Chapter 7 : Tiba tiba

22 8 6
                                    

"Widya aku mau ngomong sama kamu, maukah kamu menjadi pasanganku untuk selamanya?"

Setelah aku mendengar kata itu aku langsung terbangun dari tidur ku.

"Jam berapa ini? Kok tiba tiba banget aku mimpiin Bhisma ya, biasanya gak pernah."ucap ku sambil memeluk erat bantal guling.

"BRAKKKK"

"Hah apaan tuh? Kok di luar kayak ribut gitu ya? Duh ku tinggal tidur aja deh, aku cek pas udah pagi aja."ucap ku sembari menarik kembali selimut dan bersiap siap tidur lagi.

Tak lama kemudian cahaya matahari mulai menyinari kamar ku. Aku segera bagun dari tempat tidur dan berlari langsung ke luar.

"Astaga siapa yang melakukan ini! Kurang ajar." Ucapku.

Pagi ku hancur setelah melihat warung hancur berantakan, tetapi untung etalase tidak pecah.
Aku segera memanggil kak Bagus untuk menolong ku membereskan tempat ini sampai bersih karena tidak mungkin aku menampilkan keadaan warung yang seperti ini di vlog teman kak Berlian.

"Loh ada apa ini? Widya kok bisa jadi begini?"ucap Bhisma sambil mematikan motor nya dan segera membantu kak Bagus untuk merapikan warung ku.

"Makasih ya Bhisma, kamu selalu mau nolong aku."ucapku sambil menahan air mata.

"Udah udah gapapa, jangan nangis dong nanti muka cantik nya ilang." Ucap Bhisma sambil mengelap air mata ku.

"Ada apa kamu kesini? Kabar Berlian gimana sehat? "ucap kak Bagus.

"Berlian sehat sih, tapi kok tumben kak Bagus nanya Berlian?"ucap Bhisma.

Kak Bagus mengambil lap untuk membersihkan meja lalu berkata, " Ya gapapa cuma nanya aja gimana keadaan Berlian, emang gak boleh?".

Setelah Pembicaraan itu selesai aku langsung mengajak Bhisma masuk sambil membuat sarapan dia ngobrol dengan kak Bagus.

"Bhisma, kamu suka sama Widya ya?" Ucap kak Bagus.

"Eh gimana jawabnya yah, kita bahas ini di luar aja yok kak."ucap Bhisma.

Mereka pun keluar dan mengobrol di warung

" Sebenarnya saya sudah suka sama Widya itu dari dulu mulai waktu ospek, tapi saya gak berani bilang siapapun, saya tau rumah Widya di sini, tetapi saya gak pernah komunikasi sama Widya sebelum ini, nah awal saya komunikasi ya waktu saya beli ayam cabai garam itu."ucap Bhisma.

Kak Bagus hanya diam sambil menatap seberang jalan.

"Oke bahas itu nanti saja, kamu ikut kakak sekarang."ucap kak Bagus yang tiba tiba langsung berlari ke seberang jalan.

" Ini kan gelas catatan pesanan di warung, kok ada di sini?"ucap kak Bagus.

Kak Bagus merasa ada yang tidak beres dan yakin ada hubungannya dengan kekacauan di warung, tetapi belum sempat menyelidiki, aku memanggil mereka untuk masuk dan sarapan bersama.

"Wow ini enak loh sayang."Ucap Bhisma

"Sayang?"tanyaku

"Sayang.... Kalau engga di jual di warung mu Wid." Ucap Bhisma sambil mengunyah makanan.

"Bener sih Wid kamu perlu menu berkuah jadi ada fariasi baru lagi?"tanya kak Bagus sambil senyum senyum sendiri.

Saat itu Bhisma langsung bertanya darimana aku dapat resep makanan untuk jualan, di situ aku langsung bilang kalau aku dapat dari buku resep buatan ibuku, dan juga nama warung itu mengambil nama ibuku juga.

"Ayam kuah ini enak banget loh Wid."ucap Bhisma.

" Aduh kok aku bisa keceplosan bilang sayang yah tadi. Mana kak Bagus udah langsung natap tajam aku."ucap Bhisma dalam hati.

Masakan Mama Pelangi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang