7

11.5K 713 8
                                    

JJ21/N

Hi guys,

Di awal ini, gue mau minta maaf karena update yang lama banget. Sorry juga kalau masih ada typo yang bertebaran. Gue harap kalian ga kehilangan feel karena late update ini.

Keep reading ya!!!

---------------------------------------------------

Kelly's POV

"Besok lo mau makan siang bareng gue?"

Beberapa kali aku meratapi pesan singkat yang kukirim beberapa menit lalu pada Wina. Dalam hati aku merutuki kebodohanku, karena terlalu lancang memintanya makan siang bersama.

"Ayo pulang Key, lo kenapa sih sibuk banget sama HP?"

Kupalingkan perhatianku pada gadis di hadapanku. Dinza. Dia menatapku curiga. Curiga? Eeerrgg, sangat berlebihan Din!

"Iye sekarang,"

Aku berjalan mendahuluinya. Pikiranku masih kalut mengingat kelakuan si bodoh ini. Apa maksudnya menawarkan makan bersama Wina? Aah. Kurasakan ponsel dalam kantong skirtku bergetar dua kali. Itu pesan.

Dengan cepat ku rogoh saku ku untuk mendapatkan ponselku. I hope it's you Wina. And see, benar ini Wina.

"Boleh aja, besok pulang sekolah gue tunggu di parkiran,"

Aku tertegun melihat isi pesannya. Kedua tanganku masih memegang ponsel, mataku mengatup sempurna, bibirku melengkung. Aah, aku terlalu senang mendapat persetujuan darinya.

Ingin berjingkrak bebas, tapi aku masih waras. Hey Key! Ini tempat umum, cukup dalam hati. Huh! Tidak puas rasanya.

"Lo kenapa sih? Daritadi sibuk sama hp, gue di cuekin. Ditinggalin lagi,"

Aku menoleh ke belakang. Gadis yang tengah mendumel itu, menatapku dengan wajah datarnya. Shit! Stop Din stop! Jangan buat gue galau gara-gara sifat possessive lo itu!

"Enggak kok, gue baik-baik aja. Sorry gue tadi di sms sama nenek. Besok lo gapapa kan pulang sendiri?"

"Gapapa," sahutnya jutek. Aku melihatnya, bahkan yakin dia kesal.

"Din? Gue beneran, besok harus ketemu nenek. Lo jangan ngambek gini dong. Ah!"

Aku berjalan meninggalkannya. Sejak kepulangan dari pantai beberapa hari lalu, Dinza menjadi sangat possessive padaku. Bahkan dia selalu mengecek ponselku setiap sehari sekali, lalu membatasi pertemuanku dengan Wina. Dan buruknya lagi, dia akan marah ketika melihatku yang tak sengaja berpapasan dengan Wina. Hey! Aku serba salah ya?!

"Sorry, gue ga ngambek,"

Aku hanya menghela nafas pelan. Dia duduk di sebelahku, ku tatap sebentar wajahnya dari samping. Cemberut, dia pasti marah karena aku tidak merespon sikap manjanya dengan baik.

"Din? Gue gamau lo jadi sering-sering ngambek gini. Gue suka lo yang dewasa, gue suka lo yang selalu ngajarin gue tentang hal positif, gue suka...."

"Langsung pulang, jangan bahas kesukaan lo dari gue,"

Kesekian kalinya aku menghela nafas. Aku tidak mengenal gadis ini, siapa dia? Kenapa sifatnya seperti ini? Rasanya seperti menghadapi orang yang sangat asing. Perubahan sikapnya. . .membuatku tak mengenalnya lagi. Apa alasannya menjadi kekanakan seperti ini? Bantulah aku!

Kulajukan mobilku ke apartemen. Lebih baik cepat-cepat pergi tidur, daripada berlama-lama dengannya di dalam sini. Panas. Suhu tubuhku meningkat saat duduk satu ruangan dengan orang yang over seperti ini.

Perfect Badly (gxg) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang