Hari-hari telah berlalu, kini persahabatan mereka menjadi sangat hancur.
"Huh, sampai kita akan harus kek gini?" Tanya langit jengah, ia sudah cape dengan pertengkaran sahabat ini.
Mereka semua tak menjawab, malah mengalihkan pandangan mereka kearah lain, "gw tanya sekali lagi kapan kita akan balikan?"
Fian yang sedari tadi diam memperhatikan ucapan langit, hanya diam pusing memikirkan ini, "kenapa kita harus sekolah disini?"
Mereka sontak menghadap fian, "apa rencana Lo?" Tanyanya penuh penekanan.
Fian menggeleng lalu mulai bersandar di dinding sambil melihat langit, "ini semua gara-gara Karen"
"Kok gara-gara gw?, salah gw apa?" Tanya Karen sambil menaikan alisnya. "ya karena Lo, coba aja kalau Lo gak crushin Raden mungkin persahabatan kita masih utuh lah ini apaan?"
Sementara Karen hanya menatap mereka tak percaya mendengar ucapan sahabat itu, "tapi kan cinta bisa muncul kapan aja, kenapa gw yang di salahkan?"
Plak
"Lo gak usah ngelak, ini rencana Lo kan?, emang dasarnya aja Lo iblis, dasar gak punya hati"
Haikal yang baru saja tiba terkejut mendengar ucapan langit, "ada benarnya sih, Karen kan jarang kumpul"
"Lo kira gw doang yang jarang ngumpul?, Alin? Alin kemana?"tanya Karen sambil menatap langit tajam.
Apakah langit tidak tahu?, bahwa ini adalah robot Karen?.
Mereka semua pergi menginggalkan Karen seorang diri, "segitunya Lo semua gak percaya sama gw?"
"Apalagi?, jelas-jelas Lo dalangnya, sialan!" Umpat senja yang sudah tersulut emosi.
Karen tertawa tawa yang terdengar seperti ejekan, "kita buktikan siapa yang dalangnya, gw atau orang lain"
*
*
*Setelah kejadian tadi di rofftoop, mereka semua melihat meja Karen yang terlihat hanya Karen sendiri. Biasanya mereka semua akan makan dan bercanda gurau disana, namun semua yang tersisa hanya kenangan.
Ingin rasanya mereka kembali ke masa-masa itu, disaat tidak ada munafik diantara mereka dan pembohongan, pasti persahabatan meraka akan baik-baik saja.
Mata Karen melirik mereka semua mengalihkan pandangan kearah lain.
"Selamat bermain"
"Gw cape" langit tampaknya sudah menyerah, begitu juga dengan yang lain.
"Lo cape?, tapi kita semua pasti bisa, entar kita semua kumpul dirumah Alin"
"Ok" mereka semua kompak setuju dengan saran senja.
Karen tersenyum sumringah menatap layar handphone foto Karen asli sedang tertidur pulas, entah apa yang dimimpikannya
🌹🌹🌹
"Kau sudah datang rupanya" sambut seorang pria sambil menyeruput nikotin yang di bawanya.
"Bagaimana gadisku?"tanyanya sambil menghisap rokok yang tadi di bawanya. "Belum bangun"
"Cepet bangunkan gadisku" ucapnya datar sambil mengikuti langkah kaki bodyguardnya.
"Eung"lenguh Karen sambil melihat-lihat. Sungguh miris, kaki yang diikat tangan yang diikat.
"Sialan!!, lepaskan aku bajingan!!" Histeris Karen sambil berusaha melepaskan ikatan yang ada di tangannya.
"Halo tuan"
Mata Karen terbelalak. "Ro-robot? Sialan! Aku akan membunuhmu bajingan!!"
"Sutt jangan berisik cantik" lirihnya sambil tersenyum yang membuat Karen muak!
"CK lepaskan gw dasar gilaa" teriaknya hingga urat lehernya terlihat sangat jelas.
"Gak mau kamu milikku" ucapnya sambil membelai pipi Karen dengan sensual.
"Lepaskan tangan menjijikan mu itu dari pipi ku sialan!!" Teriaknya yang dibalas tatapan datar.
"Kenapa berkata kasar sih?" Ucapnya kesal. Ia lalu duduk di tepi ranjang sambil melihat raut wajah Karen tanpa olesan make up sedikit pun.
"Temen-temen gw?" Tanya Karen yang dibalas tertawa jahat.
"Ngapain peduliin mereka? Mereka semua orang bodoh, baby"
"Sialan!. Lepasin gw gw mohon" lirih Karen sambil menunjukkan pupuy eyesnya.
"Akh lucu banget" geram orang itu.
Orang itu lalu beranjak keluar untuk menemui seseorang penting. Sementara Karen hanya berpikir bagaimana caranya ia keluar dari ruangan bajingan ini!
"Gw harus bisa dan gw harus menang dari pertarungan ini" Karen berusaha melepaskan tali yang mengikat tangannya dan akhirnya bisa. "Ya ampun makasih!!"
Setelah melepaskan semua tali yang ada di tangnnya dan kakinya. Kini ia mengendap-endap menuju balkon.
Brugh
"Aws" ringis karen Karena lututnya mengeluarkan darah. Ia segera berlari meminta pertolongan.
"Tolong!!! Tolong!!"
"Sialan!!"
"Bisa!!"setelah melakukan aksi gila kini ia berada di pintu rumahnya. "Ya ampun makasih!!!"
*
*
*
"Semangat walaupun Lo udah ketinggalan pelajaran selama 3 tahun tapi gak papa semangat!!!"
Kini teman-temannya tak jadi kumpul di rumah Alin Karena ada kendali yang sulit di jelaskan.
"Senjaaa!!" Teriak Karen Karen ia begitu senang bertemu dengan teman-teman terbaiknya. "Ngapain Lo Disni? Kan kita udah bilang Lo itu....pembunuh"
"Maksud kalian?" Tanya Karen bingung sambil menatap intens teman-temannya.
"Heh! Karenjing kan kita udah bilang kita gak mau temenan sama pembunuh, sialan!!"
"Bukan gw" Karen menggeleng. Kejadian apa yang telah menimpa teman-temannya?
"Gak usah so munafik gw jijik lihatnya" sarkas Haikal. "Lo siapa? Dimana ayang beb Raden?"
"Hahah pikun dia.... Raden dah mati sama Ara juga, pura-pura lupa Lo?"
Deg!!
Rasanya jantungnya ingin berhenti berdetak. Jadi dia pergi selama ini?
"Gak usah bercanda! Gw gak suka lolucon!"
Tak!
"Permainan apa yang Lo rencanain selanjutnya?"
"Gw--"
Plak!!
"Gw benci orang munafik"
Karen meringis. Sakit sekali rasanya di tampar oleh temen terbaiknya sendiri.
"Lo gak percaya sama gw?"
"Kita? Percaya? Sama Lo? Jangan harap!!"
Karen pergi dengan air mata yang tiba-tiba keluar. "Gak usah nangis bunda benci orang lemah, Lo harus kuat Lo harus adepin beban yang Lo pikul Lo harus buktiin kalau Lo bisa sendiri. Tanpa bantuan siapa pun"
Lanjut? Spam sebanyak banyaknya buat lanjutin cerita ini jangan lupa follow akun author. Sampai jumpai lagi di hati Senin. See youu tomorrow
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious School
Mystery / ThrillerUpdate::Senin. Menceritakan tentang 8 orang siswa/siswi yg mencari informasi mengenai sekolah mereka karena merasa janggal mereka mulai selidiki satu persatu namun.. bukannya mencari kebenaran mereka malah menjadi korban. Pertanyaan ini kerap mun...