Bab 10 : Aku Butuh Yang Asli

2.3K 278 12
                                    


Yeva kambeeeekkk...

kemarin aku mau update tapi masih sibuk di rumah, hehe..

Semoga kalian masih suka yaaa, dan aku akan update lebih rajin dan rutin lagi. Kalau gak setiap hario, paling 2 hari sekali. Semoga ajah bisa update tiap hari yaaa...


🍕🍕🍕


"Apa kau serius?" Suara pekikan Roxa terdengar sampai ke ruang tengah. Dia berlari ke ruang tengah dengan wajah putih oleh masker, menatap Yeva yang sedang menonton televisi sambil meringkuk di sofa––yang kini menjadi markasnya untuk sementara dia menumpang.

Yeva mengulurkan kaki untuk menggeser tubuh Roxa yang menghalangi pandangannya pada layar TV. "Aku serius," balasnya. "Untuk apa aku berbohong."

Wajah putih Roxa mendekati wajah Yeva yang segera digeser oleh tangannya. Dia duduk di samping Yeva, meraih bantal di pangkuan Yeva lalu memangkunya sendiri. Wajahnya mungkin dipenuhi ketidakpercayaan di balik maskernya.

"Bagaimana dia bisa mengatakan bahwa dia pria yang tidur denganmu malam itu?" tanya Roxa dengan wajah ingin tahu.

Yeva mengedikkan bahunya, masih fokus menonton web series yang sedang menayangkan satu pasangan sedang berguling-guling di ranjang. "Aku juga tidak tahu, kenapa dia memberitahuku alih-alih berpura-pura tidak terjadi apa pun."

Roxa masih tak percaya. Dia pun kembali bertanya, "Bagaimana kesanmu terhadapnya? Apakah dia benar-benar hot juga saat di ranjang?"

"Aku tidak ingat apa pun," jawab Yeva lagi dengan tatapan yang benar-benar fokus ke TV.

Roxa merasa agak kecewa, dia melihat wajah fokus Yeva kemudian mendengar suara desahan dari televisi. "Kau sedang menonton porno?"

Dengan segera Yeva menoleh, menatap Roxa sambil memutar bola matanya. "Kau tidak bisa membedakan porno dan erotic romance?"

Roxa ikut menonton adegan satu pasangan sedang saling menelanjangi, kemudian mereka berciuman dan berguling-guling di ranjang. Saat kamera menyorot tubuh si pria, keduanya seolah lupa dengan obrolan mereka.

"Otot perutnya masih lebih bagus Liam," komentar Yeva.

"Kalau dengan Xenon Maverick?" timpal Roxa.

"Tidak tahu, aku tidak ingat. Bisa jadi dia lebih ..." Yeva menghentikan ucapannya, kemudian memandang Roxa dengan mata membulat. "Siang tadi dia menyentuh pinggulku. Aku bisa merasakannya!"

Roxa terlihat lebih bersemangat. "Merasakan otot perutnya?"

Anggukan Yeva tak kalah semangat. "Uh-hum! Sepertinya dia benar-benar menjaga tubuhnya, aku bisa merasakan otot lengan dan kekuatan cengkeramannya."

"Jadi, kau sudah sedikit mengingat tentang malam itu?"

Yeva berpikir sejenak, seolah hendak menumpahkan seluruh memori di otaknya tapi tak satu pun yang dia ingat tentang percintaannya bersama Xenon Maverick malam itu. Jadi, Yeva merasa bahwa sepertinya dia sangat mabuk, atau memang tidak terjadi apa pun malam itu. Seharusnya samar-samar dia bisa mengingatnya, meski semabuk apa pun dirinya.

Sambil mengacak-acak rambutnya Yeva merebahkan dirinya di sofa. "Aku sungguh tidak mengingat apa pun."

"Saat kau bangun pagi itu, kau merasakan sesuatu di tubuhmu?" tanya Roxa lagi, seolah berusaha memaksa Yeva mengingatnya.

"Aku hanya menemukan dia meninggalkan tanda merah saja di tubuhku. Aku tidak merasakan apa pun lagi." Berhenti sejenak, Yeva menatap Roxa dengan ekspresi jahil. "Jangan-jangan dia lebih kecil dari kekasih berbatremu itu."

Roxa mengerutkan dahinya tak mengerti. "Aku tidak punya kekasih."

"Kekasih setiamu, yang selalu bergetar itu," jelas Yeva dengan wajah jahil.

Begitu mengerti maksud Yeva, Roxa segera memasang wajah bangga. "Maksudmu vibratorku? Aku kan punya beberapa, dari berbagai ukuran. Yang kau lihat kebetulan yang kecil. Mau pinjam yang terbesar?"

"Tidak, terima kasih," jawab Yeva seraya menarik selimut sampai ke dadanya. Dia kembali menonton serial di TV tapi adegan sudah berganti. "Sampai di mana tadi?"

Roxa pergi dan tidak menjawabnya ketika Yeva memundurkan kembali tayangannya ke adegan sebelumnya. Saat itu adegan kembali ke bagian mereka melihat tubuh bagian atas si aktor pria, lalu adegan ranjang pun terjadi dengan berbagai sudut pengambilan video.

"Cobalah!" kata Roxa seraya melemparkan sebuah benda pada Yeva.

Sebuah kotak muncul di pangkuan Yeva. Tidak ada yang mencurigakan dari kotak itu, tapi Yeva sudah paham dengan isinya. Dia pun membukanya dan menemukan sebuah benda panjang yang didesain khusus untuk para wanita dewasa. Yeva menggenggamnya, kemudian memasukannya kembaIi dan menaruhnya di atas meja.

"Aku tidak sefrustrasi itu sampai membutuhkan benda seperti ini," tukas Yeva. "Untuk membalas dendam pada Liam, aku butuh yang asli."

Suara tawa Roxa terdengar seraya menjauh, diikuti oleh suara pintu yang tertutup. Yeva kembali membaringkan tubuhnya sambil memeluk bantal, menonton serial di layar televisi. Beberapa saat kemudian ponselnya berdering pertanda panggilan masuk. Yeva segera menerimanya sambil duduk.

Seseorang di telepon berbicara dan menjelaskan sesuatu padanya. ekspresi Yeva berubah senang dengan mata membulat dan bibir tersenyum.

"Oh? Mulai besok saya sudah bisa pindah?" Dia diam mendengarkan kembali, kemudian menjawab, "Baik, besok sore setelah pulang bekerja saya akan ke sana."

Usai menutup panggilannya, Yeva kembali memundurkan tayangan pada yang terakhir. Dia merebahkan kembali tubuhnya sambil memeluk selimut.

"Roxa, besok aku akan pindah," ujar Yeva dengan suara lebih keras.

Kepala Roxa muncul di pintu kamarnya. "Kau sudah mendapat apartemen baru? Memangnya punya uang?"

"Di dekat sekolah yang tempo hari aku datangi ada apartemen biasa. Salah satu pemilik unit menyewakannya, aku melihat iklannya di internet. Biaya sewanya murah, dan aku membayar untuk satu bulan pertama dari gajiku bulan ini. Nah, sekarang aku tidak punya uang untuk biaya makan."

"Ya ampun ..." Roxa hanya membalas singkat, dan pintu kembali ditutup.

"Tempatnya sangat strategis, dari kamar itu aku bisa melihat langsung ke arah balkon kamar Xenon Maverick," ujar Yeva lagi.

Tak ada lagi sahutan dari Roxa, karena dia dipastikan sudah tidur. Jadi Yeva pun meneruskan menonton seri di TV, tentang kisah romansa erotis yang membuatnya menggigit bibir sambil memeluk bantal dengan erat.


🍕🍕🍕


Vote dan komennya jangan lupaaaa...

See you next chapter, muach! 😘

Who's the Cheater?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang