12

5.8K 449 40
                                    

15 Mei 2024.

Berjalan pelan menapaki koridor yang begitu sepi. Pintu pintu yang berada di lantai yang tengah Ia tuju, tertutup tanpa celah.

Rasa lelah membuat dia terus menghela nafas. Padahal aktivitas yang dia lakoni hari ini tak begitu berat.

Apa ini yang dinamakan faktor menua?

Terkekeh sendiri oleh karena jalan pikirannya. Gadis itu menggeleng membuyarkan lamunan sesaatnya.

Menghentikan langkah di depan pintu unitnya. Dibukanya untuk memasuki tempat ternyamannya untuk beristirahat.

"Cici? Udah pulang?" suara semangat dari gadis yang tak disangkanya akan menyambut kedatangannya begitu mengagetkan.

"Loh ge?" ekspresi kagetnya tak terbendung lagi. Bagaimana bisa gadis ini tak mengatakan jika akan berada di apartemennya?

Tapi mau apapun alasannya. Shani tak mempermasalahkan. Lagipula dengan melihat wajah cerah milik Gracia, segala kelelahan yang dirasakannya berlahan memudar. Sekuat itu manfaat kehadiran sang gadis disisinya.

"Hehe kaget ya?" gadis dengan gingsul itu tertawa renyah saat puas melihat ekspresi si pemilik rumah.

Dengan berlahan dia mendekat pada sosok yang masih terdiam mematung di depan pintu itu. Mengambil beberapa barang ditangannya untuk membantu. Dan hal itu berhasil menyadarkan Shani dari lamunan kekagetannya.

"Ini aku loh. Bukan hantu" dengan senyum manisnya dia kembali berucap tepat dihadapannya. Tak lupa mengelus kecil pipi kanan Shani dengan lembut. "Kaget kok segitunya"

"Tentu aja aku kaget, Ge. Kamu nggak bilang bilang kalau mau datang" akhirnya Shani mengeluarkan suara

"Maaf ya" di kecupnya bibir Shani sebelum melangkah lebih dulu masuk lebih dalam meninggalkan pintu. "Aku dateng cuma mau bawain makanan dari mama buat kamu" lanjutnya menjawab. Terlihat Shani mengikuti kecil di belakang. "Karena aku tau cici bentar lagi balik, ya udah... Aku putusin nungguin aja"

"Mama kamu masak buat aku?"

"Iya. Mama khawatir kamu makan diluar mulu. Nggak sehat. Aku juga khawatir"

Tersenyum kecil karena itu. Direngkuhnya reflek tubuh Gracia dari belakang. Mempersulit langkah tapi tak di tolak oleh pemilik tubuh. Dibiarkan Shani bergelayut manja saat dia memasuki kamar.

"Kamu nginep kan?"

"Nggak. Kan cuma mau anter makanan" jawab Gracia sembari meletakkan barang milik Shani di atas meja.

Poutan kecil hadir pada si gadis sempurna berbalut kemeja putih itu. "Kok tega biarin aku sendiri?"

"Loh? Kan biasanya cici juga sendirian"

"Tau ah, Ge. Nyebelin kamu" di lepasnya pelukan. Menghadirkan tawa pada yang lebih muda. Sesenang itu dia menggoda si pemilik hati.

"Iya. Aku nyebelin. Tapi sebelum lanjut marah, kamu mandi dulu. Aku bakal siapin makanan dari mama di dapur"

"Aku ngg-"

"Mandi, ci" potong Gracia karena dia tau bibir itu akan mengucapkan penolakan. "Kalau mandi sekarang, aku nginep deh" perjanjian dibuat.

"Huh?"

"Oh tetep nggak mau? Ya udah, aku pul-"

"Eh. Iya iya. Aku mandi, Ge" dengan itu akhirnya Shani mau juga masuk kamar mandi. Meninggalkan gelengan kecil dari Gracia akan kelakuannya.

Beberapa menit berlalu. Gadis cantik itu akhirnya menyelesaikan ritual mandinya. Dengan berbalut bathrobe dia keluar dan senyuman langsung menghiasi bibirnya.

After GraduationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang