Semenjak kejadian itu,karen mengurung diri di kelas.
"Maafin Raden ya,dia emang gitu, jangan di pikirin"ucap sepupu Raden,ia merasa bersalah atas perlakuan Raden.
"Gak papa kok,ini emang salah gw, seharusnya gw gak ngejar-ngejar Raden,gw emang kelihatan cewe murahan"ucap karen cemberut.
"Jangan sedih atuh,Raden emang gitu maafin Raden yaa??"ucap sepupu Raden,ia lalu membelai rambut milik Karen.
Sementara itu,Karen melihat Raden berinteraksi dengan Alin, seharusnya dia yang berada disana,tapi ia tidak berhak untuk cemburu.
"Huh"Karen mendengus pelan.
"Ayu kantin gw traktir?"ucap langit,ia lalu menggenggam tangan milik Karen.
"Makasih"ucap karen dengan senyum tipisnya.
Jantung langit berdetak,benarkah Karen tersenyum kepadanya?,astaga perasaan apaan ini?.
"Anjir,manis banget senyumnya"ucap langit batin.
"Haha gokil den"ucap Alin sambil memegang bahu Raden.
"Haha,thanks"ucap Raden dengan senyum malunya.
Let's play game?Surat itu di lempar seseorang,hingga mengenai kepala Raden.
"Aws"Raden mengiris kesakitan.
"Lo gak papa?"ucap Alin dengan wajah khawatir nya..
"Surat?let"s play game?"ucap Fian ia lalu menyeritkan keningnya bingung.
"Dari siapa ini?"ucap senja.
"Woy,pacaran aja Lo ber dua sini"ucap Fian yang mengencangkan suaranya.
"Ada apa?" Ucap karen dengan menatap Fian.
"Ini liat"ucap Fian,ia lalu menyerahkan botol itu ke Karen dan langit.
"Dari siapa?"ucap karen ia lalu memijat pelipisnya,pusing.
"Gak tau,tiba-tiba aja udah di sini"ucap Fian.
"Mungkin orang iseng kali"ucap karen,dengan tatapan serius.
"Lo gak ada ceria cerianya"ucap Fian yang merasa perubahan Karen.
"Gak ada kata ceria lagi,di tubuh Karen,kan kata Lo,bersikap dewasa benar?"ucap karen dengan tatapan dinginnya.
"Ya,tapi.gak gini juga kali,gw takut"ucap Fian yang merasa ketakutan dengan tatapan Karen.
"Bacod"ucap karen.
"Lang,Lo masukin apaan ke tubuh Karen?"ucap Galang yang menyenggol lengan temannya.
"Gak masukin apa-apa"ucap langit yang merasa di curigai.
"Ooh"mereka semua hanya ber "oh" saja,sementara Karen,hanya menatap kertas itu.
Karen lalu tersenyum smirk,setelah mendapatkan ide cemerlang.
"Ren,jangan tersenyum layaknya orang jahat"ucap Fian yang merasa risih.
"Emang kek gini salah?"ucap karen,dengan menatap mata temannya.
"Ren, jangan natap kek gitu,Lo semua bikin orang takut tau gak?"ucap Alin yang meninggikan suaranya.
"Emang kenapa?seterah gw mata-mata gw,Lo siapa?Lo bukan nyokap gw,bukan siapa-siapa gw, jangan berhak ngatur gw,gw aja gak ngatur Lo,selain donatur dilarang NGATUR"ucap karen yang meninggikan suara NGATUR nya.
"Ren jangan tinggi-tinggi ke cewe"ucap Raden,yang menyadari perubahan wajah Alin.
"Lah kok peduli?tadi aja gw di bentak lo,terus kenapa Lo ngatur jangan bentak cewe?,are you sinting bro?"ucap karen yang merasa jengkel dengan Raden.
"Ya setidaknya-"ucapan Raden terpotong kala mendengar suara marahan Karen.
"Gw bilang jangan ngatur gw,sialan,Lo Raden arjuna dendrato,Lo gak berhak ngatur gw,Lo siapa? Lo cuma siswa biasa,jadi jangan ngatur Lo,gw gak suka di atur,dan ingat,gw bodoh ya?mencintai orang yang sama sekali gak mencintai gw,haha,Raden Arjuna dendrato"ucap karen dengan lantangnya ia menarik napas dalam-dalam ia harus menghentikan aksi gila dia ini.
"Raden Arjuna dendrato ,mulai detik ini,ditempat ini,diaula ini,gw Karen Senjaya abiyaksa,berjanji gak akan ngejar-ngejar Lo lagi"ucap Karen,dengan menatap mata Raden dengan tatapan sedunya.
Tatapan temannya di buat melongo,benarkah temanya mengakhiri suka Raden?.
"Dan lo semua,Lo semua adalah bukti dari ucapan gw tadi"ucap karen yang memegang pipi Raden,ia lalu tersenyum miris.
Karen lalu beranjak untuk pergi dari sana,setelah mengatakan itu Karen tidak ada di pelajaran sama sekali,sepertinya Karen bolos.
"Gw gak nyangka,Karen benar?udah gak suka lagi sama Raden?"ucap Fian yang memijat kepalanya.
"Gak tau,ini juga dia gak ada di jam pelajaran"ucap senja yang merasa khawatir dengan kondisi temanya.
🌟🌟🌟
Sementara di taman kota,Karen mematikan rokonya, yang sejak tadi ia hisap,ia lalu mulai menggores tangannya,hingga darah keluar mengalir,ia harus bebas dari rasa sesak di dadanya,iya,benar,sesak di dada karen terus menyerang karen.
Karen itu tidak punya rumah atau tempat berlindung,rumah yang katanya harmonis,malah membuat luka sedalam ini,mungkin kebanyakan orang pengen transmigrasi ke tubuh Karen,tapi mereka tidak percaya kalau semua itu adalah drama,benar,semua perlakuan manis terhadap Karen,hanya drama belaka,Karen terus di siksa layaknya binatang ,tidak bisa bebas,atau pergi kemanapun.
Karen itu keluarga terpunya,atau bisa di bilang kaya,banyak teman-temannya ingin menjadi Karen,tapi Karen malahan menderita terus-terusan hidup di dunia ini.
Rumah yang katanya memeluk dirinya ketika lelah,malah membuat luka di hatinya tidak sembuh,malahan luka itu terus mengalir hingga sekarang..
Tes.
Air matanya memanas mengingat kejadian kasar orang tuanya kepadanya,rasa sakit itu terus mengelenggar ke kepala Karen.
"AKG,sialan"ucap karen dengan basah aur mata.
Segini dulu yaa gays,gimana ? Seru gak? Nanti aku bakal kasih tau kenapa Karen ngomong gitu
"Jangan melihat dari apa yang mereka punya,sebelum menjadi mereka lihat dulu dari dalamnya"
-karen- Senjaya abiyaksa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious School
Mystery / ThrillerUpdate::Senin. Menceritakan tentang 8 orang siswa/siswi yg mencari informasi mengenai sekolah mereka karena merasa janggal mereka mulai selidiki satu persatu namun.. bukannya mencari kebenaran mereka malah menjadi korban. Pertanyaan ini kerap mun...