Ost Can't Help Falling in Love-Elvis Presley.
Beberapa menit kemudian, Jaeger akhirnya tenang dan melepaskan pelukannya. Dia tersenyum pada Alyssa dengan rasa terima kasih yang mendalam.
Alyssa berkata, "Senyum dong, mana senyumnya?"
Jaeger tersenyum kecil, memperlihatkan sedikit ekspresi bahagia di wajahnya.
Alyssa menghapus air matanya, "Ngak apa-apa, kau boleh menangis sepuasnya ya, Jaeger. Aku akan selalu menemanimu dalam suka ataupun duka."
Jaeger menjawab, "Terima kasih, Alyssa. Aku beruntung memiliki kamu sebagai teman yang baik."
Alyssa berkata, "Itulah gunanya teman."
Jaeger menjawab, "Ya, itu adalah gunanya memiliki teman. Aku merasa beruntung memilikimu sebagai temanku yang selalu mendukung dan peduli padaku."
Alyssa bertanya, "Maaf kalau aku lancang, apa kau hanya tinggal dengan ayahmu?"
Jaeger menjawab, "Ya, aku tinggal bersama ayahku. Dia adalah satu-satunya keluarga yang aku miliki."
Alyssa bertanya lagi, "Ibumu?"
Jaeger menjawab, "Ibuku sudah meninggal saat aku masih kecil. Aku hanya memiliki ayah sebagai keluarga terdekatku."
Alyssa berkata, "Kau tidak sendirian lagi sekarang. Aku akan selalu ada untukmu."
Jaeger menjawab, "Terima kasih, Alyssa. Aku sangat menghargainya. Kamu membuatku merasa tidak sendirian, dan itu berarti banyak bagiku."
Alyssa memeluk Jaeger lagi, dan Jaeger membalas pelukannya dengan hangat, merasa nyaman dalam dekapannya.
Akhirnya, Jaeger tertidur pulas dalam pelukan Alyssa, merasa tenang dan aman. Alyssa tersenyum hangat melihatnya tertidur pulas, lalu berbisik di telinganya, "Jangan pernah menyerah, ya. Kamu tidak sendirian, Jaeger. Selamat malam." Alyssa pun ikut tertidur.Kini keduanya tertidur pulas di bawah pohon belakang sekolah, saling memberikan dukungan dan kehangatan satu sama lain.
...
Tengah malam,
Jaegar terbangun dari tidurnya dan melihat Alyssa masih tertidur di pelukannya. Dia memperhatikan wajah damai gadis itu, merasa bersyukur memiliki seseorang seperti Alyssa dalam hidupnya.
Alyssa bertanya, "Kok kamu terbangun?"
Jaegar menjawab, "Aku hanya terbangun sejenak. Tidurmu tenang, Alyssa." Jaegar memandangi wajah Alyssa dengan penuh kasih.
Alyssa bertanya, "Ya tenang. Bagaimana tidur kamu? Apa tidur kamu juga tenang?"
Jaegar menjawab, "Tidurku tenang karena aku merasa aman di sampingmu."
Alyssa berkata, "Aku senang mendengarnya."
Jaegar menjawab, "Aku juga senang memilikimu di sampingku. Kita akan melalui segala hal bersama-sama, Alyssa."
Alyssa berkata, "Ya, kau benar."
Jaegar menjawab, "Kita akan menjadi kekuatan satu sama lain. Bersamamu, segalanya terasa lebih baik."
Alyssa bertanya, "Hm, aku boleh tanya, Jaegar?"
Jaegar menjawab, "Tentu, apa yang ingin kamu tanyakan?"
Alyssa bertanya, "Hm, sisi gelap kamu apa?"
Jaegar menjawab, "Sisi gelapku adalah kegelapan yang tersembunyi di dalam diriku. Itu adalah sisi dari diriku yang tidak ingin aku tunjukkan pada orang lain, seperti permusuhan dan ketidakpedulian."
Alyssa bertanya, "Maksudnya?"
Jaegar menjawab, "Sisi gelapku adalah sisi yang lebih keras dan berani. Aku tidak ragu untuk melawan atau bertindak dengan kejam jika diperlukan. Itu adalah bagian dari diriku yang harus kuatkan, tetapi aku juga ingin menemukan cara lain untuk menggunakannya."
Alyssa bertanya, "Kamu itu punya kepribadian ganda?"
Jaegar menjawab, "Tidak, aku tidak memiliki kepribadian ganda. Sisi gelapku hanya ada ketika situasi tertentu."
Alyssa bertanya, "Seperti apa situasinya?"
Jaegar menjawab, "Situasi yang membuatku muncul adalah saat aku merasa terancam atau melindungi seseorang yang kusayangi. Itu adalah caraku untuk menghadapi ancaman dan memastikan kebaikan orang-orang di sekitarku."
Alyssa berkata, "Hm, begitu."
Jaegar menjawab, "Ya, itu adalah sisi yang keras dan protektif. Tetapi aku berusaha untuk mengendalikannya agar tidak merugikan orang lain."
Alyssa berkata, "Kamu tenang aja, kita akan menghadapi segalanya bersama-sama."
Jaegar menjawab, "Kita akan melalui segala hal bersama-sama, Alyssa. Bersamamu, kekuatan kita menjadi tak tergoyahkan. Ayo hadapi dunia ini dengan keyakinan dan semangat yang tinggi!"
Alyssa berkata, "Ya, ayo. Eh, Jaegar, ayahmu tidak khawatir kamu ngak pulang?"
Jaegar menjawab, "Ayahku selalu percaya padaku. Dia tahu bahwa aku bisa merawat diriku sendiri dan melakukan apa yang kau terbaik untuk kami berdua. Aku tidak membutuhkan kekhawatirannya, karena aku sudah dewasa."
Alyssa bertanya, "Hm, apa ayahmu selalu begitu?"
Jaegar menjawab, "Ayahku adalah sosok yang kuat dan bijaksana. Dia memberiku kebebasan untuk tumbuh dan belajar sendiri, selama aku tidak melanggar batas-batas yang jelas."
Alyssa bertanya, "Hm, tapi dia tahu soal kamu berandalan di sekolah?"
Jaegar menjawab, "Ya, dia tahu tentang reputasiku sebagai berandalan di sekolah. Tapi aku yakin dia mengerti bahwa itu hanya sisi luar dari diriku dan tidak mewakili siapa aku sebenarnya."
Alyssa berkata, "Ya, kau benar."
Alyssa tersenyum hangat mendengar Jaegar berkomitmen untuk berhenti merokok dan memberikan dukungan. Mereka saling menyatakan rasa terima kasih satu sama lain sebelum Alyssa mengajak Jaegar untuk tidur lagi.
Jaegar menatap Alyssa dengan tatapan tak terduga sebelum akhirnya berbicara, "Mungkin tidak sekarang. Ada hal lain yang ingin kukatakan padamu."
Alyssa bertanya, "Apa itu?"
Jaegar menatap Alyssa dengan serius sebelum akhirnya mengungkapkan perasaannya, "Aku ingin mengungkapkan perasaanku padamu. Kamu membuat hatiku berdebar lebih kencang, dan aku tidak bisa lagi menyembunyikannya."
Alyssa terkejut dan bertanya, "Kamu suka sama aku?"
Jaegar menjawab dengan tegas, "Ya, Alyssa. Aku suka padamu. Kamu istimewa bagiku dan aku ingin menjalin hubungan yang lebih dari sekadar teman-teman di sekolah ini."
Wah Jaegar mulai suka sama Alyssa nih
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Behind The Shadows (End)
Teen FictionAlyssa Kamila, seorang gadis yang berani menentang arus, menolak cinta dari Varo, siswa tampan yang dipuja-puja sebagai dewa idaman sekolah. Alih-alih memilih Varo, Alyssa justru tertarik pada Jaegar, siswa misterius yang dikenal dingin dan dicap se...