Tuan Putri Hinata

176 10 1
                                    

Happy Reading

●●●●●

Dikamar mewah nan megah milik putri dari kerajaan ini. Hyuga Hinata termenung memikirkan seorang pria yang bermata biru yang ditemui nya waktu itu membuat dirinya terpana.

Pakaian tidur ala seorang putri kerajaan membuat nya anggun, rambut yang indah biru tua. Hinata melangkah menuju keluar kamar, dan melangkah kan kaki pelan menuju taman istana untuk melihat indahnya suasana malam.

"Mau kemana?" Tegur pria di hadapan Hinata membuat dirinya terkejut, Hinata langsung menutup mulut pria itu menggunakan tangan nya.

"Ssttt diam lah aku hanya ingin menuju taman"

"Eh!" Ucap mereka bersamaan, bisa Hinata lihat mata pria di hadapan nya membuat dirinya tertegun. Mereka perpandangan untuk beberapa saat. Lalu pria tersebut mulai menjauhkan diri dari Hinata.

"Tuan putri Hinata bukan?" Tanya nya.

Hinata tersipu dengan mata itu, ia lalu tersenyum malu dengan wajah memerah tapi gelap jadi pria di hadapan nya tidak bisa melihat.

"Iya bolehkah kau temani aku!" Perintah Hinata.

"Baik"

Hinata lalu duduk di kursi taman sambil memejamkan mata, menikmati suasana malam yang indah ini.

"Kau prajurit baru?" Hinata memulai percakapan sedikit gugup.

"Hm"

"Nama mu?" Tanya Hinata lagi.

"Menma"

Hinata terkejut ia tau nama itu dengan sangat jelas.
"Kamu pedagang yang waktu itu dipasar?!" Hinata lalu melihat ke arah pemuda yang duduk dirumput itu.

"Hm" balas Naruto pendek. Setelah dari pasar waktu itu diperjalanan menuju istana kerajaan Hinata sempat bertanya pada pengawal mengenai nama pemuda yang ada di pasar tadi. 

Hinata kembali menatap pemuda di samping nya itu yang juga sama memperhatikan bulan. Hinata rasanya begitu terpana oleh mata yang tengah menatap langit malam dengan seksama. Tangan Hinata meremas sedikit gaun tidur nya, bukan ia kedinginan namun perasaan nya sedikit lega bisa berbicara dengan orang yang berada di sebelah nya ini.

"Bukankah enak memiliki hidup bebas seperti menjadi seorang pedagang, bisa mengunjungi banyak tempat" ujar Hinata memecahkan keheningan, alis Naruto naik sebelah pertanda tidak mengerti.

"Kau aneh putri bukankah seluruh gadis ingin menjadi putri, dan kau malah ingin menjadi orang biasa" balas Naruto, Hinata menggeleng pelan tanda tak setuju.

"Hidup sebagai putri memang tidak perlu mengkhawatirkan apapun, namun aku hanya ingin melihat dunia luar. Sejak ibuku meninggal saat melahirkan adikku, ayahku mulai sangat protektif terhadapku. Berkutat dengan pelajaran ala putri membuat ku bosan dan ingin sekali melihat dunia luar"

"Jika aku menjadi putri mungkin aku sudah kabur" sahut Naruto.

Hinata tersenyum pelan.

"Aku tidak seberani itu, lagipula aku hanya akan menambah beban ayahku saja"

"Aku hanya ingin sekali saja merasakan kehidupan sebagai orang yang tidak di dikenal sebagai putri, menjadi orang biasa sehari saja sepertinya akan sangat menyenangkan" lanjut Hinata.

"Aku tidak tau ternyata menjadi bangsawan juga memiliki hal yang sangat tidak disukai" Hinata membuka mata nya, jujur perasaan nya menjadi lebih lega sekarang setelah berbicara dengan Naruto.

"Terima kasih Menma"

"Hm segeralah masuk udara semakin dingin" Hinata berdiri namun berhenti dan berbalik badan. Dengan ragu Hinata mulai bicara.

"Apa makanan favorit mu Menma?"

"Ramen tapi kenapa putri menanyakan hal itu" Hinata tersenyum bahagia, lalu langsung kabur. Naruto yang tidak peduli, Naruto sekarang menjadi pengawal pribadi Neji karena dirinya yang kuat. Baik Neji dan Naruto mereka berteman baik, Neji sendiri meminta supaya Naruto tidak menganggap nya sebagai atasan hanya teman dan lihatlah mereka berdua benar-benar serasi.

Hinata yang berlari memasuki istana, terduduk diam di balik pintu kamar nya.

"AKHHH JANTUNG KU" pekik Hinata pelan. Hinata rasa wajahnya pasti akan sangat merah sekarang, bangkit dan menyuruh seorang pelayan membuatkan dirinya ramen.

"Ramen ya aku mulai menyukai mu hari ini dan juga warna biru" ucap Hinata entah kepada siapa, namun dihadapan nya ada ramen. Hinata menikmati ramen hangat sambil mengingat wajah tampan Naruto.

"Apa aku menyukai Menma?" Entahlah hanya itu pikiran Hinata saat ini.

•••
Hinata terbangun dan menatap ke luar dibalkon kamarnya yang menghadap langsung ke halaman kerajaan yang luas, ia melihat Naruto sedang beradu pedang dengan Neji. Hinata bangun kesiangan karena tidak bisa tidur, akibat memikirkan Naruto. Hinata memperhatikan Naruto dari jauh, saat ini Naruto hanya mengenakan celana pendek dan tidak memakai atasan. Pipi Hinata memerah.

"HINATA AKU MASUK YA"

Sakura memasuki kamar Hinata.

"Eh Sakura-chan ada apa?" Sakura menepuk pelan kening nya, pasti Hinata lupa.

"Hari ini kau kan ada pertemuan dengan utusan kerajaan dari timur bukan"

"ASTAGA AKU LUPA"

"Tenang saja aku akan menemani mu" Hinata memeluk Sakura sebentar sebelum akhirnya masuk ke kamar mandi, pelayan masuk dan menyiapkan pakaian Hinata. Sakura melangkah menuju balkon, ia penasaran apa yang membuat Hinata begitu bahagia. Pandangan Sakura mengarah pada dua orang yang sedang beradu pedang.

"Apa mungkin?!" Sakura lalu menggeleng tanda ia salah. Ia kemudian menutup jendela balkon kamar Hinata. Sementara di bawah sana baik Neji maupun Naruto tengah beristirahat, Neji mengakui kalau Naruto jauh lebih hebat dari pada dia.

"Ayo Menma kita makan"

"Okee" jawab Naruto semangat.

"RAMEEENN"

"RAMENNNN"

"RAMEN!" Air liur Naruto bahkan sampai keluar membayangkan semangkok ramen berukuran besar. Keduanya menuju kantin prajurit untuk makan, mereka saling bertukar cerita beberapa hal di hidup mereka. Diikuti oleh Kiba, Shino, Gaara dan Kankuro yang menjadi teman akrab Naruto dan Neji.

Kelima nya tertawa saat bermain kartu karena Neji kalah dan bertengkar dengan Kiba. Naruto belum pernah merasakan teman seperti ini, karena hanya Konohamaru dkk yang menjadi tempatnya bermain.

"Kurang ajar kau Kiba kau pasti curang" Neji menyalahkan Kiba, menurutnya Kiba bermain curang.

"SEMBARANGAN AKU MAIN JUJUR TAU" Sahut Kiba tak terima, mereka berdua mulai pukul memukul hingga muncul benjolan di kedua kepala mereka. Sementara Shino, Gaara, dan Kankuro menatap malas perkelahian itu walau sesekali Kankuro mengadu domba Kiba dan Neji.

"TEMEEE" ucap Neji tak terima.

"Hahaha Dattebayo" tawa Naruto dengan air mata yang keluar akibat tertawa kencang, Naruto bahkan ikut menyeret Kiba agar dihajar oleh Neji alhasil si kumis kucing 3 itu terkena imbas nya oleh Neji. Berakhir Neji marah dan menghukum Kiba dan Naruto dengan menjemur mereka di lapangan sampai jam makan siang. Bahkan Kiba dan Naruto juga sampai berkelahi saling menyalahkan satu sama lain dan sedikit menyumpah serapahi Neji.

Hinata yang sedang berada di taman tertawa melihat tingkah Naruto dan Kiba. Baginya itu sangat lucu, jarang sekali Kiba bertengkar dengan Neji karena Neji orang nya lebih serius.

Bersambung.....

the lost princeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang