Namikaze

153 10 2
                                    

Happy Reading

○○○○○

Namikaze Minato adalah raja dari kerajaan timur. Dimalam hari saat Khusina sudah tertidur nyatanya mata Minato enggan untuk menutup. Terlalu banyak pikiran, matanya menatap sebuah lukisan dimana ada dirinya Khusina dan putra kecil mereka. Minato meminta pelukis untuk menggambar wajah anaknya, seperti apa yang dilihatnya.

Tangan Minato mengelus lukisan itu.
"Dimana kau Naruto?" Mungkin itu lah sekarang yang bisa Minato ucapkan. Hendak keluar menikmati udara malam.

"Banyak pikiran yang mulia?" Minato menoleh. Pria dengan rambut di kepang satu mirip nanas menghampiri Minato.

"Tidak juga" jawab Minato.

"Kau tidak pandai berbohong Minato, wajah mu sudah bisa menjelaskan semua nya" Minato menarik nafas.

"Kau memang hebat dalam membaca raut wajah orang Shikaku" Shikaku menghembuskan asap rokok nya dan membuangnya. Kedua nya berjalan ke arah balkon di sebelah ruangan kamar raja dan ratu.

"Shikaku apa menurut mu putraku masih hidup?" Shikaku melihat wajah Minato yang sangat lelah.

"Entahlah aku tidak tau Minato" Shikaku bingung mau menjawab apa. Fugaku datang melihat Minato dan Shikaku berada di balkon istana.

"Aku hanya ingin memeluk putraku, bagaimana kabar nya, apa benar dia sudah mati? Lalu dimana kuburan nya? Kalau dia masih hidup apa dia makan dengan baik? Bagaimana keadaannya? Aku ingin bertemu dengan nya walau hanya sekali" air mata Minato sudah mengalir, isakan tangis berusaha di tahan nya. Selama 16 tahun bukanlah waktu yang singkat, melihat orang lain dengan putra mereka membuat Minato sedih.

Dia juga ingin memarahi anaknya, dia juga ingin mengajari anaknya, dia ingin menjadi sosok yang diidolakan anaknya seperti Shikaku dan Fugaku. Fugaku dan Shikaku memang tidak pernah merasakan apa yang dialami oleh raja mereka, tapi mereka bisa merasakan nya.

"Ah maafkan aku akhir-akhir ini aku menjadi lebih emosional" Minato menghapus air mata nya dan tersenyum getir.

"Seminggu lagi adalah penentuan nasib kerajaan kedepan nya" ucap Fugaku yang melipat tangan ke bahu, menghadap ke langit malam yang dipenuhi begitu banyak bintang.

"Kau benar Fugaku semoga ada seseorang yang pantas untuk menjadi raja menggantikan Minato" Shikaku menggepulkan asap rokok yang baru dinyalakan nya itu.

"Apa Shikamaru dan Sasuke ikut?" Tanya Minato.

Fugaku menarik nafas "setelah kejadian di kerajaan Hyuga anak itu berlatih dengan keras, entah apa yang merasuki nya. Sebagai hukuman aku menyuruhnya untuk ikut dalam pertandingan"

"Kalau Shikamaru anak itu justru sekarang tengah makan yakiniku bersama Choji dan Ino, dia bicara padaku tidak akan ikut. Dia bilang 'merepotkan'" Shikaku sedikit memasang wajah lesu. Mengingat wajah Shikamaru saat berbicara merepotkan membuat Shikaku sedikit terkekeh. Memang benar ayah dan anak sama saja.

"Tapi bisa membuat Sasuke babak belur saat kembali. Bukankah prajurit Neji itu hebat?" Ucap Minato, saat melihat wajah Sasuke yang dipenuhi lebam.

"Kau benar Minato aku juga kaget! Aku penasaran sekuat apa prajurit itu?" tanya Fugaku.

"Dari surat yang kubaca dari Hyuga Hiashi, anak bernama Menma itu lebih kuat dari pada Neji" saat Itachi turun dari kereta, dia menyerahkan surat dari Hiashi untuk Minato sebagai permintaan maaf. Minato sendiri tidak masalah untuk hal itu.

"Wah aku jadi ingin bertemu dengan nya!" Rasa penasaran Nara Shikaku itu terhadap prajurit sekaligus kagum terpancar dari wajah Shikaku.

"Aku juga"

the lost princeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang