Dua bulan telah berlalu, rumah tangga Shisui aman dan damai, kini mereka sedang bersiap-siap untuk merayakan ulang tahun pertama anak mereka yaitu si kembar Raiden dan Reiji.
Persiapan dimulai beberapa minggu sebelumnya dengan Shisui yang mencari dekorasi yang sempurna dan Sakura yang merencanakan menu makanan lezat untuk para tamu. Mereka ingin membuat acara ini menjadi kenangan yang indah untuk Raiden dan Reiji, juga untuk keluarga serta teman-teman mereka.
"Shisui, kamu sudah mengundang keluarga mu?" tanya Sakura.
"Tidak" jawab Shisui singkat.
"Shisui jangan begitu, coba kamu bayangkan posisi itu berada di dirimu? Bukankah itu sangat menyedihkan? Tousan juga merindukan cucunya kan? Terlebih juga kakek pasti merindukan cicitnya" jelas Sakura.
"Apakah mereka perduli kepada kita? Mereka hanya membuat masalah yang membuat keluarga kita menderita" sahut Shisui dengan tenang.
"Yang berbuat seperti itu kan hanya Izumi, kenapa semuanya juga kena sayang?" tanya Sakura.
"Mereka sama saja" jawab Shisui.
"Shisui ku mohon jangan seperti itu, mereka keluarga mu" ucap Sakura.
Shisui mengehela nafas, baiklah dia kalah kalau Sakura sudah memohon.
"Aku akan mengundang mereka sekarang, kamu istirahat ya, besok adalah acara spesial untuk anak-anak kita" ucap Shisui lalu mencium kening Sakura.
Sakura tersenyum, "Terima kasih sayang" ucap Sakura.
"Tidak perlu berterima kasih, aku mencintaimu" ucap Shisui lalu pergi menuju distrik uchiha.
~•~•~•~
Mansion Uchiha, yang dulunya megah dan penuh dengan kehidupan, kini terlihat suram dan sepi. Rumah besar itu berdiri dengan megah di tengah-tengah distrik Uchiha, namun suasananya kini terasa hampa. Shisui dan Sakura telah pergi bersama anak kembar mereka, Raiden dan Reiji, meninggalkan mansion yang pernah penuh dengan tawa dan kebahagiaan. Kepergian mereka meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga yang tersisa, terutama Madara, kakek buyut Raiden dan Reiji, serta Kagami, ayah Shisui.
Madara, yang biasanya tegas dan berwibawa, kini tampak pasrah dan putus asa. Baginya, kehilangan cucu-cucu buyutnya adalah pukulan yang berat. Kepergian Shisui dan keluarganya, yang dipicu oleh konflik dan intrik dalam klan, membuat Madara merasa terisolasi. Itachi dan Izumi, yang berperan dalam terjadinya perpisahan ini, membawa dampak besar pada suasana hati Madara.
Kagami merasakan kesedihan yang sama. Kagami telah beberapa kali mencoba mengunjungi menantunya, Sakura, dan cucu-cucunya, namun selalu ditolak dengan alasan keamanan. Keamanan keluarga Shisui adalah prioritas utama, namun hati Kagami hancur setiap kali ia dihalangi untuk bertemu dengan mereka.
"Kagami, aku tak bisa lagi merasakan kebahagiaan di mansion ini. Tanpa kehadiran Raiden dan Reiji, tempat ini seakan kehilangan jiwanya." keluh Madara.
"Aku tahu, Tousan. Setiap kali aku mencoba mengunjungi mereka, aku selalu ditolak. Alasan keamanan yang mereka katakan membuatku frustrasi. Aku hanya ingin melihat cucu-cucuku."
"Ini semua gara-gara kelakuan Itachi dan Izumi. mereka membuat kita terpisah dari keluarga. Aku tak pernah merasa sesakit ini sebelumnya." lirih Madara.
"Aku juga merasa kehilangan, Tousan. Aku merindukan tawa Shisui, kebahagiaan Sakura, dan senyum Raiden dan Reiji. Aku berharap keadaan bisa berubah." lanjut Kagami.
"Aku hanya bisa berharap waktu akan menyembuhkan luka ini. Namun, sampai kapan kita harus menunggu? Sampai kapan kita harus terpisah dari mereka?" tanya Madara putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Husband (Shisui X Sakura)
FanfictionMengisahkan seorang Uchiha Shisui yang berusaha menjadi suami yang baik untuk istri tercintanya yang sedang hamil, yaitu Uchiha Sakura dan menghadapi kemanjaan istrinya yang sedang hamil. *** Disclaimer : All Character belong Masashi Kishimoto. Back...