CHAPTER THREE

19 6 1
                                        


Happy Reading everyone 🌹🤗

******

Suasana kelas Xl IPA1 yang hening, disebabkan para siswa sangat serius mendengarkan penjelasan dari Pak Arya yang sedang membahas tentang pelajaran sejarah. Mereka diam dan mendengarkan, karena Pak Arya akan menghukum setiap murid yang ribut dan tidak bisa menjawab pertanyaannya.

"Oke... Sampai sini ada yang ingin ditanyakan? " tanya Pak Arya kepada murid muridnya setelah menjelaskan materi.

"Tidak Pak"

"Oke, kalau tidak maka kerjakan soal di buku halaman 38 dikumpulkan hari ini sebelum istirahat kedua. Selesai tidak selesai harus dikumpul, jika ada yang tidak mengumpul kalian tahu kan apa resikonya"

"Iya Pak"

"Baik, Bapak tunggu silahkan sekarang dikerjakan." ucap Pak Arya menyuruh mengerjakan tugas yang diberikan oleh beliau.

Para murid mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Pak Arya dengan baik dan tanpa keributan.

"Jar lo udah selesai? Kok daritadi diem aja gak ngerjain tugas dari Pak Arya, lo tahu kan gimana Pak Arya? " ucap Daru lirih agar tidak terdengar Pak Arya, dia menanyakan itu kepada Fajar pasalnya, Fajar sedaritadi hanya melamun dan ternyata dia melamun sembari memperhatikan Senja.

"Hm, udah tinggal nulis"

"Oh, yaudah cepet tulis nanti keburu istirahat lo belum selesai"

"Iya iya ini gue mulai nulis kok"

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, Tiba-tiba saja bel istirahat berbunyi.

"Sudah jam istirahat silahkan dikumpulkan tugas nya" suruh Pak Arya kepada murid muridnya.

Satu persatu siswa mulai mengumpulkan tugas mereka dan keluar dari kelas karna memang sudah jam istirahat.

"Senja, Ray bapak boleh minta tolong?"

Mereka berdua hanya mengangguk saja.

Sembari tersenyum Pak Arya mulai menyuruh mereka membawa buku buku tugas para murid keruang guru.

"Terimakas-"

"Eh eh pak saya aja ya yang bantu hehehe" ucap Fajar tiba-tiba memotong ucapan Pak Arya dan mengambil buku buku tugas dari tangan Ray.

"Yaudah terserah kamu, ayo"

"Hehehe iya ayo Pak, ayo nja" ucap Fajar dan berjalan disamping Senja.

Disepanjang perjalanan menuju keruang guru, Fajar selalu saja menebar senyum karena bisa berjalan bersama Senja. Padahal Senja sendiri hanya memasang raut wajah datar. Setiap siswi yang melihat Fajar tersenyum mereka semua berteriak histeris, karna apa? Karna Fajar jarang tersenyum begitu manis seperti saat ini walaupun dia terkenal playboy.

******

Dikantin yang sangat ramai ke delapan remaja itu hanya memainkan handphone mereka sembari menunggu makanan mereka.

"Nja lo nanti pulang sama gue." ucap Fajar bukan meminta persetujuan tapi ini perintah.

"Hm terserah" jawab Senja singkat

Teman teman Senja sangat bingung mengapa tiba-tiba Fajar mengajak Senja pulang bersama.

"Lo gak bakalan ngapa ngapain Senja kan? " tanya Reny curiga kepada Fajar

Oh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang