Sullyon as Alin..
"Bajingan Lo semua. Berani-beraninya bikin sahabat gw nangis. Sialan!"
-Alin-Happy Reading!!
Tandai Typo!!!Plak!!
"Bajingan Lo!" Teriak karen didepan muka Abi.
Ia tak peduli jika di depannya adalah ayahnya. Ia tak peduli.
Abi memegang pipinya yang habis di tampar oleh anaknya pungut nya sendiri.
"Kenapa?"
"Lo malah nanya balik? Hahah. Bodoh banget gw! Bisa-bisanya gw percaya? Sama orang terdekat? Bodoh banget ya gw?"
Karen tertawa hambar di sela-sela tangisnya.
Dada Abi berdenyut melihat tangisan itu. Entah kenapa hatinya sakit melihat itu.
"Tapi kamu harus tahu nak." Sebelum kembali mengucapkan kata. Ia mengusap puncak kepala Karen. "Orang tercinta kamu. Yang terobsesi sama kamu."
"Hai welcome, baby."
"Ra-raden?" Mata Karen terbelalak melihat pemandangan yang sulit untuk di percaya.
"Bajingan Lo!" Teriak langit murka.
"Kenapa? Bukankah selaman ini Karen ngejar gw? Dan yes, gw jatuh cinta. Ah lebih tepatnya obses."
"Gw emang mengharapkan cinta den, tapi bukan kek gini. Iya gw tau, gw cinta sama Lo. Tapi bukan kek gini."
Karen menangis. Ia memang ingin cinta, tapi....bukan kek gini caranya.
"Bawa dia!" Titah Raden.
"Enggak gw gak mau! Lepasin gw bajingan, brengsek, sialan!"
"Lepasin den." Langit mencoba melepaskan cengkraman kuat tangan Raden.
"Lo diem Lang!"
Plak
Dukk
"Akh"
"Lari!! Karen!!" Teriak langit sekuat tenaga. Ia menendang, meninju, menampol tanpa rasa ampun.
"Sakit.....Lang"
Langit menggeleng lemah. "Kar.... jangan buat pertahanan gw sia-sia."
Satu kalimat yang lolos dari mulut langit langsung membuat Karen menggepalkan tangannya.
Ia mengambil senjata lalu menembak ke arah dada bidang milik Raden.
"Gw udah bilang siapapun yang buat gw nangis. Bakal gw buat sehancur- hancurnya. Raden."
Dorr!!!
Mata Karen berkilat marah. Bola matanya berubah menjadi merah.
"Ayu kita selesaikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious School
Mystery / ThrillerUpdate::Senin. Menceritakan tentang 8 orang siswa/siswi yg mencari informasi mengenai sekolah mereka karena merasa janggal mereka mulai selidiki satu persatu namun.. bukannya mencari kebenaran mereka malah menjadi korban. Pertanyaan ini kerap mun...