16

11.1K 757 23
                                    

24 Mei 2024.

Tangisan memenuhi langit kala itu. Sedari tadi, awan hitam diatas sana tak kunjung meredakan kesakitan nya. Tak ada ketenangan untuk malam ini. Suara rintikan hujan yang menyapa menimbulkan suara yang cukup bising.

Dalam rasa lelah gadis berambut sebahu itu menghela kecil. Menatap rintikan yang mengaburkan jendela mobil yang tengah membelah jalanan.

Ingin sekali mata itu memejam. Ingin mengistirahatkan tubuhnya yang sejak subuh tadi terus beraktivitas tanpa henti. Tapi tanggung jawab lain menunggu didepan. Tak dipikirkannya tubuhnya sendiri sebelum semuanya berakhir.

Diangkat jemarinya di udara, meninggalkan guratan tertinggal di jendela yang basah. Bentuknya abstrak seperti isi pikirannya yang kini ikutan penuh.

Dalam pikiran lelahnya, deringan ponselnya mengisi backsound lain dari lagu yang sejak awal di putar oleh sang pengemudi. Yang senantiasa menemaninya seharian ini.

Senyuman terpasang. Melupakan sejenak rasa lelah saat membaca nama si pemanggil yang mengambil atensi.

"Hallo ci?" dengan nada lembut seperti biasa dia menjawab panggilan itu.

"Hallo sayang? Sudah di rumah?" suara yang sama lembutnya membalas dirinya.

"Belum. Ini masih dijalan" jujur si gadis yang kini melempar pandangan ke arah luar mobil yang masih memberikan pemandangan malam dalam tirai hujan.

"Ya udah. Kalau udah di rumah, langsung chat aku ya. Kerja aku di luar masih lumayan. Nanti kalau masih ada waktu, aku bakal ke rumah kam-"

"Ci, aku nggak pulang ke rumah" kalimat gadis itu dipotong. Menghadirkan keterkejutan bagi di penelphone di ujung sana.

"Loh? Mau kemana lagi? Tadi katanya pulang syuting langsung mau ke rumah"

"Maaf. Tadi rencana mau bohong sama cici. Tapi kayaknya nggak bisa"

"Ge~"

"Iya. Maaf. Makanya ini jujur. Aku mau ke theater" bibir bawah di gigit resah. Takut gadisnya di sebrang telpon benar benar marah karena keputusannya.

"Ngapain sayang? Udah malem ini. Sebaiknya pulang istirahat aja yaa.." tak ada nada marah seperti biasa. Tapi Gracia tau, gadis itu memendamnya.

"Um..cuma mau lihat anak anak latihan buat Shonichi. Sebentar aja kok. Boleh ya? Please~"

"Hah~ Ya udah. Boleh" kalimat yang sedari tadi diharapkan akhirnya berkumandang. Memangnya siapa yang bisa menolak kalau gadis manis itu sudah menggunakan suara menggemaskan nya? Shani jelas tak akan mampu menolak. "Tapi janji cuma sebentar yaa.. Aku tau kamu cuma mau lakuin tanggung jawab kamu. Tapi ingat kondisi tubuh kamu juga. Kamu butuh istirahat, sayang" nasehat mulai terdengar beruntun di pendengaran. "Dan aku nggak mau tau, kamu harus udah dirumah waktu aku ke theater"

"Huh? Cici mau ke theater juga malam ini?"

"Iya. Kalau pekerjaan aku sama teh melody disini udah selesai, Aku langsung kesana ngecek sebentar"

"Ngapain? Cari kesempatan ya kamu main saat yang lebih muda?" mempout sebal dengan jalan pikirannya sendiri.

"Aku nggak napsu sama yang muda. Maunya yang mateng kayak kamu"

"Dih mulutnya. Udah ah. Lanjutin pekerjaan kamu. Aku bentar lagi sampe"

"Iya iya. Aku tutup. Tapi ingat ya sayang, pulang sebelum aku tiba disitu" peringat Shani lagi.

After GraduationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang