CHAPTER SEVENTEEN

5 1 0
                                        

Happy Reading everyone 🌹
******
*
*
*
*
*

"Jar?, " panggil Senja yang bingung dengan Fajar yang hanya diam saja sejak mereka menaiki motor dari sekolah hingga lampu merah. Biasanya Fajar yang sangat antusias untuk memecah keheningan, dan sekarang Fajar hanya diam saja yang membuat Senja bingung.

"Kenapa?, "

"Ah gak papa kok. " ucap Fajar dan mengelus tangan Senja yang memeluk pinggang nya.

"Ada masalah?. "

"Engga kok, "

"Beneran?. "

"Iya sayangku, "

Keadaan kembali hening ketika motor mulai melakukan setelah lampu kembali hijau. Hingga akhirnya mereka berdua sudah sampai di depan rumah Senja.

"Lo gak papa? Serius?. " tanya Senja.

"Gak papa sayang, ciee khawatir yaa, "

"Gak boleh?. "

"Boleh kok boleh banget, " ucap Fajar dengan senyuman.

"Aku pulang ya. "

"Hm. Hati-hati. "

"Siap sayang ku, bye. " pamit Fajar sembari melajukan motor nya untuk pulang ke rumah. Senja yang melihat Fajar sudah pulang pun mulai memasuki rumah nya.

"Assalamu'alaikum, " ucapnya sembari membuka pintu.

"Walaikumsalam, kakak!. " seru Sean dari ruang keluarga.

"Hm?. "

"Kakak sibuk gak?, "

"Gak. Kenapa?. "

"Em bisa ajarin Sean ini gak? Susah, Sean gak bisa, " ucap nya dengan lesu.

"Oke. Nanti. "

"Yeayy!! Sean tunggu disini ya kak, "

"Hm." jawab Senja singkat dan langsung melanjutkan langkah nya menuju kamar nya untuk berganti pakaian. Setelah berganti pakaian, Senja langsung menuju ruang keluarga dimana Sean sudah menunggu.

"Yang mana?. "

"Ini kak, aku gak bisa, "

"Perhatikan dan pahami."

"Siap kak, " jawab Sean sembari memperhatikan Senja yang mulai mengerjakan tugas tersebut.

"Paham?. " tanya Senja setelah menyelesaikan tugas tersebut sembari memberikan buku tugas itu kepada Sean.

"Paham kak makasih ya, soalnya tadi gak dikasih contoh nya. "

"Hm." jawab Senja singkat dan berlalu menuju ke kamar nya untuk mengistirahatkan raganya.

Sesampainya di kamar, Senja menghela napas dengan kasar.

"Huh, kapan gue bisa yakin dan buka hati buat dia? Ini karna si si*lan itu yang buat gue membatasi diri buat ngerasain namanya jatuh cinta. Tapi... Gue juga pengen mencintai ataupun dicintai. Kasian dia tapi gue harus liat seberapa effort yang bakalan dia tunjukkin buat gue, dan seberapa tulus perasaan dia buat gue. Gue gak mau kecewa untuk yang kesekian kalinya. " ucapnya panjang lebar sembari mengamati foto dirinya dan Fajar yang sering mereka ambil.

"Terserah lah ikuti alur aja. " merasa badan nya begitu lelah Senja memutuskan untuk membersihkan diri setelahnya dia akan mengistirahatkan diri nya.

Di sisi lain, Fajar yang sedang nongkrong bersama teman temannya juga melamun saja sedaritadi.

"Jar lo kenapa?, " tanya Elgar sembari menepuk pundak Fajar agar berhenti melamun.

"Ah gak papa, oh ya menurut kalian nembak cewek di puncak bagus gak?, "

"Hah? Lo mau nembak cewek di puncak? Ngeri Jar ngeri, " ucap Elgar sambil bergidik takut.

"Apasih anj*ng!, maksud gue tuh gimana kalok gue nembak cewek waktu kita liburan ke puncak yang lo rencanain b*go!. " sungut Fajar sembari menggeplak kepala Elgar karena merasa kesal.

"Oh gitu, hehehe maaf ya kalok gue asal ngomong, lagian lo gak jelasin sih, "

"Bagus sih Jar menurut gue, apalagi tempat nya puncak yang pasti punya tempat wisata yang bagus dan vibes nya aesthetic buat nyatain perasaan, " ujar Daru.

"Yang di omong Daru bener. Menurut gue. " ucap Ray.

"Oke, thanks saran nya brothers, "

"You're welcome, Jar. "

"Pulang yok udah sore nih takut di cariin emak gue. "

"Ayok, " dan mereka semua pun mulai meninggalkan tongkrongan untuk pulang kerumah masing-masing.

"Senja lagi apa ya?, " ucap Fajar yang saat ini sudah ada di kamarnya.

"Senja Letta si gadis cantik pemilik mata coklat yang indah dan senyum tipis yang menawan yang membuat seorang Fajar Darleyn tergila-gila dan mengejar cinta nya. " ucap Fajar yang sedang mengamati foto mereka berdua yang ia bingkai dan di taruh di tembok, lebih dari lima foto mereka berdua yang Fajar pajang di dinding kamar nya.

"Aku bisa milikin kamu kan?, "

"Nja, cuman kamu yang bisa bikin aku segila ini, "

******

"Senja, " panggil Setya kepada putrinya.

Senja yang mendengar itu pun hanya menatap dengan dingin tanpa menjawab panggilan tersebut.

"Ayah mau bicara sebentar, "

"Cepat."

"Ah iya nak, begini ayah perhatikan dan ayah dapat laporan dari bik Nina kamu sering dianter ataupun dijemput sama laki-laki ya?, "

"Tidak ada urusan nya dengan anda. " ucap Senja dengan penekanan.

"Nak... Ayah hanya ingin dekat dengan kamu, apa itu gak boleh?, "

"Gak."

"Senja maafin ayah untuk semua nya ya... "

"Anda pikir dengan maaf, anda bisa mengembalikan bunda saya yang tiada karna anda?. " ucapnya mulai emosi.

"Senja itu semua bukan salah ayah. "

"Lalu salah siapa? Salah perempuan itu?. "

"Ini semua sudah takdir nak, "

"Tapi jika saja bunda saya kau bawa kerumah sakit dia tak akan  meninggalkan saya! Kau lebih memilih melakukan hubungan badan dengan perempuan lain ketika istrimu sedang sakit?!! SEBENARNYA KAU ITU PUNYA OTAK ATAU TIDAK?! JANGAN PERNAH MENGURUSI HIDUP SAYA JIKA ANDA MASIH INGIN SAYA DI RUMAH INI!. " ujar Senja penuh emosi dan berlalu dari ruang keluarga itu menuju ke kamar nya.

"Nak maafin ayah, ayah tidak tahu waktu itu bahwa bunda mu sedang sakit keras. Maafkan ayah nak, ayah sungguh menyesal. " ucap Setya lirih dan menatap nanar Senja yang sudah memasuki kamarnya.

******

Oh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang