Mendengar itu membuat kening Naruto mengkerut, ia tak sejutu dengan ucapan gadis itu. "tentu saja tidak!" Naruto menggeleng lalu meletak-kan kotak obat ke pinggir.
Naruto lalu menarik tubuh Hinata dan memeluk gadis itu, meletakkan kepalanya di bahu Hinata seraya menghirup aroma wangi gadis nya itu, perasan Naruto benar-benar berbunga, rasanya bahagia sekali bisa memeluk Hinata dan pelukan ini terasa sangat nyaman.
Hinata juga melakukan hal yang sama, dengan malu-malu gadis itu membalas pelukan Naruto seraya mengelus tengkuk dan punggung lelaki itu sambil tersenyum.
Naruto lalu kembali bersuara dengan masih memeluk erat "aku menyukai Hinata yang genit, pemarah, pendiam, pemurung, pendendam, dan kejam"
Hinata mengernyit selama mendengar ungkapan tentang dirinya itu, lalu melerai pelukan mereka dengan cemberut "Kenapa semuanya nya buruk!?"
Naruto terkekeh mendapati wajah cemberut yang imut itu lagi untuk pertama kali, ia membungkuk dan meletakkan kedua tangannya di atas kasur, mengurung tubuh gadis itu yang sedang duduk, Hinata masih cemberut, Naruto menatap nya lekat di jarak yang sangat dekat.
"Karena aku tau Hinata yang sebenarnya sangat baik dan manis.....aku mencintai mu""Ehm" Hinata berhem dan membuang muka, ia menjadi salah tingkah ketika mendengar kalimat terakhir yang lelaki itu ucapkan, sangat tidak nyambung namun berhasil membuat jantungnya berdetak tak karuan, apalagi di posisi yang seperti ini, keberanian yang ia coba bangun sejak tadi seketika runtuh sudah.
Naruto terkekeh melihat reaksi Hinata, melihat pipi Hinata yang memerah sungguh membuatnya merasa kembali ke masa lalu, "cup" lelaki itu memberi satu kecupan di pipi bersemu yang sedari dulu selalu menggoda nya, yang dulu tak bisa ia lakukan.
Menerima satu kecupan itu sontak membuat Hinata membeku, padahal sudah beberapa kali mereka berpelukan hari ini, namun di kecup tiba-tiba begini membuat isi kepala Hinata buyar seketika.
Hinata dengan malu-malu kembali menatap Naruto, namun hanya senyum manis yang di dapatnya dari lelaki itu, "cup" satu kecupan di bibir terjadi begitu saja, bukan Naruto, tapi Hinata lah yang melakukannya, ia sungguh tergoda dengan wajah tampan yang tepat di hadapannya itu. Kini malah giliran Naruto yang membeku dan mengerjap menatap Hinata.
Keduanya berpandang-pandangan, lalu seketika terkekeh bersama, itu bahkan bukan ciuman pertama mereka namun ternyata masih begitu mendebarkan, dengan posisi yang masih sama, Naruto menempelkan kening mereka.
"mau menikah dengan ku?"
"Hm??" Kedua alis Hinata terangkat tak mengerti, ia belum mencerna pertanyaan yang sangat mendadak itu.
Naruto menegakkan posisi nya, lelaki itu menarik nafas dalam mencoba menenangkan diri agar bisa berkata dengan benar kepada gadis itu, ia lalu meraih kedua tangan Hinata.
"Hinata menikah lah dengan ku"
Sepasang amethyst itu membola kemudian mengerjap bingung, jantungnya terasa ingin melompat seketika saat mendengar permintaan Naruto, belum satu hari mereka bersama, namun lelaki itu sudah melamar nya!?.
"M-menda-dak s—?" Hinata terbata, sungguh gadis itu dilanda shock berat.
Naruto menggeleng seraya memotong ucapan gadis itu "10 tahun itu bukan waktu yang sebentar Hinata, aku serius dan ini sama sekali tidak mendadak"
Naruto benar-benar mantap, ia tak ingin membuang-buang waktu untuk berpacaran, tau bahwa gadis itu masih mencintai nya, membuatnya ingin segera menikahi Hinata dan menjadikan gadis itu miliknya yang sah agar gadis itu tidak meninggalkan nya lagi.
Hinata masih linglung mencoba mencerna kejadian yang tiba-tiba ini, gadis itu hanya diam termenung, otak nya tiba-tiba tak dapat bekerja.
Mendapati Hinata yang hanya terdiam, Naruto mengerti dengan keterkejutan gadis itu, Naruto lalu melepaskan satu genggaman tangan nya dan tersenyum seraya mengelus kepala Hinata.
"Pikirkanlah dulu, aku akan menunggu"
Sontak Hinata menggeleng kencang lalu meraih tangan Naruto yang sedang mengelus kepalanya, ia memegang erat pergelangan tangan lelaki itu.
"AKU MAU!"
Nafas Naruto tercekat mendengar penerimaan itu dari gadisnya, rasanya ia sangat ingin melompat dan berteriak kegirangan, namun lelaki itu tak mau membuang waktu, Naruto buru-buru mengedarkan pandangannya ke segala arah seperti mencari sesuatu.
Lalu dengan tergesa ia merogoh saku nya dan menemukan sesuatu lalu memasang benda itu pada tangan Hinata, Hinata yang kebingungan lalu melihat pergelangan tangannya yang kini telah terpasang sebuah karet gelang lusuh?
Hinata pun mengangkat tangan itu merasa bingung dengan kelakuan Naruto "Apa ini?"
Naruto tersenyum kikuk, lamaran ini sungguh tak pernah terpikirkan olehnya, jadi dia mengambil apa pun sebagai simbolis dulu untuk mengikat dan menandakan bahwa gadis itu benar telah menerima lamaran nya.
Naruto lalu meraih pergelangan tangan Hinata dan mengelus karet gelang lusuh yang entah kenapa ada di dalam saku celana nya. "Ini bukti bahwa kau telah menerima lamaran ku, jadi tidak boleh berubah pikiran" Ucap Naruto sedikit malu karena melamar Hinata tanpa persiapan dan tanpa suasana romantis, ia lalu mengecup tangan gadisnya itu.
Hinata Terkekeh, sungguh lucu melihat tingkah lelaki itu, "baiklah"
Naruto ikut tersenyum melihat gadis itu yang tertawa dan juga tampak bahagia seperti dirinya, perasaan nya menjadi menghangat, ia lalu mengelus jari-jari gadis kesayangan-nya "Nanti akan ku belikan cincin yang indah"
Hinata hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban, apa pun yang lelaki itu berikan akan ia terima dengan senang hati.
Naruto lalu menangkup wajah Hinata dan mengelus pipi yang sedari tadi terus bersemu itu, keduanya saling bertatapan, mata biru indah dan amethyst menawan itu seolah saling menghipnotis.
Senyuman di bibir Hinata memudar berganti dengan tatapan terpesona memandang ketampanan lelaki pujaan hati nya itu, pun Naruto meneguk ludahnya menatap betapa cantik nya wajah gadis kesayangannya, jantung keduanya berdebar sama cepat-nya, udara seketika terasa memanas di antara keduanya.
Sepasang mata safir itu lalu menatap lekat bibir Hinata seakan menginginkan nya, jari Naruto perlahan mengelus bibir yang diingat nya dulu terasa sangat lembut, ia menginginkan bibir itu sekarang!
Seolah tau apa yang akan di lakukan Naruto, perlahan Hinata meletakkan kedua tangannya di bahu Naruto dan menutup mata, lelaki itu tersenyum melihat gadis itu yang menutup mata seakan juga menginginkan hal yang sama dengannya.
Perlahan Naruto menghapus jarak diantara mereka, Hinata meremas pundak lelaki itu saat merasakan sentuhan lembut bibir lelaki itu di bibirnya, perlahan satu tangan Naruto meraih tengkuk Hinata untuk memperdalam ciuman mereka dan satu lagi memeluk pinggang gadis itu untuk mempersempit jarak mereka, pun tangan Hinata kini telah melingkar di leher Naruto mencoba membalas lumatan lembut lelaki itu pada bibirnya.
Ciuman lembut yang tidak menuntut itu berlangsung sedikit lama, keduanya saling menyalurkan kerinduan serta cinta yang telah lama tertahan.
•••
Jamgan Lupa Vote dan Komen, Terimakasih 🫶
Jj-Ni
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Want You -Naruhina-✔️
Romance💜ONLY WANT YOU! Ego, gengsi, keadaan, serta kesalah pahaman yang terus menerus terjadi membuat hubungan mereka menjadi sangat rumit, apakah bisa dua manusia yang ternyata saling mencintai itu berakhir bersama dan menemukan akhir yang bahagia?. •Nar...