Happy Reading
•
•
•16 tahun kemudian
Di sebuah desa terpencil di daerah Tenggara, pemuda dengan rambut kuning, mata biru, dan 3 kumis kucing di pipi kanan dan kirinya tengah bekerja diladang dengan sesekali melatih ototnya agar tetap bugar.
Setiap hari ia bekerja dengan bertani dan berdagang di pasar kerajaan.
"Naruto kau akan pergi ke pasar kota hari ini?" Seorang wanita tua keluar dari rumah sederhana milik mereka, Naruto yang merasa namanya terpanggil itu dengan cepat menghampiri sang nenek.
"Iya nek, kebetulan hari ini hasil panen sangat bagus dan aku ingin membelikan obat untuk nenek"
Uhuk uhuk uhuk
Batuk sang nenek membuat Naruto khawatir, wanita itu mengelus kepala sang cucu dengan sayang. Sambil menahan sakit agar Naruto tidak khawatir.
"Kau harus hati-hati pulanglah segera ya, nenek akan kesepian jika kau pergi" Naruto mengangguk paham, dan berpamitan dengan nenek. Dengan menarik kereta kuda, Naruto mulai meninggalkan rumah agar pergi ke secepat mungkin bisa kembali. Pria berumur 16 tahun itu nampak gagah tak jarang banyak gadis di desa itu menyatakan rasa suka nya terhadap Naruto. Dirinya lalu memakai cat rambut berwarna hitam, untuk menutupi rambutnya.
Sekitar 2 jam berjalan kaki, akhirnya Naruto sampai dan dengan telatan mulai menata sayur dan buah-buahan agar menarik pembeli.
"Oi Menma wah sayuran mu segar seperti biasanya" seorang pedagang kain menghampiri Naruto.
"Iya paman terimakasih"
"Aku ingin membeli beberapa boleh?" Naruto mengangguk antusias, dan tersenyum ramah.
"Tentu boleh paman aku akan memberikan diskon karena paman menjadi pembeli pertama ku hari ini" Naruto dengan sigap menerima keranjang kayu dan mengambilkan sayuran dengan telaten. Pedagang kain itu memberikan 5 keping koin emas kepada Naruto sebagai bayaran nya.
"Wah paman ini berlebih seharus nya hanya 1 koin emas" Naruto tidak enak menerima nya.
"Tidak apa-apa Menma kau telah memberiku cukup banyak sayuran dan buah yang harga nya lebih dari 1 koin emas, bukankah kau bilang ingin membelikan obat untuk nenekmu" Pedagang itu sangat menyukai Naruto karena Naruto adalah orang yang baik.
"Terima kasih paman semoga pakain mu dibeli oleh sang putri dan habis diborong" doa Naruto. Pedagang itu mengaminkan doa Naruto. Hari semakin larut, dagangan Naruto mulai habis.
"PERHATIAN YANG MULIA PUTRI MEMASUKI PASAR" ucapan dari pengawal kerajaan membuat orang- orang berlutut, begitupula dengan Naruto.
"Tidak apa-apa kalian bisa melanjutkan pekerjaan kalian!" Seru sang putri, dengan anggun putri kerajaan Hyuga mendekat ke paman yang membeli dagangan Naruto tadi. Dengan hormat dilayani dengan ramah.
"Bisakah kau kirimkan semua kain di toko mu ke Istana" pedagang itu menganga lebar, tak percaya.
"Terima kasih yang mulia putri" ia bersujud di dekat kaki sang putri, dan putri itu langsung menarik nya untuk berdiri dan mulai menyiapkan pesanan sang putri.
"Sakura-chan tolong urus pakaian ini ya" perempuan berambut pink yang melayani putri menunduk hormat. Pandangan sang putri mengarah pada pria berambut hitam bermata biru.
"Selamat siang tuan putri" sapa Naruto datar.
"Siang aku ingin membeli semua apel ini" Naruto lalu mengangguk paham, pandangan mereka berdua bertemu namun sang putri langsung mengalihkan pandangan nya.
"Kenapa dengan jantung ku" batin putri.
Naruto menyerahkan buah apel tersebut dan menerima uang dengan senang hati, namun sama sekali tidak tersenyum ke arah putri. Karena menurut nya ia tak pantas tersenyum di hadapan putri kerajaan.Kerajaan Hyuga bagian Tenggara ini merupakan kerajaan yang makmur, dipimpin oleh Hyuga Hiashi sebagai Raja. Kerajaan ini memiliki 2 orang putri, Putri Mahkota bernama Hyuga Hinata dan Putri kedua bernama Hyuga Hanabi dan beberapa pejabat lainnya. Setelah dagangan nya habis, Naruto mulai membereskan area tempat ia berdagang dan memberikan pajak tempat kepada pengawal. Naruto membeli beberapa roti dan daging lalu ke toko obat membeli kan obat untuk nenek nya. Di perjalanan pulang Naruto di hadang oleh beberapa perampok.
"Cih kalian salah cari lawan" Naruto meletakkan barang bawaan nya dan menghajar para perampok satu persatu dengan tangan kosong, sementara para perampok membawa pedang. Namun hal itu tidak masalah bagi Naruto. Tak lama para perampok dibuat tidak bisa bergerak oleh Naruto.
"Kak Narutooo!" Panggil laki-laki yang lebih pendek dari Naruto. Yang sedang tergesa-gesa menghampiri Naruto di malam yang sunyi ini.
"Ada apa Konohamaru-Dattebayo" laki-laki yang di panggil Konohamaru itu menarik nafas yang rasanya ingin habis.
"Kak nenek sakit nya tambah parah" Naruto langsung berlari meninggalkan Konohamaru.
"DASAR KAKAK AKU MALAH DITINGGAL" Konohamaru yang kesal melihat barang bawaan Naruto tadi dan mengambilnya, kemudian ikut berlari mengejar Naruto yang berlari sangat cepat. Konohamaru tidak takut sendirian karena ia bisa bela diri diajar kan oleh Naruto. Naruto dengan jantung berdetak cepat sampai dirumah, terlihat Moegi dan Udon tengah duduk di samping neneknya Naruto.
"Nenek!" Wanita tua tersebut menerima genggaman tangan Naruto dengan lemah.
"Udon, Moegi bisa tinggalkan nenek dan kak Naruto sebentar"
Udon dan Moegi keluar dari rumah Naruto, dan Konohamaru yang tiba mulai membagi beberapa roti untuk mereka makan. Sementara di dalam.
"Naruto di sini nek-ttebayo"
"Ada yang mau nenek katakan padamu nak"
"Nenek jangan banyak bicara dulu, aku akan mengambilkan nenek obat" wanita tua bernama Chiyo itu menggeleng dan menyerahkan sebuah kotak kepada Naruto.
"Sebenarnya nenek bukan nenek kandung mu Naruto"
"Huh" Naruto terdiam sebentar lalu "aku tidak peduli nenek kandung atau bukan yang pasti nenek adalah keluarga ku Dattebayo" nenek Chiyo tersenyum mendengar ucapan Naruto.
"Nenek menemukan kamu saat kau berada di keranjang sayur nenek ketika bayi, dan ini adalah kain yang membalut dirimu ketika bayi dan disana tertera nama mu Naruto" Naruto sama sekali tidak memperdulikan kain tersebut, mau bagus sekalipun ia tidak peduli.
"Naruto peluk nenek" Naruto memeluk sang nenek dengan erat, namun beberapa saat kemudian ia tak mendengar deru nafas nenek nya.
"NENEK!" saat itu juga tangis Naruto pecah, ia memeluk erat nenek nya dan menangis tersedu-sedu, diikuti oleh Konohamaru, Moegi, dan Udon yang turut menangis. Naruto tidak menyangka hal seburuk ini akan dialami nya, bahkan tidak pernah terpikir oleh dirinya akan kehilangan sang nenek secepat ini.
•••••
Bersambung