Happy Reading
○○○○○
Kondisi Naruto yang sudah membaik membuat Minato dan Khusina sangat besyukur, untuk itulah sekarang di ruangan besar di istana Namikaze tengah berlasung pesta datang nya Naruto. Tetapi tidak banyak orang yang datang, orang-orang yang mengenal Naruto saja yang datang dan bisa masuk dalam pesta ini.
Seperti saat ini para ibu-ibu sedang membicarakan gaun mereka, para suami membicarakan politik. Sedangkan anak mereka tengah berkumpul dan bermain kartu. Hinata, Tenten, Sakura, Ino, Temari, dan Moegi hanya menikmati permainan kartu yang dilakukan para pria.
Gelak tawa yang berasal dari Naruto saat Neji dan Lee bertengkar, Sasuke yang menyalahkan Naruto karena curang, Choji yang menghabiskan stok makanan, dan Udon dan Konohamaru yang bertengkar karena merasa diri sendiri lebih hebat.
"HAHAHA" Naruto dan Kiba tak mampu menahan tawa mereka, saat melihat Choji memarahi Shikamaru yang mengambil makanan nya. Khusina justru sangat bahagia saat Naruto tertawa lepas seperti itu. Karena Naruto merasa sudah terlalu banyak tertawa, pria berambut kuning itu memilih mundur dan menuju rooftop istana.
Naruto merebahkan tubuhnya disana, dan menatap bintang-bintang. Kedua tangan nya menjadi tumpuan untuk kepala.
"Siapa?" Naruto yang merasakan hawa seseorang yang berdiri tepat di sebelah tubuhnya berada.
"Ini aku" seorang perempuan duduk di sebelah Naruto, Naruto kaget dan menduduki tubuhnya di sebelah perempuan tersebut.
"Tuan putri?" Tanya Naruto heran.
"Ah sebaiknya panggil Hinata saja" elak Hinata, yang merasa tak pantas dengan panggilan tersebut.
"Kenapa? Bukankah lebih baik seperti itu?"
"Kau juga seorang pangeran Naruto-kun rasanya aneh, lagipula kita adalah teman kan" jawab Hinata.
"Baiklah tapi tetap saja aku akan memanggilmu tuan putri" Naruto yang keras kepala membuat Hinata tertawa.
"Ada apa?" Masih dengan gelak dari Hinata, Naruto bingung dan menggaruk leher nya kikuk ia tak mengerti.
"Kau keras kepala ya Naruto-kun" Naruto kemudian hanya menyengir lalu kembali merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata. Terjadi keheningan antara keduanya, baik Hinata dan Naruto sama-sama bingung akan membicarakan apa lagipula melihat Naruto memejamkan mata, membuat Hinata kehabisan kata-kata.
"Putri apa besok kau kembali ke kerajaan Hyuga?" Hinata melihat Naruto sebentar.
"Hm iya"
"Hati-hati dalam perjalanan ya putri, aku bukan lagi pengawal Neji jadi aku tidak bisa melindungimu" Hinata salting untuk saja malam hari, jadi Naruto tidak bisa melihat wajah Hinata yang memerah karena ucapan dari pria kuning tersebut.
"B-ba-baik" ucap Hinata gugup. Hinata meletakkan tangan nya didada dan merasakan debaran jantung yang luar biasa.
"Aku akan memulai perjalanan ku" ucapan Naruto membuat Hinata menatap bingung akan maksud dari pria yang sedang merebahkan tubuhnya itu.
"Perjalanan?"
"Tuan putri tau sendiri kan awalnya aku sangat membenci para bangsawan"
"Lalu?" Tanya Hinata.
"Aku sudah meminta izin ayah dan ibu, aku akan memulai perjalanan untuk melindungi kerajaan dari orang-orang jahat terutama bangsawan yang menindas rakyat kecil"
"Bukankah terlalu bahaya nanti Naruto-kun"
"Tidak perlu khawatir aku ini kuat" Hinata tau Naruto kuat, tapi tetap saja hati Hinata rasanya akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga jika tak melihat Naruto, pasti perjalanan yang dimaksud oleh Naruto adalah perjalanan yang sangat jauh dan membutuhkan waktu yang lama.
"Anuu Naruto-kun apakah aku boleh ikut bersamamu!" Naruto membuka mata dan melebarkan matanya menatap tak percaya apa yang baru saja di katakan oleh perempuan disampingnya itu.
"Jangan bodoh putri ini berbahaya!" Naruto sedikit marah mendengar ucapan Hinata itu entah karena apa, Hinata menundukkan kepalanya. Hinata meremas gaunnya pelan, tetapi berusaha bersikap biasa saja.
"Kau benar" Hinata mengutuk dirinya sendiri yang lemah ini, kenapa Hinata tidak sekuat Sakura dan yang lain. Hinata hanya perempuan yang tidak bisa belajar mengenai bertarung, ayahnya melarang keras Hinata untuk berlatih bela diri.
"Maaf" Naruto sedikit menyesal telah marah kepada Hinata, Hinata menggeleng dan tersenyum.
"Tidak apa-apa Naruto-kun, jangan merasa bersalah" Naruto memilih diam, dirinya tak mau lagi memarahi perempuan berhati lembut ini.
"Naruto-kun untuk apa kau memulai perjalananmu?" Hinata berusaha bersikap biasa saja dan kembali memulai obrolan dengan Naruto.
"Aku ingin melihat rakyat kecil merasakan hidup mereka aman di kerajaan tanpa perlu memikirkan apapun, ada bangsawan baik dan ada juga yang jahat putri aku ingin membuat orang-orang jahat mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatan mereka. Kerajaan ini memang sudah tau kalau pangeran nya kembali, tetapi aku hanyalah orang biasa yang sama sekali tidak mengerti dengan urusan kerajaan. Dengan perjalanan ini setidak nya, aku bisa melihat wajah orang-orang tersenyum bahagia"
Hinata kagum dengan pemikiran Naruto, tak banyak orang yang memikirkan orang lain. Justru terkadang mereka hanya mementingkan dirinya sendiri. Hinata tak mau memotong pembicaraan Naruto hanya menunggu Naruto menyelesaikan kalimatnya. Naruto bangkit dan berdiri kemudian mengulurkan tangan nya kepada Hinata. Hinata menerima uluran tangan tersebut.
"Sebaiknya kita kembali, jika terlalu lama di sini kau bisa masuk angin putri"
"Aku ingin tetap seperti ini"batin Hinata. Naruto berjalan di depan Hinata dengan tangan mereka yang saling bergandengan, dan memperhatikan wajah Naruto sembari mereka berjalan menuju tempat pesta yang sebelumnya. Hinata tak rela jika tangan mereka terlepas, tapi Hinata tak bisa mengungkapkan nya. Dan hanya bisa menatap tubuh Naruto dari belakang.
"Naruto-kun kau hebat" Naruto menghentikan langkah kakinya dan menatap Hinata.
"Justru yang hebat itu tuan putri bukan aku"
"EH" Hinata heran, apa yang bisa Hinata lakukan selain menjadi putri kerajaan Hyuga, Hinata juga tidak bisa bela diri dan Hinata selalu berlindung di balik punggung ayahnya dan Neji. Bagi Hinata tidak ada yang istimewa dari dirinya ini.
"Ada apa?"
"Tidak"
"Apa tuan putri merasa tidak berguna?!"
"Bagaimana kau tau?"
"Hanya menebak" Naruto lalu berbalik dan memasukkan kedua tangan nya ke saku celana, meninggalkan Hinata yang melihat tubuh Naruto menjauh.
"Bagiku kau adalah tuan putri yang hebat, jika kau merasa tidak berguna maka kau salah tuan putri Hinata. Semua orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam dirinya termasuk aku"
Hinata tersenyum lebar, rasanya hatinya menghangat mendengar ucapan Naruto dan berjalan menyusul tubuh Naruto. Semua kegelisahan dalam diri Hinata menghilang, walau Naruto tidak sepintar yang lain tetapi satu hal dari Naruto yang membuat Hinata suka adalah sikap Naruto yang mampu membuat orang tertawa jika bersamanya.
Bersambung.....
Teman-teman maaf ya, mungkin cerita ini akan lama untuk update. Nanti sekalinya up aku bakalan selesai kan cerita ini terimakasih🙏
