11 Mei 2024.
Hari itu kebahagiaan nampak menyelimutinya. Tak ada keraguan padanya untuk menyunggingkan senyum merekahnya. Perasaan terlampau baik saat kedua bola mata cokelatnya memandangi seorang gadis yang baru tiba dengan senyum khasnya; menampilkan lesung pipi sedalam samudera itu. Menyapa dengan sopannya saat ada yang menegur.
Dalam benak bermonolog jika kegiatan hari ini akan baik baik saja selama mereka ada ditempat yang sama. Meskipun faktanya, ini adalah kegiatan terakhir mereka melakukan event bersama. Begitulah kata sang atasan yang masih memberikan kesempatan yang tak bisa didapatkan ex member manapun pada sang ex captain.
Elusan kecil di kepala lalu berpindah ke pipi menghilangkan lamunannya. Sosok gadis yang tadi dia pandangi telah berdiri dihadapannya dengan senyum yang sama.
"udah dari tadi disini?" pertanyaan itu terlontar dari bibir yang pernah mengecupnya dengan mesra itu.
"Iya. Jadinya aku kebagian di make up pertama"
"pantes cantik"
"Oh jadi kalau nggak di make up nggak cantik?" gadis itu merenggut sebal. Dia bersedekap dada tak memandangi sang lawan bicara yang kini tengah terkekeh kecil karenanya.
"Boleh cium nggak sih?"
"Cici ah. Mesum banget"
"Lagian kamu lucu kalau ngambek. Lain kali ngambeknya di tempat sepi aja ya. Supaya bisa langsung aku cium"
"Pelanin suaranya" reflek Gracia memukul lengan gadis cantik itu. Tapi cuma di balas tawa yang tak sedikit mengambil atensi.
Puas dengan itu, gadis yang lebih tinggi langsung memeluk. Tak bertemu sehari membuat dia tak bisa menahan kontak fisik ini.
"Banyak orang"
"Tau"
"Ya udah lepas"
Menurut. Kedua tangan yang semula melingkari tubuh yang sangat pas dengannya itu kini sudah menjauh meskipun dia tak puas.
Masih dengan tatapan yang sama, dia menatap si pemilik gingsul manis dihadapannya. Yang nampak gugup setelah menerima pelukannya.
"Nggak ada yang bakal mikir macam macam"
"Tau dari mana?"
"Insting" jawab pendek si gadis Indira yang nampak acuh pada tatapan beberapa orang yang berada disekitar mereka. "Trus ini mau ngapain? Ganti baju?" tanyanya lagi.
"Iya" angguk Gracia.
"Mau ditemenin?"
"Boleh emang? Kamu lagi nggak sibuk?"
"Nggak. Kan bukan kapten lagi. Udah nggak ngurusin member dan segala macamnya" jawab Shani. "Aku ngurusin kamu aja"
"Duh mulutnya Shani Indira Nasional. Manis banget" ledek Gracia yang kini harus mulai terbiasa dengan perubahan ekstrim gadis dihadapannya itu. Yang nampak begitu mudah mengeluarkan kalimat gombal padanya. Entah dia sadari atau tidak.
"Cuma sama kamu" balas Shani yang kini dengan lembutnya menautkan jemari mereka berdua dan terlihat membuat langkah beriringan mencari tempat berganti pakaian.
.Bersandar di sebuah dinding disebelah pintu cokelat yang tertutup. Shani, gadis cantik itu nampak diam bersedekap dada menatap bergantian orang orang yang lalu lalang di hadapannya.
Tak sedikit dia menerima teguran yang dibalas manis juga olehnya.
Mungkin ini sudah 15 menit lamanya semenjak dia berdiam diri disitu. Hingga akhirnya pintu yang tadinya tertutup rapat terbuka dan mengambil atensi.