Hinata telah memaafkan Naruto sepenuhnya, ia tak berharap mereka akan berteman atau menjadi dekat, namun setelah ia memberi maaf, lelaki itu ternyata malah semakin menempel padanya, selama ini ia beranggapan bahwa Naruto hanya merasa bersalah namun kelihatannya tidak seperti itu.
Lelaki itu selalu datang dengan raut yang ceria serta penuh perhatian kepadanya, Naruto terus mengganggu dirinya setiap hari, serupa dengan yang di lakukan nya dulu kepada lelaki itu, biarlah pikir Hinata, toh dirinya akan segera pergi.
Ia kini tau bagaimana perasaan Naruto ketika di ganggunya dulu, lelaki itu benar-benar bertingkah seperti dirinya dulu, ketika berdua kadang lelaki itu tak segan bertingkah genit, memanggil dirinya "pujaan hati ku" hingga membuatnya bergidik ngeri, lelaki itu benar-benar meniru tingkahnya dahulu, tak jarang ia merasa geli dan tersenyum melihat kelakuan lelaki aneh itu.
'Kendalikan dirimu Hinata, jangan sampai luluh' Hinata membatin, ia mati-matian menahan perasaannya agar tak menggilai lelaki itu seperti dulu, namun sikap lembut dan perhatian yang seringkali Naruto berikan ternyata benar-benar berhasil menggoyahkan iman Hinata.
Bahkan sesekali lelaki itu memanggilnya dengan panggilan sayang tanpa maksud menggoda, membuat wajah Hinata terasa memanas mendengarnya.
Hinata mengakui serta menyadari bahwa cintanya untuk Naruto memang tak pernah berkurang apalagi hilang, namun ia tak ingin luluh dan kembali menginginkan lelaki itu lagi.
Setiap merasa akan luluh, gadis itu selalu mengingat-ingat perkataan menusuk Naruto agar tidak berhasil tergoda, bukan bermaksud untuk kembali membenci, hanya saja untuk pertahanan diri agar dirinya tak menginginkan lelaki itu kembali.
Sebenarnya Hinata mati-matian menahan perasaannya karena ia telah menyetujui panggilan magang, keluarga nya pun sudah tau dan mereka sangat senang dengan kabar tersebut.
Jika ia sampai tergoda pada lelaki itu bisa-bisa ia membatalkan kepergiannya, tentu itu akan membuat keluarga nya kecewa dan pasti pihak kampus juga akan sangat marah.
Serta jangan lupa dengan Temari, gadis menyeramkan itu pasti akan memaki dan mengamuk pada dirinya, memikirkannya saja sudah membuat Hinata ketakutan.
•••
Naruto sedang berada di fakultas kedokteran, ia sibuk mencari keberadaan gadis yang telah membuatnya merasakan jatuh cinta hingga sejatuh-jatuh nya.
Gadis yang dulu mati-matian di hindari nya kini malah membuatnya ingin selalu berada di dekat gadis itu, apalagi semenjak Hinata memaafkannya, gadis itu terkadang tersenyum kepadanya hingga membuat jantungnya menggila.
"Hinata.. kau dimana"
Lelaki itu bergumam pelan seraya berkacak pinggang dan menelisik ke seluruh penjuru kantin, lalu seketika sepasang mata biru itu berbinar mendapati sang pujaan hati sedang duduk dan berbincang dengan senpai yang ia tau adalah teman dekat gadis 'nya'.
Naruto berjalan cepat lalu tanpa permisi segera duduk di samping Hinata dan berbisik di telinga gadis tersebut "Hai cantik!"
"Naruto! Kau mengagetkan ku!"
Hinata yang sedang berbincang serius dengan Temari pun terlonjak kaget karena lelaki itu tiba-tiba berbisik di telinganya.
Hinata mengusap-usap telinganya yang terasa geli, sementara si pelaku hanya tersenyum kuda tanpa rasa bersalah.
Temari menggeleng, ia merasa geli setiap melihat kelakuan lelaki pirang tersebut, namun ia senang melihat lelaki pirang itu benar-benar menyukai sahabatnya dengan tulus.
Tapi ada sedikit ketakutan di dalam hati Temari, sebenarnya ia khawatir dengan kedua manusia ini yang semakin hari terlihat semakin dekat.
Temari takut Hinata akan berubah pikiran dan akhirnya ia jadi pergi ke Kanada sendirian, mengingat kembali kebucinan Hinata dahulu yang rela melakukan apa pun agar bisa terus dekat dengan lelaki pirang itu, tak akan heran jika gadis itu berencana membatalkan magang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Want You -Naruhina-✔️
Romance💜ONLY WANT YOU! Ego, gengsi, keadaan, serta kesalah pahaman yang terus menerus terjadi membuat hubungan mereka menjadi sangat rumit, apakah bisa dua manusia yang ternyata saling mencintai itu berakhir bersama dan menemukan akhir yang bahagia?. •Nar...