Murid baru

1K 142 38
                                    

Jangan menilai buku hanya dari sampulnya.

____________________

Drrt Drrt

DG meraih handphonenya yang berada tak jauh darinya. Ia melihat nama kontak itu, wajahnya seketika berubah menjadi masam.

'Jonggun is calling'

"Apa?"

Jonggun.
"Aku punya kabar buruk dan baik. Mau yang mana dulu?"

"Terserah."

Jonggun.
"Huft...[m/n] menghilang dari lusa kemarin."

Tubuh DG tersentak, ia hampir saja membanting gelas yang ia pegang. Ia menenangkan dirinya lalu bertanya.
"Lalu kabar buruknya?"

Jonggun.
"...Serius?"

"Oke, sorry. Then? Kabar baiknya?"

Jonggun.
"Dia sudah ketemu."

"Oke? Bagus dong?"

Jonggun.
"Di penjara anak."

Tubuh pria cantik itu menegang. Penjara anak katanya? Apa yang anak itu lakukan sebenarnya sampai-sampai masuk penjara?! Namun ia harus tetap cool di depan orang... Meski percuma karna Jonggun mendengar suara gelas yang dibanting dari DG.

"...apa?!"

Jonggun.
"Dia ditangkap karna anak itu telah membunuh seseorang."

"Wow? Muridmu tuh, Gun."

Jonggun.
"Kau... Huft. Aku tau kau cukup dekat dengan anak itu, kayanya?"

"Ngga dekat."

Jonggun.
"Terserah. Niatnya aku mau minta tolong pada Jungoo tapi aku baru ingat dia sibuk di daerah lain. Dan aku juga sedang sibuk mengurus bisnis ku."

"Huft... Shareloc alamatnya. Aku segera kesana."

Jonggun.
"Ya. Btw, kau benar-benar gak tahu ya? Apa ku rebut saja dia? Katanya kamu suka? Sepertinya udah ngga ya? Jangan terlalu tsundere kalau gamau direbut ya."

"Tutup mulutmu bajingan."

Telepon dimatikan secara sepihak. DG bergegas pergi ke alamat yang telah dikirim oleh Jonggun. Ia membatin saat diperjalanan, 'apa yang kau lakukan sih bocah?! Ck... Aku juga kenapa sih?! Selalu saja seperti ini... Apa benar...'


























'...aku menyukai bocah gembel itu?... Tidak! Aku masih normal!!'

____________________

"Tidak bisa untuk sekarang, tuan."

"Kenapa?! Saya walinya! Biarkan aku bertemu dengan [m/n]."

Orang dari pihak kepolisian itu menghela nafas. Ia kembali bersuara, "maaf tuan. Kami tidak bisa mengabulkan nya, karna kondisi mental anak itu sedang tidak stabil. Sepertinya dia mengingat sesuatu yang memicu traumanya. Untuk menghindari hal buruk, dia belum diperbolehkan bertemu seseorang untuk sementara waktu. Lagipula anak itu berkata ia tidak memiliki wali."

DG menggeram kesal, "saya akan membayar berapapun itu!"

"Huft... Meski begitu. Anak itu pasti akan dalam pengawasan pihak terkait dan berkemungkinan besar ia akan dikirim ke dalam rumah sakit kejiwaan."

DG tersentak, 'apa maksudnya ini... [m/n]... Memiliki masalah kejiwaan??? Anak itu?... Yang benar saja, sialan!'

"Lagipula... Dia juga menolak untuk dibebaskan saat ini. Kami tidak mengerti mengapa. Tapi dia bersikeras untuk tetap tinggal disini."

Fire. Lookism x Male Reader.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang