9::Jadi Selama ini?

11 2 0
                                    

"Lo kenapa Ren?, kenapa muka Lo pucat gitu?" Tanya senja khawatir, dengan temannya, "gw enggak papa, cuma gak enak badan, lanjutin aja jalannya".

Saat ini mereka berada di bawah tanah, sebenarnya senja sudah mengetahui tempat ini, tapi... Ia kan munafik.

"Dor!" Haikal mengagetkan mereka berlima.

"Setan"
"Anjing"
"Ada janda kembang"
"Akh sugar dady"
"Akh mami brok"

"Hahah" tawa Haikal senang mengerjai mereka berlima, sementara mereka hanya mendengus, "Lo mau kita jantungan hah?!!", Haikal cengir tanpa rasa bersalah.

"Maaf" lirih Haikal masih bisa tersenyum, lalu ekor matanya menatap Karen dengan tatapan kosong, "kalian... Semua percaya sama orang terdekat kalian?".

Mereka semua menggeleng, "ada satu cerita tentang 1 orang munafik diantara teman-temannya, mereka itu teman asik seru,bercanda dan segala macam, hingga muncullah satu orang munafik diantara mereka, Hingga mereka semua tewas hanya karena 1orang".

Mereka semua memperhatikan cerita Haikal yang nampak jelas dengan pertemanan mereka, "dan Lo juga gak bisa di percaya, semua manusia gak ada yang bisa kita percaya, yang hanya bisa di percaya hanya diri sendiri"

"Lo tau sesuatu?"tanya Haikal yang menatap Karen dengan intens, ia tahu Karen mengetahui sebuah fakta, tapi, ia tidak menuduh, bisa jadi orang lain.

Karen menggeleng , "tapi Lo semua harus tahu, bahwa ada 2 orang munafik disini!" Karen tersenyum smirk melihat senja gelagapan, takut, cemas.

"Lo semua pasti penasaran gw dapet info darimana, wkwkwk gak usah terlalu cemas, bukti kejahatan Lo semua belum terbongkar, 1 lagi jangan pernah merasa tersakiti, dan drama, gw benci orang drama"

"Lo kenapa tiba-tiba ngomong kek gitu?!"tanya langit kesal, sambil mengambil minuman soda di kulkas.

"Kagak, karena gw benci orang drama!" Balas Karen sambil tersenyum smirk kearah senja, "cemas ya? Whahah tenang, gw belum mau bongkar karena masih banyak drama yang pengen gw mainin"

"Drama? Drama apaan maksud Lo?, kasih tau kita apa jangan-jangan Lo penjahatnya?".

"No, ada disekitar kalian dan dia berwujud mukanya memerah dan gw tau itu siapa, dan apa tujuannya"

"Pasti Galang"sahut Fian yang mendengar ucapan mereka, "lah kok gw?".

"Gak usah munafik Lang , Lo kemana aja selama ini?, di saat semuanya menghilang?!".

Drt
Drttt

Bunyi ponsel langit, "iya halo?", "apa benar ini temen Raden?,bisa tolong kesini?"

"Ya kami akan kesana" ucap langit mematikan ponselnya dan menyimpan di saku celana "ikut gw Lo semua".

*
*
*
*

Mereka saat ini tengah berada di rumah Raden ada banyak mobil polisi dan kertas.

"Siapa yang melakukan ini?" Tanya polisi ke mereka, mereka Hanya diam, bingung mau jawab apa.

"Gak tau pak"balas Fian sekuat tenaga, "jangan bohong! Kalian temen Raden kan?, sebenarnya apa yang terjadi?!".

"Kami semua gak tau" mereka menggeleng mereka semua fokus dengan pikiran masing-masing.

"Kalian bisa lihat kearah kertas ini" pak polisi itu memberikan kertas ke arah mereka.

Jika kamu tidak bisa menjadi milik sepupuku jadilah milik tuhan Raden Arjuna Dendrato.

Mereka syok, benar ini sepupunya Karen, tapi siapa?!, bukankah Karen anak tunggal dan tidak memiliki saudara?.

"Pasti Karen" Fian menyalahkan Karen, "Lo yakin?, itu ada bacaan sepupu gw loh, jangan macem-macem Fian Lo gak tau siapa, dan Lo cuma kenal nama gw doang, Lo cuma orang baru".

"Orang baru Lo bilang?, kita udah sahabatan selama 5 tahun kalau Lo lupa, jangan bodoh Ren" langit emosi, entah kenapa teori ini membuat emosinya naik-turun.

"Gak tau ah gw puyeng" Alin akhirnya buka suara, memijat pelipisnya pusing.

"Bubar, besok kita sekolah dan lanjut"

*
*
*
*

Seseorang memasuki ruangan kedap suara itu dengan membawa pisau kesayangan nya, "hahah, mereka gak tau aja kalau itu adalah robot Karen, dasar manusia-manusia bodoh".

Orang itu tertawa seolah-olah menertawakan temannya yang bodoh sekali, "tuan apakah permainan ini bakal berlanjut?" Ucap bodyguard sedikit bergetar.

"Tentu saja, saya akan menghabisi mereka satu persatu"ucapnya dengan suara sedikit serak, melihat pantulan Karen yang sedang tertidur.

Benar, jadi selama ini yang mengintip mereka adalah Karen palsu, Karen asli sangat pintar, hingga ia akan membangunkan nya saat perang tiba.

"Mereka semua lucu"ucapnya sambil menatap langit yang tengah tertidur pulas, cctv, Karen palsu juga yang menaruh cctv itu, "bodoh banget, masa gak bisa bedain mana Karen asli dan Karen palsu?!".

Orang itu lalu membelai pipi Karen, halus batinnya, "ouh sayang andai kau menerima cintaku sudah ku pastikan kau tidak terlihat sakit hati, bibir mu begitu manis, saya menyukainya".

"Saya menyukai saat kamu sedang tertidur seperti ini, dan tidak menyukai kata-kata kasar mu!" Gertak orang itu yang hanya di balas keheningan saja.

"Tuan apa permainan selanjutnya?" Tanya bodyguard sedikit menunduk, bagaimanpun orang yang ada di depannya adalah orang yang berkuasa, ia bisa mati hanya karena 1 ceroboh, tidak dengan Karen, Karen sangat pintar mempermainkan drama.

"Sebentar saya akan membuat mereka marahan satu-satu barulah kita akan menunjukkan siapa monster yang lebih kejam hahahah" suara tawa itu terdengar di ruangan itu, suara yang buat siapa saja merinding mendengar nya, tapi tidak dengan Karen.

Asal kalian tahu Karen sangat pintar, dan manis, tapi sayangnya dia tidak tahu banyak sekali penguntit di sekitarnya dan menginginkannya, menginginkan kepintarannya dan bermain drama.

*
*
*
*

"Apa yang harus gw lakukan?, tolong akhirin permainin ini, gw mohon" mohon senja kepada orang yang saat ini menatap kemeja sambil menyedot rokoknya.

"Kan gw udah bilang, kalau gw berhenti ada satu orang lagi, yang lebih kejam dari gw, ingat nja, yang bisa akhirin permainin brengsek ini hanya karen, dia obat sekaligus lukanya, Lo minta tolong Ama dia berhenti permainan, gw juga udah cape jadi budak dia, gw udah nyerah"

"Tapi...Karen kan hilang ingatan bagaimana bisa kita akhirin?" Tanya senja sambil memikirkan cara, "dia bukan Karen, dia orang lain"

"Maksud Lo?"tanya senja sambil menatap penuh pertanyaan, "dia orang lain, kalau Karen asli dia pintar dan tahu semuanya dan akhirin atapun itu nyawanya yang jadi taruhan, dia di sekap diruangan yang gelap berbahaya, dan banyak narkoba"

"Terus kita gimana?"tanya senja sambil menghapus air matanya yang tiba-tiba keluar, "ya Lo cari ruangan itu, dan buat Karen membaca surat ini"

Aku mohon hidupkan kita ke dunia yang kedua, yang tentram tanpa balas dendam, kalau dari kita mati aku siap mati

"Itu suratnya, setelah membaca surat itu kalian akan terbangun di kamar masing-masing, sementara Karen, dia hilang ingatan dan jadi berandalan dan nakal"

Setelah menjelaskan panjang dan lebar orang itu pergi begitu saja meninggalkan senja yang menyusun sebuah rencana.

"Mati atau hidup" ucap senja sambil menulis rencana yang akan di bangun seminggu lagi.




















TBC? Mau Lanjut spam sebanyak banyaknya buat lanjutin cerita ini jangan lupa follow akun author

Mysterious SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang