28

6.2K 371 22
                                    

JJ21/N

HI!!! Lama banget sih author ini update, sombong banget sih nih author gapernah bales comment /????? And what? Mungkin kebanyakan dari kalian berfikiran seperti itu, bahkan mengutuk gua yg jarang banget bales komentar wkwk, but seriously I'm happy belong ur reactions to my story :)) Jika kalian berpikir gua sombong atau sok jaim atau apalah, that's NO!

Mau berinteraksi dengan gua? Sure u can, inbox me first dan kalian bisa berinteraksi dengan author yang katanya sombong ini hehehe. Oh ya untuk cerita yang kali ini, gua harap kalian masih menikmatinya dan jangan sungkan untuk mengomentari segala kekurangan cerita gua. I'm welcome for every reason :)

Maaf juga kalau masih ada typo yang bertebaran dan keep reading yaaaaaa


Kelly's POV

Puteriku pergi dari rumah sejak 2 hari lalu dan entah kenapa dia begitu senang pergi dengan Mila. Mungkin sangat banyak hal yang mereka lakukan diluar sana, entah itu belebihan atau tidak, itu hanya urusan mereka. Kupilah-pilah berkas yang ada di hadapanku dan membacanya dengan teliti. Mataku terasa berkunang-kunang karena tulisan yang sangat kecil ini, kacamata bulat ini sepertinya tak mampu lagi membantuku membaca.

"Kalu kamu memaksa baca, penglihatan kamu bakal makin rabun,"

Wina menyuguhkan secangkir teh hangat yang menjadi favoritku setiap pagi dan tak ketinggalan sebuah kecupan di keningku. Hmm aku semakin mencintainya setiap waktu. Dia duduk di hadapanku dan membantuku merapihkan meja kerjaku.

"Aku bingung sama kamu, kenapa masih aja setia pake kacamata itu? Padahal minus kamu udah nambah banyak, lagian uangmu gak bakal habis cuma buat ganti lensa,"

"Aku males ke optik, Wina sayang," jawabku dengan wajah datar.

Wina hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum padaku. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya yang manis itu. Ya! Mulutnya sangat manis ketika lidahku mengecap ke segala penjurunya. Oke! Hentikan Key, ini masih pagi.

"Aku mau ke kantor. Kamu mau ikut?" tanyaku pada gadis mungil dewasa di hadapanku.

"Iya aku ikut. Kamu harus pergi ke optik setelah selesai kerja," jawabnya antusias.

Aku hanya menghela nafas dalam dan mengangguk pasrah mengikuti kemauannya. Benar-benar cerdik, sepertinya aku salah menawarkannya hari ini. Tapi, tak apa lah, setidaknya dia menemaniku seharian ini.

Kutarik tangannya mengikutiku ke mobil. Entah apa yang membuatku tak ingin jauh darinya hari ini, semua yang pernah terjadi dengan kami, membuatku takut berada jauh darinya. Semua kenangan buruk itu tiba-tiba datang ke mimpiku semalam, rasa tak nyaman dan khawatir membuatku tak ingin meninggalkan gadis yang sangat kucintai ini.

Senyuman tipisnya membuatku tersenyum tanpa henti. Jangankan ketika tersenyum, saat dia sedang tak berekspresi pun, aku tak bisa berhenti tersenyum karena keluguan wajahnya itu. Wina mengalungkan tangannya di pinggangku dan mulai bersandar manja padaku. Ini adalah hal yang sangat kusukai saat bersamanya. Kehangatan tubuhnya tersebar padaku dengan sempurna, bahkan aku tak sanggup melepasnya walaupun hanya sebentar. Ada rasa kehilangan yang begitu berat untuk kujelaskan.

"Menurutmu, apa yang dilakukan Kelly sama Mila di tempat mereka liburan?" Wina mengedip nakal padaku.

"Entah, bisa jadi mereka sekedar berliburan," jawabku sekenanya.

"Key, anak kita memang lugu, bahkan sangat lugu. Tapi, ketika dia bersama Mila, ada aura lain dalam dirinya. Seperti ingin menerkam Mila," jawab Wina sambi terkikik pelan.

Perfect Badly (gxg) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang