Happy Reading
○○○○○
Khusina bersama dengan Mikoto, Nara Yoshino ibu dari Shikamaru (Google) sedang mempersiapkan kastil tamu yang akan di tempati oleh bangsawan dari kerajaan lain. Mereka mempersiapkan segalanya agar para tamu merasa nyaman.
Saat sedang memerintahkan para pelayan untuk menata barang-barang dengan rapi, wajah Khusina tiba-tiba di tutupi oleh sesuatu dan dibawa oleh angin yang berhembus.
"Nanda-ttebane" Khusina sedikit terkejut kemudian menarik benda yang menutupi wajahnya.
"Kain?" Ucap Kushina.
"Ada apa Khusina?" Yoshino sedikit mendekat.
"Kain ini tiba-tiba menutupi wajahku"
"Oh aku kira ada apa, yasudah aku kesana dulu" Khusina mengangguk, Yoshino pergi.
"Pelayan!" Panggil Kushina.
"Iya yang mulia ratu"seorang pelayan membungkuk hormat kepada Khusina.
"Kenapa kau ceroboh sekali-dattebane! Kain ini tiba-tiba mengenai wajahku" Khusina sedikit kesal, pelayan tersebut menunduk tak berani menjawab ucapan sang ratu.
"Ini cepat bersihkan" Khusina memberikan kain tersebut.
"Baik yang mulia, maafkan atas kelalaian saya" pelayan membungkuk hormat pada Khusina. Namun sesuatu menyilaukan mata Khusina.
"Berikan lagi kain nya padaku, kau bisa pergi" setelah pelayan itu pergi dari hadapan Khusina, ia yang penasaran melihat ukiran emas yang menyilaukan matanya.
DEG
Khusina terdiam, dirinya sangat mengenal kain yang berada di genggaman nya ini.
"Naruto" lirih Khusina pelan, setetes air mata jatuh ke pipi nya. Tanpa pikir panjang Khusina memeluk kain tersebut erat. Khusina berlari sambil menangis Minato harus tau hal ini.
Sementara di tempat Minato mereka sedang rapat penting sebelum pertarungan dimulai. Ada beberapa hal yang harus dijelaskan, saat sedang serius pintu ruangan rapat dibuka begitu keras menyebabkan suaranya mengalihkan perhatian semua orang di dalamnya.
"MINATO!!" seorang wanita berambut merah menghentikan aktifitas rapat. Nafas Khusina terengah-engah.
"Ada apa Khusina?" Oke Minato sedikit kesal dengan istrinya itu padahal ini rapat penting, bukankah Minato sudah mengatakan sebelumnya pada istrinya itu.
"Kalian semua keluar!" Ucap Khusina tegas pada seluruh orang kecuali Minato.
"Khusina ken-" ucapan Minato terputus.
"AKU BILANG KELUAR-DATTEBANE!" Bentakan dari Khusina membuat orang-orang mulai keluar, mau tak mau Minato terpaksa menemui sang istrinya dulu. Bisa nanti dirinya yang kena amuk, lebih baik sekarang Minato mendengarkan istrinya dulu. Toh dia raja, rapat kapanpun bisa semaunya, lagipula siapa yang mau menolak perintah raja.
Khusina berjalan ke arah Minato berada.
"Khusina sebe-" ucapan Minato terpotong saat air mata Khusina mengalir begitu saja. Minato memeluk istrinya dan menghapus air mata Khusina, begini saja sudah membuat hati Minato tersentuh.
"Ada apa hm?" Bibir Khusina melingkar kebawah, ia menyerahkan kain yang dipegang nya tadi ke Minato. Bagi keduanya persis tau kain tersebut, kain putih panjang dengan ukiran nama Naruto di salah satu sisinya, dulu Khusina yang sedang hamil merajut nama putra mereka di kain tersebut. Dan kain ini jugalah yang membungkus tubuh Naruto saat lahir.
"Khusina aku merasakan kehadiran Naruto di dekat kita" rasa nya sesak tapi Minato harus tetap kuat untuk istri dan kerajaan nya.
"Aku juga sama seperti waktu hamil" balas Khusina mereka memeluk kain.
"Minato sepertinya ini pertanda kalau kita akan segera bertemu dengan Naruto"
"Semoga saja" Minato mengecup puncak kepala Khusina dengan sayang. Semoga ini adalah awal yang baik untuk mereka segera bertemu dengan Naruto.
●●●●●●"Baiklah semua terima kasih atas kerja sama nya, kalian boleh berkeliling kerajaan ini" Neji mengucapkan itu kepada prajurit yang salah satunya adalah Naruto.
"Terima kasih pangeran" Naruto dan 3 prajurit lain segera mundur dari hadapan Neji.
"Menma kau mau ikut bersama kami" sebut saja namanya Saki, Naruto menggeleng.
"Baiklah" mereka berpamitan, untung Neji memberikan waktu untuk beristirahat Naruto bisa memanfaatkan waktu nya untuk berkeliling mencari oleh-oleh untuk ketiga adiknya itu. Langkah kaki Naruto mengelilingi kerajaan dan pandangan kagum Naruto, ternyata benar kerajaan ini jauh lebih kaya seperti yang dibicarakan oleh orang lain. Nuansa kuning keemasan adalah ciri kerajaan ini. Pandangan mata Naruto terarah pada sebuah tempat makan sederhana Ichiraku Ramen namanya.
"Permisi" ucap Naruto sopan.
"Ah selamat datang" ucap seorang perempuan dan seorang laki-laki seeprtinya ayahnya.
"Wah sepertinya kau orang luar ya?"
"Iya nee-san aku berasal dari kerajaan Hyuga" jawab Naruto.
"Kalau begitu kau mau pesan apa?"
Mata Naruto mengarah pada dinding yang ditempeli menu sekalian dengan daftar harganya.
"Uangku tidak cukup untuk beli oleh-oleh jika membeli ramen spesial yang besar"batin Naruto.
"Ossan aku mau ramen yang kecil satu" jawab Naruto.
Pria itu mengangguk "Baiklah tunggu sebentar" Naruto menangguk sambil menyeduh teh yang tersedia di atas meja.
"Perkenalkan aku ayame dan ayahku Teuchi" Ayame memperkenalkan diri.
"Oh iya nee-san aku Menma"
Tak menunggu lama ramen yang Naruto pesan telah siap, aroma dari ramen tersebut membuat Naruto tak tahan untuk segera memakan nya. Saat suapan pertama mata Naruto membola, ini jauh lebih enak dibandingkan dengan yang ada di kerajaan Hyuga.
"Ossan ini enak sekali" puji Naruto.
"Terima kasih habiskan-habiskan" dengan lahap Naruto mulai memakan ramen nya, sambil makan pandangan Naruto mengarah pada cup cup kecil, mungkin setelah menghabiskan ramen ia akan bertanya. Beberapa menit berlalu ramen Naruto sudah habis.
"Ossan itu apa?" Tunjuk Naruto.
"Itu adalah ramen instan, nanti tinggal siram dengan air panas dan tunggu selama 3 menit maka ramen nya siap untuk dinikmati" pikiran Naruto pasti Konohamaru, Udon, dan Moegi akan menyukai nya. Naruto pergi dari restoran sederhana itu, sambil menenteng cup ramen.
Naruto lalu melihat gantungan kunci dengan kerajaan Namikaze sebagai hiasannya. Naruto kemudian membelikan 3, dirasa cukup Naruto sebaiknya berkeliling sambil melihat-lihat kerajaan. Dari kejauhan Naruto melihat dua orang sedang duduk di kursi, seorang perempuan berambut pink dan pemuda berambut hitam.
Saat melihat siapa pemuda yang bersama Sakura itu, mata Naruto mengerjap malas. Tadinya ia akan bertanya dimana Neji pada Sakura, tetapi Naruto sudah malas dan memilih pergi.
"Kenapa ada bangsawan sialan itu-ttebayo" batin Naruto, ia masih dengan tindakan Sasuke tak ingin menyebabkan masalah Naruto lebih memilih pergi meninggalkan kedua insan tersebut.
Bersambung.....
Chap selanjutnya khusus Sasusaku ya, terimakasih ><