Udah Follow belum nih?
Follow dulu yaa jangan lupa Vote nya!●
●
●
Zya baru saja terbangun dari tidurnya. Semalam adalah sahur hari pertama Ramadhan. Seluruh siswa di liburkan selama 1 minggu kedepan mengingat bulan suci Ramadhan tiba. Namun Guru tetap memberikan tugas-tugas kepada siswa nya, bertujuan kegiatan dirumah diisi dengan hal yang bermanfaat.
"Hmm percuma aku libur lama, kalau gak bisa makan," gumam Zya.
"Bersyukur dong Zy, Kakak malah gak libur sama sekali," sahut Raina.
"Iyaaa bersyukur banget," jawab Zya tersenyum paksa.Daripada pagi-pagi ia sudah dibanjiri omelan oleh Kakak nya, lebih baik dirinya diam saja. Ka Raina sama cerewet nya seperti Mamah. Hanya Ayah dirumah itu yang bisa membelanya ketika dirinya sedang diomeli.
Zya membuka ponsel nya guna melihat informasi apa saja yang belum sempat ia baca. Ternyata Pak Heru memberikan banyak tugas terkait Ramadhan. Tidak hanya itu Zya juga diberikan tugas oleh ketua Rohis untuk memikirkan Agenda yang akan dilaksanakan saat Ramadhan disekolah nantinya.
"Nasib-nasib jadi Rohis, udah mah panitia kelas terus sekarang disuruh ngurusin agenda Rohis," gumam Zya pada dirinya. Tetapi ia teringat ada seseorang yang membuat dirinya menjadi semangat. Siapa lagi kalau bukan Fabian. Hanya Fabian lah yang membuat Zya bertekad untuk memasuki organisasi osis.
Zya panik melihat kearah jam di ponsel nya, menunjukan pukul 9 pagi. Bisa-bisa dirinya kena marah Mamah karena belum juga mandi.
Zya segera mengambil handuk nya kemdian menuju kamar mandi."Pagi nona mau dibuatkan air hangat untuk mandi," celetuk Mamah dengan maksud menyindir anak nya tersebut.
Zya tersenyum cengengesan.
"Tidak usah wahai ndoro ratu!" sedikit penekanan pada kalimat *ratu.
Benar saja apa yang ada dipikiran Zya, dirinya pasti akan kena omel Mamah."Kok bisa ya aku lahirin anak ini." batin mama dalam hati sembari mengelengkan kepala nya.
Selesai mandi, Zya segera menggunakan skincare nya. Tiba tiba saja adek Zya bernama Bella, menghampirinya. Zya memiliki 1 adek yang sangat menyebalkan, padahal jarak nya hanya 2 tahun saja. Saat ini Bella duduk di kelas 8 smp, ia juga sedang libur sekolah selama 1 minggu kedepan.
Jika dipikir-pikir karena Zya tiga bersaudara dan itu perempuan semua, akan banyak pertengkaran yang ada. Apalagi soal merebutkan skincare. Yang membuat Mamah mengomel setiap harinya.
"Kak minta skincare nya dong," ujar Bella tersenyum lebar.
"Enak aja.. beli sendiri, ini mahal tau," jawab Zya dengan sinis.
"Yaudah aku bilang Mamah aja kalau kaka pelit," sahut Bella sambil berjalan kearah Mamah.Zya hanya bisa menghela napas panjang melihat kelakuan adek nya itu.
"YAUDAH SINI!" ujar Zya.
"Yeayyy" jawab Bella tertawa cengengesan.Sementara itu, Raina sudah berangkat ke kampus lebih cepat dari biasanya. Lebih tepatnya karena sedang disibukan untuk persiapan menulis skripsi.
***
"Tenang ya, aku bakal bantuin kamu kok,"
"iya makasi Al, bye,"
"bye."Altan meutup telfon setelah banyak berbincang pada Laura. Altan masih saja mencari cara, agar kekasih nya itu terlepas dari skandal nya. Terlebih lagi Laura saat ini menjabat sebagai ketua osis, jadi skandal membuat nama baiknya menjadi buruk.
Altan masih saja menggerutu karena pertengkaran nya kemaren. Tetapi setelah dipikir panjang Altan tersadar kalau ternyata ada benar nya juga teman-teman nya bicara seperti itu.
Altan merasa menyesal sudah memperlakukan Zya dengan kasar apalagi dengan bentakan nya. Padahal Altan sangat tahu bahwa Zya, orang nya sangat lemah.*DRING!*
Altan mengangkat telfon dari teman kelasnya.
"Iya Brayen kenapa?"
"Panitia kelas gimana sih, rencanain bukber dong, kelas lain aja udah pada rencanain bukber dari sekarang masa kita enggak sih," ujar Brayen.dalam hati Altan menyuruh nya sabar, padahal baru saja hari pertama Ramadhan tapi Panitia sudah dibuat pusing. Dan kalau dipikir dalam osis saja belum ada Agenda Ramadhan, mengapa kelas nya ini sudah ribet dari sekarang.
"Iya nanti gua tanya yang lain dulu," jawab Altan.
Altan mau tidak mau harus menghubungi teman-teman panitianya tersebut. Walaupun sebenarnya mereka berempat masih bertengkar. Namun ini semua demi acara kelas mereka.
***
"ZYAA SINI KE DAPUR" teriak mamah menyerkit ke segala arah dalam Rumah.
"Iyaa mahh," jawab Zya tergesa gesa takut kena marah.Mamah menunjuk bakwan yang sedang ia goreng. Lalu memberikan osengan nya kepada Zya. Zya yang paham maksud Mamahnya itu, langsung melanjutnya menggoreng bakwan tersebut untuk mereka berbuka puasa bersama.
"DORRR"
"ISHH KAKAK KAGET TAU" ujar Zya diiringi lompatan kecil ketika ia di kaget kan.
Mamah menggelengkan kepalanya
melihat kelakukan kedua anak nya itu."Orang kalau masuk tuh salam, bukannya malah ngagetin adeknya," ucap mamah sambil menjewer kuping Raina
"Aww Mamah sakit tau," ringkis Raina sembari memegangi telinga nya yang memerah akibat jeweran Mamah.Zya tertawa puas melihat kaka nya kena omel.
"Kenapa kamu mau Mamah jewer juga?" ujar mamah memelototi mata Zya.
"Ehh enggak mah bercanda."Sementara Bella tengah asyik memainkan ponsel nya. Seperti Yang kita tahu, anak terakhir hanya menikmati hasil nya saja. Seharusnya Mamah juga omeli Bella, tapi Zya dan Raina tahu Mamah sangat memanjakan Bella dengan alasan masih kecil.
"Raina ke kamar dulu ya Mah,"
"Iya, habis itu langsung mandi ya," ujar mamahMamah melihat Zya yang sedang menggoreng sembari senyum.
"Kamu udah cocok kak," ujar Mamah.
Zya menatap Mamah nya dengan heran, entah apa yang dimaksud oleh Mamahnya."Hah?? aku gak ngerti," ucap Zya menekuk keningnya.
"Udah siap jadi istrinya Al-" pembicaraan Mamah terpotong karena Ayah memanggil.
"Iya Pah, nanti Mamah kesitu,""APAAA MAH!!" teriak Zya sambil menarik narik baju Mamah layaknya anak kecil.
"Ih apasi kak, kayak anak kecil,"
"AAAA MAMAH SI BIKIN AKU PENASARAN" ujar Zya seraya merengkek agar diberitahu oleh Mamahnya.Hampir saja Mila keceplosan pada anak nya itu. Bisa bisa kacau jika Zya mengetahui bahwa ia akan dijodohkan dengan anak teman Mamahny yang bernama Altan. Zya akan mengamuk pada saat itu juga.
Zya mengendus kesal. Dirinya dibuat penasaran oleh perkataan Mamah. Ia sebenarnya berpikir sesuatu hal apa yang di maksud Mamahnya. Namun jika di pikir pikir mana mungkin itu bisa terjadi. Terlebih lagi saat ini Zya baru menginjak kelas 10 SMA.
"Gak mungkin kan gue dijodohin kayak Ka Rana," gumam Zya sembari melanjutkan menggoreng bakwan lalu membuat es buah.
Dari arah belakang terlihat Mamah sedang memperhatikan anak gadisnya yaitu Zya. Mamah dan Ayah tersenyum simpul. Keduanya merasa bahwa Zya adalah istri yang tepat untuk anak teman mereka. Namun disisi lain juga, Mamah tak tega jika mengharuskan anaknya menikah diusia yang muda.
Ayah mengelus pundak Mamah dengan lembut.
"Anak kita pasti kelak bisa jadi istri yang hebat, kayak kamu contohnya," ujar Ayah mencolek dagu Mamah diiringi sebuah senyuman.
"Apasi Yah gombalnya udah telat," ucap Mamah cengengesan."Ekhmm," dengus Raina.
"Gak usah romantisan disini deh," cibir Raina.
"Yee yang jomblo mah gak usah diajak," sahut Mamah semakin mengeratkan tubuhnya ke arah Ayah.
"Dihh kata siapa aku jomblo,"
"Udah sana-sana makananya kalau dijodohin tuh diterima aja Ra," ujar Mamah mendorong pelan tubuh Raina agar segera menjauh.Untung saja, percakapan antara Mamah dan Ayah tidak terdengar di telinga Raina. Jika sampai terdengar, Raina pasti akan segera membocorkannya kepada Zya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Life With Him
Novela Juvenil~•Keadaan yang memaksa menikah dengannya di usia muda, dan banyaknya tantangan di rumah tangga yang harus mereka lalui•~ Nikah diusia muda adalah hal yang tidak diinginkan oleh Anak remaja yang masih menginjak sekolah. Terdengar dirinya akan dijodoh...