27

6.2K 393 9
                                    

JJ21/N

Hallo~ Kali ini gue update cerita dengan sudut pandang gue sendiri. Semoga apa yang ada dalam cerita gue kali ini bisa menghibur kalian dan menjawab beberapa pertanyaan yang muncul setelah membaca part sebelumnya. Maafkan gue kalau masih ada typo yang setia yaa.. Buat reader yang masih setia nunggu cerita gue, makasii banyak yaaaaa

*******

Author's POV

"Kamu tau Kelly? Kamu tau? Lihat rekaman film pendek itu! Kamu mengenal orang itu? HAHAHAHA!"

Kelly kembali meneteskan air matanya, ingatannya kembali terlempar ke waktu beberapa hari belakangan. Isakannya semakin keras ketika Key memeluknya dengan sangat erat. Sorot matanya menjelaskan semuanya. Dia takut, tertekan, dan trauma. Semua hal yang terjadi padanya membuatnya tak ingin pergi dari rumah.

"Kamu kenapa, Sayang? Apakah kamu memikirkan sesuatu?" tanya Key pada puterinya itu.

Kelly hanya bisa melanjutkan tangisnya sampai sesenggukan dan tak ingin melepaskan pelukannya pada Key. Key terus mengusap punggungnya dan berusaha membuat puteri angkatnya menjadi lebih tenang. Namun, sepertinya usahanya tak berjalan dengan baik.

"Ayo Sayang, kamu harus sarapan dan setelah itu kita pergi ke suatu tempat," ucap Key berbisik di telinganya.

Kelly menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menatap Key tak percaya. Bibirnya tak menjelaskan apapun, air matanya masih setia mengalir sejak pagi tadi. Ada rasa trauma yang sangat luar biasa dalam dirinya.

"Kelly, apakah kamu tak ingin pergi bersama saya? Hari ini saya akan memberikan apapun yang kamu mau, berhentilah menangis, Sayang. Kamu akan mendapatkan semua yang kamu inginkan selama ini. Saya berjanji, maka dari itu, sekarang ayo kita sarapan dulu. Tante dan Mama Wina sudah menunggu kamu di bawah,"

"Mam~ Saya takut. Saya ingin di kamar saja, saya tak ingin pergi kemana pun. Saya takut Mam, saya takut dibawa pergi jauh oleh mereka lagi,"

Key menatap puterinya dengan pasrah. Rupanya dia sangat ketakutan saat ini dan kembali rasa bersalah memenuhi benaknya. Dibawanya Kelly kembali ke pelukannya dan tak melakukan apapun untuk menenangkan puterinya. Key mengambil ponsel yang berada di sakunya dan menelpon seseorang.

"Baiklah, saya harap anda datang secepat mungkin. Puteri saya sangat membutuhkan bantuan anda saat ini, Dok." ucap Key kepada seseorang di seberang sana.

Key menatap puterinya dengan prihatin. Tak di sangka semuanya akan seperti ini. Apakah karena amarahnya, Kelly menjadi seperti ini? Aaah! Itu pasti jawabannya. Andaikan dia tidak marah saat itu, pasti puterinya akan kembali ke rumah tepat waktu dan tak terjadi hal seburuk ini.

"Key, kamu kenapa gak turun-turun?" suara Wina menyadarkan Key dalam lamunannya.

Key mengisyaratkan dengan matanya dan Wina ikut menatap Kelly yang tak berhenti menangis sejak tadi pagi. Kedua wanita dewasa itu saling pandang dan menatap Kelly bersamaan. Entah apa yang membuat gadis itu sesedih ini, bahkan sampai memusuhi dunia luar sana karena terlalu takutnya.

"Pergi sarapan gih. Aku jaga Kelly disini," ucap Wina sambil mengusap kepala Kelly.

"Gak Win. Dia aja gak makan dari kemarin, gimana aku bisa makan? Dia takut Win, dia takut keluar kamarnya," lirih Key.

Wina menghela nafas dalam dan menunjukkan senyumnya pada Key. Dikecupnya dahi yang sudah agak berkerut itu dan ditatapnya bola mata yang berwarna cokelat gelap indah itu.

"Kelly akan makan. Aku bakal kasi dia makan nasi setelah agak tenang. Jadi, kamu jangan khawatir Key, Kelly baik-baik aja selama aku sama dia," ucap Wina dengan yakin.

Perfect Badly (gxg) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang