Festival 1

997 134 6
                                    

Sadar kalian beda agama dan dimensi ^^

____________________

Siangnya saat jam pulang sekolah, [m/n] bergegas merapihkan mejanya dan berlari keluar. Teman-temannya yang melihat [m/n] buru-buru bingung mengapa ia buru-buru sekali.

Saat ini [m/n] sedang berlari menuju taman takut-takut DG datang duluan / sudah menunggu lama.

Beberapa menit kemudian [m/n] telah sampai di tempat pertama kali ia bertemu DG. [m/n] mengatur nafasnya karna terus-menerus berlari. Ia menaruh tasnya dan duduk di samping tasnya. Dirinya bersandar dan melihat langit cerah siang hari.

"Gila capek banget aku. Untung aja DG belum dateng, kalau udah terus nunggu lama gimana!? Bisa-bisa aku metong di tempat," monolog [m/n] tanpa tau orang yang dibicarakan mendengarnya tak jauh dari situ. DG menyentil dahi [m/n] membuat si empu dahi meringis.

"Akh! Oi ramah dikit kek!! Dateng-dateng nyentil dahi orang," gumam [m/n] sembari mengusap dahi nya yang terasa perih. DG tak menghiraukan keluhan [m/n] dan beralih duduk di samping [m/n].

"Salah sendiri membicarakan orang sembarangan," ujar DG menatap datar [m/n].

"Memangnya tidak?" tanya [m/n] sedikit berharap.

"Tergantung sih..." jawab DG asal.

"Tuhkan!!" kesal [m/n]. Tebakannya benar ternyata, untung dia sampai duluan.

[m/n] melepas jam tangan milik DG lalu memberikan nya kepada pemiliknya, "nih."

DG menerimanya, "padahal tidak apa jika kau mau..." ujar DG melihat jam tangan miliknya yang sudah kembali ke tangannya.

[m/n] mengusap tengkuknya, "Yah jika mau aku bisa membelinya saja, aku ga enak kalau mengambil barang orang lain," ujarnya.

DG hanya terdiam mendengar jawaban [m/n]. DG beranjak pergi karna urusan yang menumpuk. [m/n] mengangguk mengerti, "semangat kerjanya~" DG hanya mengabaikan [m/n] dan langsung pergi membuat [m/n] kesal, 'minimal di jawab anj, ga ada ramah-ramah nya ni orang,' batinnya.

____________________

[m/n] saat ini sedang rebahan di rumah nya memikirkan sudah masuk chapter mana karena seperti masih lancar-lancar saja, 'ini masuk chap mana sih, kan tadi katanya Vasco ga masuk sekolah terus belum ada kabar berarti udah berantem ama phs kan? Berarti sekarang...oh! Ulang tahun phs!! Astaga gimana bisa gw lupa cok, duh beliin apaan ya buat tuan berbadan dua ini...kalo baju kan ga mungkin, dia udah dapet banyak dari Jay hmmmmmmmmm... Buntu anjir kaga pernah ngasih hadiah gw ke orang lain, masa iya gw kasih alkohol kaya gw ngasih ke si lele kan gak mungkin... Phs anak baek baek gak kaya lele ama gw.' Setelah [m/n] berkutat dengan pikirannya cukup lama ia memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan sembari memikirkan arc selanjutnya agar dapat membeli barang yang sedikit berguna.

____________________

[m/n] kini sedang makan es krim di taman, ia sudah selesai membeli barang untuk membuat hadiah ulang tahun seok dan akan membuatnya malam ini. Ia memutuskan membuat gantungan kunci rajut berukuran kecil yang menyerupai phs. Gini-gini dia bisa nge rajut berkat mama nya yang pernah mengajarinya saat ia kecil dulu.

____________________

Esoknya [m/n] akan memberikan hadiah itu ke Seok di sekolah. Ia membuka pintu kelas dan menyapa teman-temannya lalu menuju meja Hyung Seok.

"Hyung Seok, ini," ujarnya sembari memberikan gantungan kunci yang semalam ia buat.

Hyung Seok menelengkan kepalanya bingung, "ya? Untuk?" tanyanya.

"Hadiah ulang tahun. Maaf hanya ini, aku ga bisa buat hal lain selain ini," ujar [m/n] sembari mengusap tengkuknya.

Hyung Seok tersentuh mendengarnya, "terimakasih [m/n], aku sangat menyukainya. Akan aku gantung di tas ku dan ku bawa kemanapun!" ujar Hyung Seok sembari memperhatikan gantungan kunci itu.

Fire. Lookism x Male Reader.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang