12

10.2K 639 20
                                    

Kelly's POV

Seminggu sudah hidupku sangat dekat dengan gadis sayuku. Ini bahkan belum lama, ini baru dimulai Key. Berbahagialah bersamanya.

Aku mengemudikan mobilku menuju rumah gadisku. Suara dering ponselku terus mengganggu konsentrasiku. Apakah itu Dinza lagi? Hmmm.

Well, ternyata sekarang nenek yang menelpon. Tidak bisakah ia bersabar sebentar? Ku angakat panggilan dari nenek dengan nada terburu-buru.

"Halo Nek, Kelly masih dijalan. 20 menit lagi Kelly dan Wina sampai di hotel," jawabku dan langsung mematikan sambungan telponnya.

Aiih, ia berpesan agar aku tidak menggunakan ponsel saat mengemudi. Dan sekarang? Justru ia menelponku disaat sedang mengemudi. Atau aku saja yang terlalu bodoh? Yayaya.

Aku melihat Wina yang sudah menungguku di teras rumahnya. Wah! Dia sangat cantik. Hm, bukan. Bukan sangat cantik. Di sekitarnya kutangkap seperti ada gemerlap cahaya putih terang. Apa mungkin karena dress dan aksesorisnya? Mungkin saja kan.

Aku memencet clarksound sebanyak 2 kali dan dia berjalan menuju mobilku. Aku masih menatap kagum padanya. Ternyata dia sangat sempurna ketika make up itu berpadu dengan wajah sayu nya. Oh my Wina!

"Hi!" sapanya sambil tersenyum sumringah saat menutup pintu mobil.

"Hi pendek, waah makin tinggi aja deh sekarang," ejekku.

"Mau dijambak tuh rambutnya?"

"Eeh, enak aja lo. Mending kelakuan lo hari ini lebih agak sedikit feminim ya, supaya sesuai dengan visualnya hehe," jawabku sambil nyengir ragu, takut jika ia mulai mengacak-acak rambutku.

"Sssttt, iish diem deh diem. Ga usah cerewet, gue lagi sensitif nih, nanti jadi pelampiasan tau rasa lo,"

"Iih buset galak banget dah. Iya iya, gue ga cerewet kok sayang," jawabku sambil mengelus punggung tangannya.

Jadi seperti inikah jika gadis sayu ini sedang PMS? Dia terlihat sangat lucu jika wajahnya itu cemberut. Bahkan aku sedang berusaha untuk menahan tawa agar moodnya tidak semakin rusak. Dasar cewek moody.

"Gue udah bilang sama Mama malam ini lo nginep di rumah. Jadi, gaboleh nolak dan ngebantah. Nanti pulang dari dinner, langsung tinggal di rumah gue. Titik!"

"Iya iya iya, duh bawel dah,"

Aku tersenyum melihat tingkahnya yang childish ini. Tumben sekali dia semanja ini. Em? Tumben? Biasanya bahkan lebih dari ini. Baiklah, dia sangat kekanakan hari ini.

Aku masih berkonsentrasi menatap jalanan di hadapanku. Pikiranku melayang pada Dinza. Hey! Jika aku tidur di rumah Wina, lalu apa kabar Dinza di apartemenku? Duh kan, si tolol ini benar benar berotak lamban.

Tapi, entahlah aku juga tidak ingin di dekat Dinza saat ini. Mungkin karena sifatnya yang kian semakin tidak jelas dan sangat berbeda dengan Dinza yang pernah ku kenal. Bahkan sekarang sifatnya yang egois lebih parah dari sebelumnya, dan aku tidak pernah tau apa alasannya seperti itu.

"Kita udah sampe, ayo turun Win,"

Wina tidak berkutik sedikitpun. Okelah, dia menungguku membukakan pintu untuknya. Baiklah! Si manja ini benar-benar membuatku gemas.

Ku bukakan pintu mobil untuknya dan mengulurkan tangan kananku padanya dan tangan kirinya menggenggam erat jemariku. Oh damn! Sekian kali aku sudah bersentuhan seperti ini, tapi kenapa rasanya masih gemetaran???

"Yaudah yuk kita masuk. Set your smile likes an angel baby, I promise u I'll give u a special gift tonight. Mengerti?"

"Oke then, I'm going to do everything to pick that gift up,"

Perfect Badly (gxg) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang