Happy Reading
•
•"Kak sudahlah ikhlas kan nenek, jika kakak seperti ini pasti nenek tidak akan suka" ujar Moegi turut prihatin dengan kesedihan Naruto.
"Hm" balasan Naruto mengiyakan ucapan Moegi. Terdengar keributan dari luar, membuat Moegi dan Naruto mengalihkan pandangan nya.
Terlihat Konohamaru tengah bertarung dengan sekelompok orang-orang yang mengenakan topeng, Naruto melihat itu ikut langsung membantu Konohamaru. Para bandit itu dibuat pingsan oleh keduanya, tak lama prajurit kerajaan datang."Terima kasih telah menghajar para pandit ini, kami telah lama mencari mereka" prajurit-prajurit lain langsung mengikat para bandit dan memasukan menarik mereka untuk di hukum di istana kerajaan.
"Sama-sama kore" Konohamaru tersipu sementara Naruto hanya diam tak mengatakan apapun. Ia hanya kesal saat para bandit menginjak kebun nya.
"Maafkan aku kak Naruto seharusnya aku lebih kuat lagi" Naruto menggeleng.
"Bukan salahmu Konohamaru" Konohamaru merasa bersalah karena menambah kesedihan Naruto.
Beberapa hari kemudian
Naruto tengah menjadi guru bela diri untuk Konohamaru, Moegi dan Udon. Mereka memang sering berlatih, karena bela diri penting untuk melindungi diri dan orang lain. Mereka dengan serius berlatih setiap hari, namun ketiganya tak mampu mengalahkan Naruto yang hebat. Kegiatan keempat nya berhenti takkala seorang pria turun dari kereta kuda. Naruto dan tim nya itu lantas segera menuju beberapa pengawal yang membuka kan jalan.
Seorang pria berambut hitam panjang turun dan menghampiri Naruto. Naruto masih tetap menutupi warna asli rambutnya dengan warna hitam.
"Apa benar kau yang kemaren menghajar para bandit"
"Benar" jawab Naruto singkat. Lalu menyerngit heran, ada apa keluarga bangsawan datang menemuinya secara langsung seperti ini.
"Ada apa Dattebayo?" Tanya Naruto heran.
"Maukah kau bekerja sebagai prajurit di Istana kerajaan"
"Tidak mau" tolak nya tegas.
"KAKAK BIASANYA ORANG AKAN LANGSUNG MAU" ucap ketiga nya bersamaan, Naruto tadi langsung menolak mentah-mentah. Bocah ketiga nya geram pasal nya bekerja sebagai prajurit memiliki tempat tinggal dan uang tapi nyawa sebagai taruhan nya.
"Siapa namamu?"
"Menma" ya Kohomaru dan tim nya memang tau kalau Naruto hanya untuk panggilan pribadi, dan hanya diketahui oleh mereka saja.
"Namaku Hyuga Neji jika masih mau bersedia, datanglah ke Istana" Neji memberikan sebuah surat resmi agar nantinya Naruto mudah menemuinya. Naruto hanya membalas deheman dan kemudian kereta kerajaan mulai pergi meninggalkan rumah Naruto. Naruto lalu meletakkan kertas itu di atas meja, dan kembali melatih Konohamaru dkk.
Hari ini tiba Naruto mulai mengemasi barang-barangnya, hanya membawa kotak yang berisi kain yang membungkus dirinya di waktu bayi.
"Saat kakak kembali, kalian harus menjadi lebih kuat oke" ucap Naruto. Konohamaru menangis, sebab Naruto akan pergi ke istana untuk menjadi prajurit. Tekadnya bulat ingin menikmati hidup dengan terus berlatih agar menjadi lebih kuat.
●●●●●●
Di sebuah kerajaan lain di Timur, tepat nya Kerajaan Namikaze yang dipimpin oleh Minato.
"Khusina kau melamun lagi" Mikoto menepuk pelan bahu Khusina.
"Ah maafkan aku Mikoto" Mikoto mengerti, pasti Khusina sedang merindukan putranya.
"Mikoto jika Sasuke ataupun Itachi tidak mau meneruskan Kerajaan lalu siapa lagi?" Baik Minato, Fugaku, Khusina, dan Mikoto mereka pusing memikirkan tahta selanjutnya siapa. Sementara mereka tau sendiri kalau penerus kerajaan ini sudah tidak ada.
"Aku juga tidak tau, kedua putra ku sama sekali tidak mau terlibat dengan urusan mengenai raja. Mereka hanya ingin menjadi Duke agar bisa lebih bebas, sementara kau tau sendiri Khusina menjadi raja itu bukan lah hal yang mudah" jawab Mikoto, penerus Duke sepertinya akan di warisi ke Sasuke karena Itachi sama sekali tidak berminat. Ia hanya ingin berpetualang ke banyak tempat, sambil menambah pengalaman baru.
Minato dan Fugaku datang lalu duduk di samping istri mereka masing-masing. Dibelakang mereka nampak Sasuke dengan pedang kebanggaan nya, setetes air mata jatuh dari pelupuk mata Khusina. Setiap kali melihat Sasuke mengingatkan nya pada sang anak yang hilang entah kemana. Minato paham menghapus air mata tersebut.
"Bagaimana dengan Duke Nara apakah anak mereka mau-ttebane?" Tanya Khusina memecahkan keheningan, baik Fugaku dan Minato menghela nafas panjang.
"Nara Shikamaru tidak mau dia bilang itu 'merepotkan' " Jawaban dari Minato membuat mereka menghela nafas kasar. Entah bagaimana kedepan nya nasib kerajaan jika tidak memiliki raja, jika mengambil sembarangan orang takutnya negara ini akan hancur.
"Kenapa tidak melakukan pertarungan saja dengan para bangsawan kerajaan lain untuk menemukan pengganti pangeran" celetuk Sasuke membuat keempat orang itu memikirkan nya.
"Aku setuju!" Seru Khusina dan Mikoto, sementara Fugaku dan Minato saling berpandangan. Mereka masih memikirkan langkah ini, apakah benar atau tidak. Karena dalam hal ini banyak melalui pertimbangan yang ketat dan butuh persiapan yang matang. Sebab nanti nya para petinggi akan menyetujui atau tidak.
Kerajaan besar Namikaze sangat dihormati oleh Kerajaan lain, Kerajaan ini merupakan negara kaya, makmur, sejahtera, dan damai untuk orang-orang karena ketegasan Raja dan Duke yang berkuasa di daerah masing-masing. Tak jarang pihak yang egois ingin merebut kerajaan ini, hanya untuk kepentingan semata.
Walaupun tidak memiliki pangeran mahkota namun, kerajaan ini memiliki kepercayaan penuh kepada raja mereka.
"Minato aku setuju apa yang dikatakan oleh Sasuke namun, aku masih percaya bahwa putra kita masih hidup sebelum kuburan putraku ditemukan aku tidak akan pernah mau menganggap putraku sudah mati"Minato memeluk sang ratu nya dengan erat sesekali mengecup lembut kepala sang istri.
"Aku juga"
"Jika kau masih hidup putraku, sebenarnya dimana kau berada. Ayah merindukan mu" batin Minato, walau jarang terlihat sedih namun Minato sering merasa gagal menjadi ayah. Ia bahkan tidak bisa melindungi putranya sendiri dengan baik.
Fugaku di kediaman nya ia memerintahkan para prajurit untuk pergi ke berbagai kerajaan mengantarkan surat Undangan bagi para Kesatria. Tentu Itachi akan pergi sambil melihat-lihat dunia bersama sang istri Uchiha Izumi. Setelah menerima perintah dari Raja, Fugaku langsung bergerak cepat. Dan Sasuke juga ikut bersama kakak nya itu.
"Apa kamu ragu?" Tanya Mikoto terlihat dari ekspresi wajah suaminya.
"Aku tidak ragu hanya saja, aku takut ada beberapa orang jahat yang ingin merebut kerajaan lewat ini" Mikoto mengerti, namun bagaimana pun perintah raja itu mutlak. Mereka tidak bisa menolak.
Bersambung.....