sepuluh

1.7K 205 9
                                    

Sunghoon merasa akhir-akhir ini Sunoo menghindarinya. Dia berharap itu cuma perasaannya doang, tapi semakin kesini ternyata bukan cuma perasaannya doang.

Mulai dari setiap papasan, Sunoo langsung balik badan dan jalan ke arah berbeda atau langsung sibuk ngobrol sama orang di sebelahnya, sampe pas Sunghoon samperin ke kelas Sunoonya selalu gak ada. Entah menghilang kemana.

Bahkan acara jalan mereka sampe batal karena kemarin Sunoo beralasan lagi sakit perut, pas Sunghoon mau jenguk dia langsung nolak dengan beribu alasan.

"Haaah...."

Sunghoon memijat kepalanya yang terasa pening sambil menghela napas panjang. Kemarin dia hujan-hujanan karena nganterin adeknya ke suatu tempat, eh malah hujan di tengah jalan.

Sekarang badannya terasa lemes, meriang, kepalanya pusing, dan tenggorokannya kayak gak enak gitu dipake buat nelen. Udah jelas kalau dia sakit gara-gara kehujanan kemarin.

"Sunghoon, lo sakit?" Yeorin mendekatinya.

Sunghoon berdecak. "Jauh jauh deh lo."

"Ihh gue kan mau mastiin lo sakit apa enggak."

Sunghoon memejamkan mata dibalik lipatan tangannya sambil menggeram kesal. Andai saja dia cewek, udah dari lama dia jambak Yeorin karena selalu bikin dia risih.

Namun, Sunghoon cuma bisa berandai.

Sementara di sisi lain, ada Sunoo yang lagi nulis rangkuman dan tinta penanya habis di tengah jalan. Dia mau ngajak temen-temennya, tapi daritadi mereka cuma ngomong 'bentar bentar' dan lanjut nulis.

"Gue sendirian aja, deh," kata Sunoo berdiri dari duduknya, membuat Yuna, Liz, dan Jungwon mengangkat wajah.

"Bentar bentar bentaaarrr," kata Jungwon. Bukannya berdiri, itu orang malah masih lanjut nulis bikin Sunoo gedeg seketika. Enak dia masih bisa lanjut ngerangkum, lah Sunoo? Pena aja kagak ada.

"Udahlah, lama lo semua." Sahut Sunoo, kemudian berjalan pergi.

Sunoo berjalan keluar dari kelas, menuruni tangga dan melangkah di koridor yang sepi. Guru yang mengajar kelasnya lagi sibuk jadinya kelas mereka cuma dikasih tugas merangkum, tapi deadlinenya sampe jam pelajaran habis.

Tiba-tiba dia mendengar suara derap kaki, membuatnya mengernyit dan membalikkan tubuh. Sunoo mengangkat alis tinggi, terkejut melihat Sunghoon berlari dengan panik.

"Ape nih? Ape nih?" Kata Sunoo panik sendiri.

Sunghoon sendiri ikut kaget melebarkan mata melihat Sunoo di koridor. Tanpa aba-aba, dia meraih lengan Sunoo, memaksanya berbelok dan ikut berlari.

Sunoo memekik kaget, "Apa— Hmpt!" Mulut Sunoo sudah dibungkam telapak tangan cowok itu.

Mereka berhenti di ruang kosong di belakang tangga. Punggung Sunghoon bersandar ke dinding, lengannya merengkuh pundak Sunoo, dengan tangan satu lagi menutup mulut Sunoo.

Tiba-tiba dipeluk dari belakang, membuat Sunoo melotot kaget dan membeku. Bulu kuduknya langsung meremang, dengan tubuh merapat pada dada tegap Sunghoon.

Sunoo bisa merasakan detak jantung Sunghoon yang berderu cepat lewat punggungnya. Napasnya juga terengah karena terlalu banyak berlari.

Sampe beberapa saat kemudian, Sunghoon menghela napas panjang dengan lega setelah merasa situasi aman. Dia tanpa sadar menempelkan pipi ke kepala Sunoo, masih mencoba menenangkan diri.

Sunoo kembali terdiam. Tubuhnya jadi kaku. Dia bisa merasakan hawa hangat dari Sunghoon yang kelelahan bersandar padanya. Ini dia sadar gak sih lagi melukin gue??? Batin Sunoo.

ways to like youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang