8:: Torturous Memories Of Karen.

12 2 0
                                    

Happy reading

*
*
*
*

Karen kecil tengah berada di kamar memeluk tubuh kecil itu dengan tangannya.

Kenapa orang-orang begitu tega membiarkan anak kecil seperti ini harus memeluk tubuhnya?,air matanya meluruh,sudah hampir 3 hari Karen di kurung karena nilai kecil.

"Kakak laper..."lirih Karen menatap pintu kamarnya dengan tatapan kosong,"kenapa bunda sama ayah kurung aku?,aku cape aku lelah harus di paksa sempurna".

*
*
*
Pintu kamar terbuka menampilkan Laras ibu Karen menatap anaknya jengkel,sungguh ia sangat tidak suka dengan anaknya itu.

Karen tersenyum lalu mulai berlari memeluk Bundanya,namun bundanya malah menatap tajam,Karen menunduk.

Karen menatap kakanya yang sedang berbicara dengan ayahnya,kapan ia akan berbicara sehangat itu?,jujur,dirinya bukan iri,melainkan hanya ingin saja.

"Kamu mau makan apa sayang?"tanya Laras kepada anak pertamanya itu,"emm seterah momy aja".

Disaat keluarga hangat itu tertawa dan diiringi obrolan hangat,kecil Karen menatap mereka sendu,jujur dirinya ingin bisa seakrab kakanya,namun kapan?.

*
*
*

"Mampus"ejek Yanto yang sudah menjahiliri Karen,diiringi dengan tawa teman-temannya,sementara Karen hanya tersenyum menanggapi.

Jujur,dirinya adalah korban bullying,entah apa kesalahannya hingga ia dibully,namun ia tidak pernah menyerah,menurutnya menyerah hanya untuk orang bodoh.

Tawa seisi kelas itu menggelegar di kelas itu,hingga kia menumpahkan air pelan yang sudah di siapkannya.

"Upsii,sorry baju Lo jadi basah,sekalian gw ukir nama indah gw".

"Kenapa kamu kek gini kia?" Tanya nya dengan sekuat tenaga,jujur,dirinya benar-benar lelah harus menghadapi semua ini,bukan kah mereka tidak menyadari?Karen lelah harus di bully tiap hari,apalagi pulang sekolah ia harus les,agar tidak di kurung lagi.

Kia tertawa,menatap tajam Karen, "Lo denger baik-baik gw benci Lo!", gertak kia dengan menahan Geraman ya.

"Tapi kenapa benci aku?,aku salah apa?" Tanyanya dengan sedikit menyeka keringat di dahi.

Bruk

Karen terjatuh mengenai tembok, punggung nya terbentur pandangan nya buram,dan ia sudah tak sadarkan diri.

*
*
*

"Bangun,nyusahin aja terus!!"teriak Hesa ayah karen yang terus mengguncang bahu Karen dengan sedikit kasar.

Mata Karen terbuka melihat paruh baya menatap nya sengit,ia tahu ayahnya sedang marah dengannya.

"Nyusahin aja terus,mati aja sana kamu!,nyusahin,minimal kek kakak kamu ada penghargaan,kamu? Apa? Gak ada yang bisa di banggain taunya cuma nyusahin aja!!"

Dada karen sesek,terus saja Kakaknya yang selalu di puja, menggigit bibir bawahnya, "huh"

"Semesta kalau kek gini terus,apa mental aku kuat?,jujur kenapa orang tua,selalu Banding-bandingkan aku dengan kakak?,aku sama Kaka beda,kakak sempurna sementara aku,hanya manusia yang tiba-tiba hadir di kehidupan mereka"

Terkadang Karen heran,kenapa mereka selalu mementingkan key sementara dia tidak?,ia dia akui kakanya pintar tidak dengan dia,tapi bisakah orang tuanya bersikap adil kepada nya?,dia hanya butuh perhatian tubuhnya masih kecil untuk menerima kenyataan menyakitkan.

Mysterious SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang