Happy Reading
○○○○○
Satu hal yang membuat Naruto ingin kembali tidur adalah ibu nya sangat heboh saat dirinya sudah sadar, tak lupa pula ketiga adiknya yang menangis. Mata biru Naruto mengarah pada Minato yang terlihat tersenyum lega, sementara di sebelah Fugaku Sasuke tersenyum miring.
Saat ini Minato, Khusina, Shikaku, Shikamaru, Fugaku, Sasuke dan trio bocil sedang berada di kamar Naruto.
"HUAAA KAKAKKK KAU MEMBUAT KAMI CEMAS" Tangis Udon sambil memeluk kaki Naruto erat.
"NARUTO KAU MEMBUAT IBUMU CEMAS-DATTEBANE!" Khusina memeluk tubuh Naruto erat, Naruto pasrah saja di peluk.
"Ibu! Udon lepas!" Naruto sedikit menggeser tubuhnya, dirinya lelah. Khusina menggepalkan tangan nya, dan meninju kepala Naruto pelan.
"Dasar padahal ibu sangat cemas padamu!" Khusina tersenyum lega, rasa nya sangat mustahil harapan nya bisa dikabulkan tapi Khusina benar-benar bersyukur bisa bertemu lagi dengan Naruto.
"Oi pecundang kenapa kau tidur selama itu!?" Fugaku menepuk pelan keningnya, putranya memang paling bisa mencari masalah.
"Apa katamu! Sialan!" Naruto terbawa emosi.
"Sudah cukup jangan bertengkar!" Minato menengahi bisa-bisa nanti kamar ini hancur oleh mereka berdua.
"Naruto nanti ke ruangan ayah, ayah ingin bicara berdua dengan mu" ucap Minato, Naruto hanya mengangguk setelah nya reuni dengan yang lain mengenai Naruto yang sudah sadar, Naruto juga berkenalan dengan Shikamaru dan yang lain nya.
●●●●●
Ayah dan anak itu saling duduk berhadapan di ruangan khusus kerja Minato, Naruto duduk dengan nyaman jadi begini rasanya jadi orang kaya batin nya. Naruto melihat Minato meletakkan beberapa kertas di hadapan nya.
"Apa ini ayah?" Tanya Naruto bingung.
"Baca itu Naruto" Naruto mengambil kertas itu dan Naruto benar-benar tidak percaya dengan apa yang ada di kertas itu. Nenek Chiyo adalah seorang buronan?.
"Omong kosong apa ini ayah!?" Minato meletakkan kedua tangan nya di dada, masih bingung dengan apa yang diucapkan nya nantinya.
"Ayah sedang tidak berbicara omong kosong Naruto" Naruto meremas kertas tersebut hingga menjadi remuk dan membuang nya ke sembarangan ayah. Bagaimana bisa Naruto tidak marah, di kertas itu tertulis bahwa orang yang menculik Naruto sewaktu bayi adalah orang yang selama ini merawat Naruto.
"Ayah sudah menyuruh orang menyelidiki dan semua bukti mengarah pada nyonya Chiyo" Saat Naruto masih tak sadar, Minato mulai menyelidiki tentang Naruto selama ini dan Minato menemukan keanehan semua bukti mengarah pada Chiyo. Naruto diam masih tak percaya dengan fakta yang sangat menyakitkan hati nya ini.
"Ayah yakin ini tidak salah?" Suara Naruto mulai lemah.
"Entahlah" Minato sebenarnya juga tidak mau membicarakan hal ini, namun dirinya perlu pendapat Naruto yang sudah lama tinggal dengan putranya. Minato berdiri dan berjalan mendekat dan mengelus kepala putra satu-satunya itu.
"Aku tidak percaya ayah" elak Naruto.
"Tentu saja"
Minato duduk di sebelah Naruto dan menatap lekat putranya itu, Minato memiliki satu penyesalan seumur hidupnya yaitu tidak melihat Naruto tumbuh dan berkembang.
"Nenek adalah orang yang merawatku sejak kecil, tidak mungkin dia memisahkan aku dari ayah dan ibu. Bagiku dia adalah seseorang yang sangat aku sayangi, dia bahkan rela mengorbankan nyawanya demi aku" Minato mendengarkan cerita anaknya itu.
"Apa kau sangat menyayangi nya?" Tanya Minato.
"Iya"
"Bersiaplah Naruto"
Naruto heran. "Kenapa ayah?"
"Besok malam akan ada pesta pengumuman dirimu kepada seluruh kerajaan dan tamu-tamu dari kerajaan lain juga akan datang"
"EHH TUNGGU AKU BELUM SETUJU- DATTEBAYO!"
Minato tertawa, tingkah Naruto persis seperti Khusina hanya saja Naruto mirip dengan nya. Minato benar-benar bersyukur bisa kembali bersama dengan anaknya.
"Kau tidak mau diumumkan sebagai pangeran mahkota?" Tanya Minato.
"Ayah semua ini terlalu mendadak bagiku. Aku belum terbiasa di perlakukan seperti ini, aku juga baru merasakan memiliki orang tua. Jika ayah mengumumkan aku ke hadapan semua orang, orang-orang akan bermuka dua di hadapan ku" ucap Naruto.
"Lalu ayah harus bagaimana?"
"Aku harus belajar banyak bagaimana cara menjadi pangeran, aku juga perlu banyak latihan untuk menjadi lebih kuat ayah. Aku agak bodoh jika harus belajar dengan cepat, aku perlu waktu. Maukah ayah menerima permintaan ku?"
"Apa itu?"
"Ayah boleh berbicara kalau aku sudah kembali kepada semua orang, tetapi aku ingin tetap bebas sebagaimana aku biasanya. Ayah tau aku sangat membenci bangsawan, tapi ternyata aku sendiri seorang bangsawan. Aku ingin membantu rakyat dari masalah yang di timbulkan bangsawan, apakah ayah mengijinkan nya"
"Baiklah tapi kau juga harus meminta ijin ibumu, jika tidak ayah akan diamuk oleh ibumu" wajah Minato sedikit takut saat mengingat betapa seramnya Khusina saat marah. Minato kembali memegang kepala Naruto dan sedikit dielusnya lembut. Minato terlihat memikirkan sesuatu, dan membuat Naruto heran dengan tingkah ayahnya itu.
"Kudengar kau suka sekali ramen" ujar Minato tiba-tiba. Naruto mengangguk semangat, siapa juga yang tidak suka dengan makanan kesukaan nya itu, bagi Naruto ramen adalah hidupnya.
"Bagaimana kalau kita makan ramen bersama"
"YOSSHAAA!" Minato sedikit terkejut, wajah bahagia Naruto mampu membuatnya sedikit tertawa. Lalu keduanya segera bersiap menuju tempat ramen yang dibicarakan oleh Minato, saat tau tempatnya adalah Ichiraku Ramen membuat mata Naruto berbinar-binar. Saking tidak sabarnya, Naruto menarik ayahnya agar segera bergegas, Naruto sudah merindukan ramen.
Khusina sendiri bertanya dan memutuskan untuk tidak ikut, biarlah suami dan anaknya itu menghabiskan waktu bersama toh Khusina senang melihatnya. Seharian itu Minato dan Naruto menghabiskan waktu bersama sampai larut malam, mereka juga berkeliling kerajaan agar Naruto lebih mengetahui tentang kerajaan. Namun, bukan Naruto namanya jika langsung mengingat semua tempat.
Minato menatap Naruto yang membelakangi dirinya, Naruto sibuk melihat tempat yang bercahaya indah di pusat kerajaan di malam hari. Inilah pertama kalinya Minato bisa lebih dekat dengan Naruto, walau awalnya Minato agak canggung karena tidak tau harus bersikap bagaimana.
"Ayah akan selalu melindungimu dan ibumu Naruto, juga kerajaan ini" batin Minato, dirinya tak mau kehilangan apapun lagi. Minato benar-benar sudah menjadi ayah sekarang, bukan lagi hanya khayalan atau imajinasi, biasanya dirinya hanya menjadi paman bagi anak-anak dari teman-temannya.
"Ayah terima kasih" ucap Naruto menghadap ayahnya itu. Minato merasakan hatinya menghangat ada sesuatu yang membuat tubuhnya terdiam kaku.
"Untuk apa Naruto?"
"Karena telah menjadi ayahku. Juga terima kasih untuk hari ini, ini adalah hari yang sangat aku nantikan selama hidupku untuk itu terima kasih ayah"
Minato tersenyum bahagia.
"Terima kasih juga telah menjadikan aku dan Khusina sebagai orang tuamu" Naruto mengangguk, lalu ayah dan anak itu memandangi seluruh kerajaan Namikaze yang sangat indah ini."Ayah benar-benar raja yang hebat"
Bersambung.....
Dari awal cerita nya memang tidak terlalu berat🙏, semoga suka🍥