14

8.8K 540 21
                                    

Kelly's POV

"Vous vous appelez comment?"

"Je m'appelle Kelly, Madam,"

Aku masih berusaha mengingat-ingat kalimat sederhana dalam bahasa asing ini. Mulutku tidak bisa mengucapkan dengan baik, sudah sekian kali kucoba mengulang kalimat yang sama, namun tetap saja lidahku masih kaku.

"Baiklah Kelly, kamu bisa lihat video pembelajarannya di fd saya," dia menyerahkan sebuah flash disk padaku. Aku yakin isinya sangat banyak.

"Terimakasih Madam,"

Rita hanya menatapku dan guru baru untuk program home-schooling ku. Aku mulai membayangkan isi flash disk ini, haaaah! Ini sangat rumit. Kenapa Nenek memindahkanku ke negara seperti ini?!

"Rita, terimakasih atas kepercayaannya. Waktu pembelajaran kita lanjutkan 2 hari lagi ya. Kelly, kamu belajar yang serius agar bisa berkomunikasi dengan orang diluar sana,"

"Baik Madam,"

Aku kemudian meninggalkan Madam Erika yang sedang berbincang-bincang dengan Rita. Kumasuki kamar baruku yang sudah kutempati dalam 2 hari. Memang tempatnya jauh lebih nyaman dari apartemenku, tapi tetap saja aku tidak suka memulai belajar bahasa baru. Ini menyebalkan!

Kubuka ponselku dan mencari-cari history chatku bersama Wina. Sudah 2 minggu kami tak saling contact dan aku benar-benar dibunuh dengan rindu ini. Lelah hatiku membuatku tak mempunyai semangat untuk memulai hal baru. Ini seperti neraka.

"Kalopun kita ga bisa seperti ini lagi, lo harus percaya... Gue disini selalu berdoa supaya ada kesempatan lain untuk ketemu, walaupun waktunya lama"

"Tapi Win, gue ga sanggup... Lo ga kabarin gue sehari aja rasanya..."

"Key! Lo ga boleh sepesimis itu. Lo harus jalanin hidup, lo pasti bisa. Ga ada yang baik-baik aja saat berpisah Key, gue juga ga tahan. Tapi, kalo emang ada kesempatan, kita pasti ga akan berpisah"

Air mataku mengalir pelan membasahi pipiku. Rahangku terasa mengeras membaca pesan-pesan terakhirku bersamanya. Hatiku terasa sakit menerima kenyataan ini. Apa salahku? Apakah dosa ini mendatangkan neraka di kehidupan ku masa kini? Tapi ini terlalu cepat Tuhan! Kenapa kau selalu memberiku cobaan? Kenapa. . .

Tidak banyak kenanganku bersama gadis sayuku yang tersimpan disini. Hanya chat history dan beberapa fotonya yang kuambil dari social medianya. Tak banyak, tapi cukup untuk mengobati rasa rinduku padanya.

Senyuman dari bibir tipisnya membuatku ikut melengkungkan bibirku, mengapa dia sangat indah? Mata sayunya membuat hatiku teduh, wajah orientalnya membuatku tenang. Semua yang ada pada dirinya membuatku berada dalam keadaan yang sangat baik. Walau hanya sekedar gambar yang terpajang di ponselku. Sungguh, aku merasa seperti orang gila ketika menyemangati diri dengan sebuah foto. Tapi, aku sungguh menyayanginya bahkan aku tak berniat melupakannya sedikitpun.

"Key, ayo makan siang dulu,"

Kudengar Rita memanggilku dari depan pintu. Kuletakkan ponselku diatas ranjang dan mengikuti perintahnya untuk makan. Walau sebenarnya aku sama sekali tak ingin makan, tapi aku hanya menghargai perhatiannya.

"Kamu ngapain aja di dalem?"

"Cuma liat-liat jalanan aja di balkon hehe," jawabku berbohong.

"Kenapa ga keluar aja jalan-jalan? Kan lumayan buat kenal sama lingkungan baru,"

"Iya nanti minta ditemenin sama Mbak aja," jawabku sambil menoleh padanya.

Tingginya yang hanya mencapai mataku, membuatku sedikit menunduk ketika menatapnya. Damn! Keadaan seperti ini hanya membuatku semakin mengenang Wina dan keterpurukanku semakin menjadi-jadi.

Perfect Badly (gxg) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang