20::Karen, Jangan Pergi

6 1 0
                                    

'"Gw menang gays. Selamat tinggal, teman-teman."

-karen-

HAPPY READING!!

TYPO? KOMEN!

BRUGH!

Karen terbaring lemah dengan darah yang bercucuran deras dari hidungnya.

"Sakitt....." ringis Karen mengusap darahnya yang terus mengalir.

"Wkwk, sakit? Itu karena kamu! Coba aja kamu jadi penurut! Aku gak akan nge-lukain kamu separah ini!" ucap Axel membelai pipi Karen. Yang sangat halus.

Karen menepis tangan itu. Ia tak Sudi!

Karen menunduk dengan dalam. Berharap ini semua mimpi.

Tanpa Karen ketahui teman-temannya sudah sadar dari 10 menit yang lalu. Ia sedang membuka pintu perpustakaan untuk Karen membaca mantra.

"Cepet dong!" bisik senja saat melihat tubuh Karen tak berdaya. "Cepet! Tuh Karen udah mau mati!"

"Sabar!"

Ceklek

Mereka memasuki perpustakaan itu. Dan mulai mencari buku mantra itu.

Di posisi Karen. Ia masih menunduk tak berani menatap mata Axel.

"Bajingan!" geram Karen dengan menggepalkan kedua tangannya.

"Apa? Mau bunuh aku?"

"KARENNN TANGKAPPPP!!!!" teriak temannya Karen dengan melempar buku hitam itu ke arah Karen.

Karen berusaha meraih buku itu dengan tenaganya. Dan.

Hap!

Karen berhasil menangkap buku itu. Temannya tersenyum lega. Axel mencoba meraih buku itu walaupun susah.

"Ini waktunya Lo mati! Sialan!!!" ucap Karen mulai membuka buku itu.

"TOLONG BANGUNKAN KAMI DI TEMPAT TIDUR KAMI. DAN SEMOGA KAMI HIDUP TANPA ADA BALES DENDAM. KALAU ADA KORBAN, AKU SIAP JADI KORBAN! KEMBALILAH KE TEMPAT ASALMU! LUPAKANLAH SEMUA DENDAM YANG ADA DIHATI DAN JIWAMU! PERGILAH DENGAN TENANG."

Setelah membaca itu. Tiba-tiba sekolah mereka hangus seperti debu, dan Axel seperti usang yang melayang di udara.

Dan mereka memejamkan mata sejenak untuk menghilangkan rasa takutnya----takut kehilangan Karen.

Brugh

Karen ambruk di lantai dengan mata teduh. Ia melihat ke atas langit yang mulai cerah seperti sedia kala.

"Kar, kita berhasil!"

Karen tersenyum sangat manis. Sebelum cahaya putih mengenai tubuhnya.

"Kar? Lo kenapa?" tanya senja mulai mendekati Karen dengan tatapan khawatir.

"Gw, g-gak pa-papa," ucap Karen dengan sekuat. Dadanya terus berdenyut keras, kepalanya sekan terhantam batu yang sangat keras dan menyakitkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mysterious SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang