1

17.5K 989 19
                                    

JJ21/N

Untuk part ini gue kasi notice ya buat yang sedang menunaikan ibadah puasa. Lebih baik pending baca part ini kalau gamau puasa kalian dibuat batal.

Anyway, thanks ya yg bersedia votes untuk story gue. Maafin author kalau masih ada typos. Keep reading and vomments ya.

---------------------------------------------

Author's POV

Wina berjalan meninggalkan kesunyian di kantin. Smirknya terlepas setelah keluar dari kantin. Kini ekspresinya yang sempat sangar, telah berubah menjadi Wina yang dikenal setiap orang. Wajahnya kembali terlihat ramah dan tersenyum tipis saat melewati setiap orang.

Gue yakin setelah ini ga akan baik-baik aja. Batinnya sambil menghembuskan nafas pasrah. Ia tahu betul bagaimana seorang Key jika di perlakukan seperti tadi.

"Wina," sapa seseorang sambil memegang pundaknya. Wina kemudian menoleh dan tersenyum.

"Kenapa Kak?" sahutnya.

"Nanti sore kamu sibuk?"

"Ehm, enggak. Lagian ga ada tugas buat besok,"

"Mau jalan bareng ga?"

"Boleh deh. Yaudah nanti kalo Kakak mau ke rumah, telpon aja ya,"

"Oke. Makasi Wina," katanya dan Wina membalasnya dengan senyuman dan anggukan.

Setelah perbincangan pendek itu, Wina kembali ke kelasnya. Baru saja sampai di depan kelas, semua temannya langsung bertepuk tangan dan berhambur memeluknya. Tentu dia bingung. Bahkan sangat bingung.

"Apaan sih?"

"Keren banget lo Win. Hebat deh bisa ngelawan Key," kata seorang temannya.

"Oh? Gitu doang? Hebat? Yaelah ini negara demokrasi, bebas berpendapat, bebas dari diskriminasi," sahutnya tanpa basa-basi dan pergi ke tempat duduknya.

Di sisi lain, Key sedang sibuk mendumel karena ulah Wina yang mengotori dan membasahi skirt sekolahnya.

"Nih ganti dulu skirtnya. Ga ada gunanya ngedumel disini, lo juga sih pake acara ngusir orang segala," kata Dinza menengahi dumelan Key sambil memberikan skirt yang baru dibelinya dari koperasi.

"Lo harusnya bantuin gue Din. Bukannya diem aja kayak tadi, ga kasian sahabat lo di siramin kuah bakso panas?" sahutnya dengan nada yang tidak terima .

"Ngapain? Lo yang salah, masa gue belain lo. Yaudahlah ya, lo bela diri aja,"

"Aish, iya iya terserah deh mau gimana aja," sahut Key kesal.

Masih tersimpan rasa tidak terima dalam dirinya karena merasa dihina oleh seorang kutu buku. Key membasuh wajahnya dan mengaca untuk menikmati titik-titik air di sekitar wajahnya.

"Perfectly," bisik Dinza di telinganya.

Key kemudian menoleh padanya dan menarik Dinza kepelukannya. Kedua tangannya sibuk memegang pinggul Dinza, sedangkan bibirnya sibuk menggumamkan sesuatu, seakan ingin melahap bibir seksi Dinza.

"Din, gapapa kan kali ini gue cium?" katanya dan Dinza hanya mengangguk menurut.

Mereka memulai aksi intim itu di toilet sekolah. Tidak ada rasa takut yang menghantui mereka. Tidak ada orang yang bisa menginterupsi ciuman mereka.

Brak.....

Suara pintu toilet ditutup dengan sangat keras. Key dan Dinza menghentikan ciuman mereka, dengan cepat Key membuka pintu untuk melihat siapa gerangan yang berani mengintipnya.

Perfect Badly (gxg) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang