16. Durian

145 13 0
                                        

Happy Reading 🍃

*BRAK!!*

"Aww," ringis Zya memegangi tangannya yang terasa sakit. Beberapa buku paket pelajaran terjatuh tepat saat Zya tertabrak tubuh Lisa, yaitu teman Kesya. Dirinya jatuh bersama beberapa buku berat dan jatuh tepat mengenai tangan Zya. Terlihat disana Kesya sangar puas melihat Zya meringis kesakitan. Senyuman sinis itu terlontar diiringi pelototan mata tajam mengarah kepada Zya.
Kesya tersenyum sinis melihat Zya meringis kesakitan.

"Ups sorry, gue gak sengaja," ujar Kesya sembari menatap sinis Zya, bersama kedua temannya.

Terlihat sesuatu yang gaduh dari sudut mata milik Fabian, ia bergegas menghampirinya. Ia melihat Zya yang sudah tergeletak di lantai dengan buku yang berserakan.

"Kesya gua tau lu gak suka Zya, tapi bisa gak si gak usah nyakitin Zya!" ujar Fabian dengan tegas lalu membantu Zya seraya bangkit dari jatuhnya.
"Lo siapanya? ikut campur urusan kita," ucap Kesya menyilangkan kedua tangannya.

"Gua pacarnya Zya kenapa?" ujar Fabian sambil mendekap tubuh Zya.
Ketiganya membulatkan kedua bola mata mereka disertai kerutan kening di wajahnya. Sontak Kesya sangat dibuat kaget mendengar perkataan Fabian, begitu pun kedua temannya.

"Asal lo tau Fab, pacar lo ini kegatelan sama Altan, dan lo berdua tau kan kalau gua paling benci sama orang yang kegatelan sama Altan!" tegas Kesya memasang mata sinis.

"Kesya stop! gua sama Altan itu saudaraan, jadi lo gak usah mikir macem-macem," protes Zya.
"Ouh ya? gua gak percaya," lirih Kesya.
Zya mulai kesal dengan tingkah Kesya, ingin rasanya ia mendorong tubuh Kesya namun dirinya masih bisa menahan amarahnya.
Zya menatap dari ujung kaki Kesya hingga kepala dengan mata sinis diiringi senyuman kecut. "Lagian juga lo gak pantes buat Altan, lo tuh cewek gak tau diri tau gak!" sindir Zya tertawa dengan santat puas.
"SIALAN LO!" pekik Kesya.

Kesya dengan berusaha mendorong tubuh Zya, namun Fabian sudah terlebih dahulu menarik Zya agar berlindung di belakang tubuhnya.
"KESYA STOP!" teriak Altan menahan tangan Kesya yang sudah mengepal, bersiap-siap ingin memukul Zya.
"Gua sama Zya itu sepupuan, lo gak usah mikir macem-macem deh,lagi pula kita bukan apa-apa dan lo gak ada hak apapun buat cemburu!" ucapnya membuang napas kasar.

Dengan wajah yang penuh dengan emosi Kesya dan kedua temannya kembali kedalam kelas dengan
memasang raut wajah kesal.
"Awas ya lu anjing," sahut Kesya menunjuk wajah Zya menggunakan Jari telunjuknya.

"Kamu gapapa?" tanya Fabian khawatir.
Zya mengangguk sembari melihatkan tangannya yang sedikit membiru akibat tertimpa beberapa buku.
"Ke uks aja yuk, nanti aku kompresin," ajak Fabian merasa khawatir.
"Iya, makasih Fab," jawab Zya menuju ke ruangan uks sembari menoleh kebelakang ke arah Altan, lalu tersenyum tipis seperti memberikan kode untuknya. Altan yang mengerti maksud Zya, ia membiarkan Zya bersama Fabian telebih dahulu agar orang-orang disekitarnya tidak curiga.

Altan kembali masuk kedalam kelas, lalu memasang muka kecut andalannya mengarah kepada Kesya. Namun tetap saja Kesya membalas dengan sebuah senyuman manis, tetapi Altan tidak mempedulikan hal itu.

Sedangkan Zya serta Fabian menuju ruang uks untuk mengobati lengan Zya yang lebam.
"Lain kali kamu hati-hati ya kalau lagi deket circlenya Kesya, mereka tuh jahat banget," ucap Fabian dengan lembut sembari mengkompres tangan lembut Zya.
"Iya Fab, makasih ya," jawab Zya tersenyum simpul.

Tatapan penuh arti Zya dapatkan dari kedua bola mata berwarna coklat milik Fabian. Usapan lembut ia rasakan dipuncak kepalanya yang berbalutkan hijab putih. Tanpa sadar bibirnya terus saja tersenyum manis mendapatkan semua perlakuan hangat dari pria yang telah ia sukai selama ini.

Life With Him Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang