15

8.5K 532 16
                                    

JJ21/N

Hi! Sorry guys gue lama enggak update. Gue ngerti banget pasti kalian semua bosen banget sama part galau-galaunya Kelly. Jadi, kali ini gue bikin part yang agak berbeda dari sebelumnya. Kalau kebanyakan tokoh, maklum ya guys karena cerita gue tak beralur (:

Keep Reading! Thanks Vomments nya!!!

------------------------------------------
Kelly's POV

Aku berjalan 5 meter di belakang Rita. Gaya berjalannya yang anggun membuatku tak kuasa berada di dekatnya. Bukan karena aku tak bisa mengimbangi, tapi aku tak suka melihat tatapan para pegawai kantor ini yang terlalu fokus pada pergerakan kakinya. Dasar laki-laki.

Dia masih sibuk menunjuk segala sesuatu yang kami lewati dengan penjelasan yang sangat detail. Dia sangat cermat, teliti, dan cerdas. Nenek memang tak pernah salah pilih kepercayaan.

"Jadi, markas untuk kamu ada di ruangan ini. Ashilla Palace."

Aku mendongak melihat plat kecil yang tertempel di sebuah pintu hitam ini. 'Ashilla Palace' ? Tempat apa itu?

"Ini ruangan khusus kamu lah, Boss. Jangan pasang muka bingung, ini adalah tempat kekuasaan kamu mulai hari ini," jelasnya lagi.

Aku menatapnya dengan heran. Mengapa tempat kekuasaanku? Bahkan aku baru sebulan mengikuti program home-scholling dan butuh 5 bulan lagi untuk memulai study ekonomi di universitas pilihan Nenek. Apasih ini?!

"Salut Ashilla!" sapa seorang perempuan yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelah Rita.

"Madam Erika?"

Dia hanya tersenyum sumringah melihatku kaget. Yaampun kenapa dia harus datang? Aku pikir tidak ada pembelajaran hari ini. Haaah! Aku ingin cepat-cepat menyudahi program pembelajaran membosankan ini. Kapan aku punya teman jika belajar di tempatku sendiri? Kapan aku bisa move on dari Wina? Kapan? Kapan? Eeerg Nenek!

"Kenapa namaku berubah? Aku gasuka nama itu Mbak," protesku pada Rita.

"Itu disuruh Nenek kamu. Katanya, beliau ingin mengenalkan kamu dengan nama dalam negeri, ketimbang Kelly yang ala bule bule gitu,"

"OH!" sahutku cepat dan memasuki ruangan yang bernama Ashilla Palace yang terdengar sangat menggelitik ini. Ini menjijikan.

Aku memeriksa ruangan baru ini. Lengkap. Fasilitasnya tak jauh berbeda seperti apartemen yang kutempati bersama Dinza dulu. Di bagian terluar memang selayaknya kantor, namun semakin ku telusuri, semakin tak terduga isi ruangan ini. Ini lebih tepat disebut apartemen dibandingkan dengan kantor. Ini terlalu mewah untukku.

"Nenek mau buatin aku apartemen atau tempat pelatihan kerja?" tanyaku acuh pada Rita.

"Kamu seharusnya udah bisa mendeskripsikan bentuk ruangannya dari nama," jawab Rita tak kalah acuh.

Aku menghempaskan tubuhku pada sofa. Madam Erika sedang sibuk berbincang dengan Rita. Aku hanya menjadi penonton mereka disini. Dosa apakah aku sampai saat ini belum bisa melupakan Wina? Apakah aku terlalu bodoh untuk merangsang otakku melupakannya? Duh bodoh.

Kubuka ponselku lagi. Barangkali melihat fotonya sebentar dapat mengembalikan separuh energiku. Ini memang sangat aneh. Tapi, aku tak peduli jika memang orang lain berkomentar akan kebiasaan anehku. Ini urusanku, mereka cukup menonton dan tak perlu yakin bisa merubahku.

"Dinza sudah bebas dari kurungan,"

Aku menutup ponselku dan memerhatikan Rita yang barusan berbisik padaku. Mataku membulat karena sangat penasaran dengan kelanjutan infonya.

Perfect Badly (gxg) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang