.

"Kalau kau ingin bercinta, ini masih pagi," kata Xenon.

Yeva mengerjakan matanya dan seolah lupa bahwa dia sudah masuk dalam jeratan Xenon dan nyaris membuatnya gila. "Anda hanya melakukannya setengah."

Xenon menepuk bokong Yeva dan berkata, "Bangun."

Seolah tubuhnya mendengarkan perintah Xenon, Yeva bangun dari pangkuannya dan berdiri di depan pria itu. "Apa Anda sungguh tak mau melanjutkannya? Masih ada satu lagi?" tanya Yeva dengan heran.

"Aku ingin sarapan," jawab Xenon seraya melirik makanan di meja.

"Sarapan sebelum bercinta, atau bercinta lebih dulu sebelum sarapan?" tanya Yeva lagi. Dia berpikir, sudah terlanjut harga dirinya merosot di depan Xenon, sekalian saja dia berkubang di sana.

Xenon mengangkat pandangannya, menatap Yeva dengan tatapan tajam dan mengandung ejekan. "Apa kau selalu tak tahu malu dan selalu birahi?"

Yeva menghela napas nyaris putus asa mendengar perkataan Xenon yang sangat angkuh dan penuh cemoohan seperti biasanya. Dia pun membungkuk di meja, mengambil makanan dan mendekatkannya pada Xenon.

"Malah yang saya dengar, biasanya orang kaya yang selalu tampil berkelas, kenyataannya mereka seperti kawanan serigala di musim kawin. Apalagi yang saya dengar, mereka gemar pergi ke striptease club. Pergi ke pesta-pesta berkelas, dan menebarkan benih di mana-mana." Yeva berkata tanpa ada rasa takut, untuk menyeimbangkan perkataan angkuh dan merendahkan Xenon.

"Hm, memang seperti itu," balas Xenon dengan ringan seraya mengambil sandwich-nya.

Dia tak percaya, selain tak marah, Xenon malah membenarkan! Yeva menatap pria itu dengan pandangan seolah dia telah kalah telak dalam hal serangan balik secara verbal. Jadi sekarang, dia memikirkan ide lainnya untuk membuat Xenon segera menyukainya dan jatuh dalam dekapannya.

"Kemari," kata Xenon tiba-tiba, setelah dia menghabiskan separuh sandwich-nya.

Yeva mengembangkan senyumannya, kemudian mendekati Xenon dan duduk di pangkuannya.

"Aku tidak menyuruhmu duduk di sini," lanjut Xenon.

"Oh, maaf," balas Yeva, tapi tak beranjak dari sana.

Xenon mendecakkan lidahnya pelan dengan ekspresi menghina. "Jika kau ingin menggoda pria, lakukan dengan cara yang lugu."

"Tapi saya bukan gadis lugu," balas Yeva dengan penuh kejujuran.

"Kau juga bukan gadis penggoda," timpal Xenon.

"Diantara tengah-tengah itu," lanjut Yeva dengan wajah masih dihiasi senyuman. Jari telunjuknya berada di dada Xenon, menyentuh bagian leher kaosnya, lalu mengaitnya. "Daddy ..."

Xenon memicingkan matanya mendengar perkataan Yeva, tubuhnya terasa sedikit menegang dari bawah sampai atas, dan dia seolah menguatkan dirinya sendiri. pada akhirnya Xenon hanya mendengkus.

"Panggilan apa itu?" tanya Xenon.

Yeva masih menatapnya dengan senyum terpatri, kemudian mengulum bibi bawahnya. "Tidak suka?"

"Aku seperti mendengar Alexa memanggilku."

Yeva memasang wajah lugu dan terkejut. "Aku dan Alexa kan hanya terpaut lima tahun."

Who's the Cheater?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang