Part 30

685 74 10
                                    

"Terobsesi?"

Satu alis Tamaki terangkat ketika mendengar anggapan Hinata tentang Naruto.

"Mmm"

Hinata mengangguk ragu-ragu, sebenarnya ada rasa bersalah saat malam itu ia menuduh Naruto terobsesi dengannya, apa mungkin itu salah satu alasan Naruto menghindari nya karena lelaki itu merasa tersinggung?

"Ku rasa kepala mu terbentur cukup keras Hinata" Tamaki menyipitkan mata dan menggeleng heran dengan prasangka Hinata tersebut, sementara gadis itu hanya menatap langit-langit kamarnya, apa dugaan nya itu salah?

Tamaki bangkit dan duduk seraya bersidekap "ku lihat dia benar sungguh mencintai mu Hinata, sangat terlihat jelas dari mata dan sikap nya" Hinata menatap Tamaki lalu ikut duduk disamping wanita itu.

Tamaki melanjutkan ucapannya "obsesi bukan seperti itu" sementara Hinata yang mendengar sanggahan itu semakin menunduk, ia sungguh resah sekarang.

Tamaki menegakkan duduknya dan memposisikan diri menghadap gadis tersebut, Tamaki pun mulai mengintrogasi Hinata.

"Apa Naruto pernah melarang mu melakukan sesuatu?"

"Tidak pernah"

"Memaksa mu melakukan sesuatu atau memaksa mu untuk ikut dengan nya?"

"T-tidak"

"Mengancam mu?"

Hinata mengernyit dan menggeleng "tentu saja tidak pernah"

Itu semua adalah perlakuan Toneri padanya namun Naruto tak pernah bersikap seperti itu, bahkan kalau di ingat-ingat, dirinya yang dulu lah yang bersikap seperti itu pada Naruto, Hinata merutuki dirinya sendiri ketika mengingat bahwa sewaktu kuliah dulu ia mengejar-ngejar Naruto dengan paksaan serta ancaman.

Tamaki menghela nafas dan memegang kedua bahu Hinata "lalu dimana letak obsesinya Hinata? dia hanya menyayangi mu dan mencoba melindungi mu dari Toneri"

Kening Hinata mengernyit mendengar penuturan Tamaki yang mengatakan Naruto ingin melindungi dirinya dari Toneri "Apa maksud mu Tamaki?"

Tamaki pun akhirnya menceritakan semua yang ia tau, Naruto yang begitu marah saat tau tentang Toneri, bagaimana sibuknya Naruto bertukar pesan dengan Shikamaru yang ternyata lelaki itu menyuruh Shikamaru mencari keberadaan Toneri, dan betapa paniknya Naruto ketika tau Toneri menyadap ponsel Temari dan akhirnya tau dimana Hinata berada.

Tamaki tentu tau semuanya, karena lelaki itu selalu mendatangi suami nya, meminta suaminya mengarahkan kepolisian dan banyak lagi permintaan Naruto pada Kiba agar Toneri tidak dapat masuk ke desa Konoha.

Hinata terdiam, ia tak menyangka Naruto akan melakukan semua itu untuk dirinya "benarkah?" Tanya Hinata dengan suara yang sedikit bergetar menahan tangis nya yang seperti nya akan pecah.

Tamaki mengangguk, ia lalu kembali berbicara "kau tau, waktu kau demam tinggi, Naruto selalu bolak-balik menanyakan keadaan mu, ia selalu merenung melihat mu dari pintu, aku sampai heran kenapa ia tak mau masuk, tapi dia berkata tak ingin mengganggu dan membuat mu terbangun"

Hinata kembali tertegun, sungguh ia merasa sangat ternyuh, Naruto sangat menjaga nya dan masih sangat mencintainya namun ia malah menyakiti lelaki itu dan menuduhnya yang tidak-tidak.

"T-tapi... sepertinya sekarang Naruto sudah tidak menginginkan diriku" Hinata menunduk, mengingat bagaimana interaksinya belakangan ini dengan Naruto yang sangat minim bahkan mungkin tidak ada.

Tamaki mengangkat satu alisnya merasa tak mengerti "Apa maksud mu?"

"Naruto sudah tidak mau lagi berbicara dengan ku, mungkin saja ia tersinggung.. atau.."

Only Want You -Naruhina-✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang