15. Izin

138 13 0
                                    

Jangan lupa Vote dan Follow nya :D

🍃

Happy Reading!!!

Di sebuah ruangan tak terlalu besar disertai alat-alat kesehatan di area tersebut. Seorang pria dewasa memakai jas berwarna putih dengan nametag dr. di bajunya, terlihat sedang menjelaskan sesuatu yang serius. Altan dan Bunda berada diruangan tersebut dengan Dokter yang menangani Papah Altan ketika sakit.

Dokter memberikan sebuah jalan penyembuhan untuk Papah Altan. Berbincangan itu terdengar cukup serius hingga ruangan terasa tidak ada suara riuh.

"Jalan satu-satunya saat ini adalah melakukan operasi besar pada Pak Darmawan Buk," ucap Dokter dengan Jelas.
*DEGH*
Rasanya sangat memilukan saat kata yang dilontarkan oleh Dokrer. Bunda memegangi dadanya yang seketika terasa sesak. Apalagi mereka sangat tahu bahwa operasi di bagian kepala adalah operasi yang memakan resiko cukup besar.

"Lakukan yang terbaik untuk suami saya Dok," ujar Bunda berusaha untuk tegar dihadapan anak tunggalnya.
"Baik Buk."

***

2 jam selang telah berlalu, seluruh persiapan surat persetujuan untuk operasi Pak Darmawan telah siap. Sebelumnya pun Papah telah berganti pakaian operasi yang dibantu pakai oleh Bunda.

Kasur dengan pagar kecil di sisi kanan serta kirinya disertai infusan tertempel di tangan kiri Pak Darmawan, di dorong pelan menuju ruang operasi oleh beberapa suster.

Disana terlihat Zya sedang menenangkan Bunda, dan menyakinkan bahwa Papah akan berhasil melewati operasi ini.
"Bunda yang kuat ya, Papah pasti bisa jalani operasi ini," ujar Zya menenangkan Bunda Altan dengan nada yang sangat lembut.

Sedangkan Altan terus menopang tubuh Bunda yang sepertinya ingin tumbang akibat gelisah yang tinggi.

Sampai di sebuah ruangan yang dimana diatas pintu tersebut tertera tulisan
(r. operasi). Papah pun masuk ke ruangan tersebut dengan 2 dokter serta beberapa perawat lainnya.

Altan, Zya, dan Bunda menunggu Papah di depan Ruang operasi. ketiganya duduk dengan kegelisahan.
"Al, aku yakin Papah kamu pasti bisa lewatin semua ini," semangat Zya untuk Altan sembari mengelus lembut pundak suaminya.

Terlihat dari ujung lorong yang berada di lantai tersebut, Mamah dan Ayah Zya berjalan cepat menuju mereka bertiga. Setelah diberitahu oleh Zya bahwa Papah Altan dibawa ke rumah sakit akibat kondisinya yang memburuk, Ayah dan Mamah dengan cepat bergegas menuju Rumah Sakit.

"Al, kamu sama Zya ke kantin bawah dulu aja ya, dari semenjak pulang sekolah kalian belum makan kan?" tanya Bunda Altan.
Zya dan Altan mengangguk sebagai jawaban mereka berdua belum makan sejak sepulang sekolah.
"Iya ini sudah mau malam, kalian makan dulu aja nanti kalau sakit malah repot," sahut Mamah Zya.

"Yaudah Bunda, Mamah, Ayah, Altan sama Zya ke kantin bawah dulu ya," ucap Altan berpamitan pada Orangtua mereka.
"Iya hati-hati ya," ujar Bunda.
Altan dan Zya turun menggunakan lift, kemudian menuju kantin Rumah Sakit.

35 menit kemudian mereka telah selesai makan. Setelah keduanya selesai makan dan jam menunjukan pukul 17.50, Zya dan Altan menuju mushola yang berada di Rumah Sakit tersebut. Zya dan Altan menunaikan sholat maghrib kemudian tak lupa memanjatkan doa untuk keselamatan Papah.

Life With Him Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang